QS 40 : 4
Pentingnya Keseimbangan Hidup
Manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki berbagai macam hasrat dan keinginan dalam hidupnya. Bila hasrat dan keinginan tidak dipandu dengan akal yang jernih dan ajaran agama yang luhur dapat menimbulkan keserakahan, kerakusan, ketidakpuasan berlebihan dan hal-hal lain yang dapat merusak bahkan melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri. Karenanya kita harus menyadari pentingnya keseimbangan hidup baik dalam mewujudkan hasrat maupun melenyapkannya.
Dalam QS 40 : 4 pada akhir ayat Allah memperingatkan Nabi Muhammad supaya jangan terperdaya dengan kemewahan yang diperoleh dan keberhasilan usaha orang-orang kafir. Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad namun dimaksudkan pula untuk umatnya, sebagaimana kita lihat banyak ayat yang ditujukan kepada Nabi SAW tapi pada hakekatnya ditujukan pula kepada semua umatnya. Nabi SAW selama hidupnya tidak pernah Terperdaya oleh bujukan dan tipuan siapapun.
Kaum muslimin di QS 3 : 196 - 197 tidak boleh terperdaya oleh kehidupan mewah orang-orang kafir yang tujuan hidupnya hanyalah mencari kekayaan dunia semata. Bagaimanapun juga semua ada batasnya dan sifatnya sementara paling lama sama dengan umurnya, sesudah itu akan mendapatkan siksaan yang amat pedih di akhirat.
Kita harus tabah dan sabar menghadapinya serta di QS 28 : 77 tetap berjuang untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat❤️
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “bukanlah orang yang paling baik diantara kamu, orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia hingga ia dapat memadukan keduanya (dunia dan akhirat). Janganlah kamu menjadi beban orang lain.” (Hadis riwayat Ibnu Asakir dari Anas bin Malik)
Hadis di atas mengajarkan bahwa seseorang harus memiliki keseimbangan hidup, baik persoalan duniawi maupun persoalan ukhrawi. Dunia bukan hanya sebagai tempat sandiwara, tetapi juga sarana dan perantara untuk kehidupan akhirat yang abadi selama-lamanya. Tanpa kehidupan dunia yang baik (aman, tentram dan memungkinkan untuk beribadah), hampir mustahil bagi kita untuk menggapai kesuksesan akhirat kecuali bagi orang-orang tertentu.
Syekh Muzaffer, seorang tokoh sufi asal Istanbul berkata, “sibukkan tanganmu dengan melakukan pekerjaan duniawi, dan sibukkan hatimu dengan Allah.” (Psikologi Sufi: 47).
Kesimpulannya dalam hidup hendaknya kita dapat hidup secara seimbang, dengan mengutamakan kebahagiaan akhirat sebagai visi kita, dan juga merengkuh kehidupan dunia serta kenikmatannya sesuai dengan ridha Allah, sebagai bekal kita untuk kehidupan akhirat kelak.
Mari manfaatkan waktu kita sebaik-baiknya dengan kesadaran penuh bahwa usia dan kehidupan kita itu ada akhirnya, dan mencari akhir yang baik (khusnul khotimah) adalah kuncinya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. :
Kerjakanlah urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Dan laksanakanlah amalan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.
Meluruskan niat untuk pertama kali berangkat ke sini, untuk beribadah meraih ridho Alloh. Alhamdulillah aku bisa berdoa sebanyak-banyaknya, solat sebanyak-banyaknya. Awalnya itu karena kwajiban, lama-lama karena merasa butuh pertolongan Alloh saat diriku sangat terpuruk oleh kebencian mereka yang sebenarnya adalah pelampiasan rasa belum krasan, adaptasi lingkungan baru. Akibatnya mereka membenciku dengan alasan gak jelas. Merasa gak pingin diatur, padahal aku juga gak banyak mengatur karena memang disetting untuk mereka nyaman terlebih dahulu.
Mereka mengakui kalau dulu solat saja jika mood datang. Temannya ke rumah pinjam mukena dia juga tidak terketuk hatinya untuk ikut solat. Rumahnya hanya 100 meter dari masjid, saat adzan dia juga tidak ke masjid. Solat hanya saat romadhon saja. Bahkan saat orang bangun untuk solat tahajud, dia berangkat tidur karena semalam sudah nonton drama korea sebanyak 16 episode. Di sini dia masuk karena dipaksa oleh ortunya yang ingin menjadi lebih baik. Alhamdulillah sejak 20 agustus ssudah mulai semangat mengajinya. Masuk penjara kebenaran...heheh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar