Selasa, 30 Agustus 2022

Sabar dan optimis

 QS 39 : 53

Sabar dan optimis


Ketika berbicara tentang cara kita memandang dunia, kebanyakan dari kita termasuk dalam salah satu dari dua kategori yaitu optimis atau pesimis. Disaat kita sedang dirundung masalah, percayalah bahwa setiap permasalahan dalam hidup pasti dapat terselesaikan. Cobalah untuk menghadapi permasalahan hidup dengan positif, jika memandang hidup dengan keluhan dan amarah pasti hidup ini akan menjadi beban yang berat akhirnya putus asa.

Jangan pernah menyerah dan berusaha lari, tapi hadapilah cobaan yang ada di depan kita dengan sabar.

Dalam QS 39 : 53 Allah melarang kita putus asa dari rahmat Allah. Yang jadi masalah di QS 59 : 19 kita seringkali lupa diri sehingga Allah pun melupakan kita.

Optimisme dalam menghadapi persoalan dan masa depan merupakan bagian integral dari keberimanan seseorang. Belajar optimis berarti belajar mereformasi iman, menyesali dosa-dosa masa lalu (bertaubat), tidak mengulangi kesalahan, dan bertekad menyongsong masa depan yang lebih baik.

Oleh karena itu, belajar optimis seyogyanya tidak berhenti pada perbaikan kualitas hidup di dunia, tapi juga bervisi jauh ke depan, yakni harapan baik dalam kehidupan akhirat kelak.

Belajar optimis di QS 18 ; 110 bukan sekadar keinginan tanpa tindakan nyata. Belajar optimis harus disertai usaha dan doa.

Usaha itu di QS 33 : 21 dapat diwujudkan dengan kembali meneladani perjalanan hidup Rasulullah SAW yang tidak pernah surut dari ujian dan cobaan, bahkan ancaman terhadap keselamatan jiwanya.

Salah satu penyebab putus harapan adalah berpikir negatif (su’udzon), tidak mengingat Allah, dan krisis keteladanan. 

Dengan belajar optimis, kita dapat membangun komitmen baru, berpikir positif, etos kerja produktif,  dan selalu mensyukuri karunia Allah SWT, sehingga cita-cita mulia selalu menjadi target perjuangan hidupnya.

Belajar optimis diiringi dengan doa dapat menjauhkan diri dari murka Allah, karena Allah sangat senang jika dimintai, lebih-lebih hamba yang meminta kepada-Nya dengan penuh optimistis.

Optimislah, siapa pun yang sabar dan tekun akan mekar seperti bunga akan indah seperti purnama dan menakjubkan seperti kupu-kupu.❤️

Sabar adalah nasehat mas ipul tiap saat menelpon karena aku merasa hancur hatiku, U Edi, U Mim, U Yus, U. Hayat bahkan abi Ihya. Setelah aku renungkan yang membuatku hancur adalah sikap, perkataan murid. Semua teman dan pimpinanku mendukung, mengerti dan selalu memberikan solusi, atau paling tidak mendengarkan ceritaku atas semua drama yang ada. 

Sampai suatu ketika suamiku bilang "Syukur saja terus, bayangkan wajah senyum mereka". Aku balas "Apa yang harus aku syukuri mas, hatiku hancur, disana aku dicinta, disini aku diremehkan, diketawakan, dicuekin". Suamiku balas "bersyukur karena mereka bukan anakmu sendiri". Jlek, aku langsung membenarkan, aku bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar