QS 36 : 7
Keingkaran dan Kejahatan Akhlak
Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini memiliki sifat khusus. Karena sifat khusus itulah ia dinamakan :
- Malaikat, diciptakan Allah dengan sifat khususnya selalu patuh pada Allah dan selalu berbuat baik. Karena kepatuhan itulah disebut dengan malaikat.
- Setan, diciptakan Allah dengan sifat khususnya selalu ingkar kepada Allah dan selalu berbuat kejahatan, karena itulah dinamakan setan
- Manusia, diciptakan Allah dengan sifat patuh dan ingkar. Kepatuhan manusia kepada Allah bisa melebihi malaikat daripada malaikat, karena jika malaikat patuh tidaklah aneh, karena ia tidak mempunyai sifat ingkar. Akan tetapi, jika manusia yang patuh dapat dikatakan luar biasa, karena manusia sanggup mengekang sifat ingkarnya.
Begitu pula keingkaran manusia bisa melebihi setan daripada setan. Sebab setan tidak pernah memotong-motong manusia, sedangkan kerusakan manusia tidak hanya mampu memutilasi sesamanya, bahkan tega melakukan perbuatan yang sangat rusak sekalipun.
Keingkaran dan kejahatan akhlak menyebabkan hati tidak mampu menghayati kebenaran dan tidak mau tunduk kepada Allah. Hingga Allah bersumpah di QS 36 : 7 bahwa sungguh, pasti berlaku perkataan hukuman karena tidak beriman dan menolak risalah Nabi Muhammad.
Perumpamaan bagi orang-orang yang tidak mau beriman di QS 36 : 8, seolah-olah belenggu telah dipasang di leher mereka, tangan diangkat sampai ke atas dagu. Hal demikian menyebabkan muka mereka selalu tertengadah.
Demikianlah gambaran orang yang tidak beriman karena dia tidak dapat menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mengambil perbandingan. Belenggu itu demikian erat, sehingga tidak memungkinkan kepalanya bergerak sama sekali. Allah di QS 23 : 71 telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
Sebagaimana di QS 111 : 1, ketika Abu Jahal hendak melaksanakan niat jahatnya, Allah membutakan matanya. Ia kembali kepada kaumnya dalam keadaan buta.
Dia menceritakan bahwa ketika hendak melaksanakan niatnya tiba-tiba muncul seekor binatang besar yang siap hendak menerkamnya. Seandainya batu itu ia lemparkan juga, binatang itu pasti menerkamnya.
Ada yang mengatakan bahwa makna belenggu di sini adalah arti majazi (kiasan). Jadi yang dimaksud dengan belenggu adalah penghalang yang menghalangi niat seseorang untuk beriman kepada Allah.
Untuk itulah Allah membimbing manusia dengan mewajibkan beribadah kepada-Nya agar rohani manusia selalu bersih dan bening. Dengan kebersihan rohani inilah keinginan jasmani manusia akan dapat terkendali.
Tempat bersemayamnya rohani manusia pada hati. Kebersihan hatilah yang menentukan buruk-baiknya seseorang. Dalam QS 22 : 46, mata hati yang buta akan lahir akhlak yang jahat. Apabila terdapat hati yang bersih, maka akan lahir di sana akhlak yang terpuji.
Ahli hikmah berkata, "Hati yang bercahaya akan melahirkan watak terpuji, seperti keikhlasan, kejujuran, kesederhanaan, dan kepemimpinan. Sedangkan hati tanpa nurani akan melahirkan watak kotor dan biadab."
Dengan hati yang bersih kita dapat mengoreksi diri. Dengan hati yang bening kita dapat mengendalikan diri. Allah Yang Maha Suci tidak mungkin dekat atau memberikan nur-Nya kepada hati orang yang tidak suci. Al Qur'an tidak pernah mampir kepada orang yang hatinya kotor dan berkarat, walaupun ia bisa menghafal Al Qur'an.
Wallahu'alam bishawa❤️🙏
Kita tidak usah mendeskripsikan siapa kita, namun dengan cara kita bicara, isi pembicaraan kita, respon sikap kita terhadap orang lain, cara kita bergaul dengan teman maka orang akan bisa menilai siapa diri kita.
Menceritakan kebaikan siapa saja di hadapan orang lain untuk menghargai orang tersebut. Menyembunyikan orang lain untuk menyimpan aibnya, namun orang lain akan tetap bisa mendeteksi sikap walaupun kita tutupi karena itu mencerminkan isi otak, isi hati sehingga walaupun orang lain menutupi tapi diri sendiri dengan sikap yang dilakukan akan tetap bisa dibaca orang lain. Seorang anak SD yang bergaul hanya dalam 2 hari satu malampun akan bisa merasakan respon yang ada pada setiap orang, karena melihat komunikasi yang terjadi antar sesama. Kecerdasan emosi dan hati yang akan menilai dan pastinya tidak terlepas dari penilaian Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar