Sejenak Pagi
Kesabaran
Dari Abu Said yaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta - sedekah - kepada Rasulullah Sholallohu 'Alaihi Wasallam., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda: "Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan ku simpan sehingga tidak ku berikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri - dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rizki kepuasan oleh Alloh dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Alloh - kaya hati dan jiwa - dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikaruniai kesabaran oleh Alloh. Tiada seorangpun yang dikaruniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas - kegunaannya - daripada karunia kesabaran itu."_
(Muttafaq 'alaih)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits di atas:
1️⃣Barang siapa yang melatih diri untuk bersabar, maka Alloh Ta'ala akan menjadikan dia sabar.
2️⃣Kemudian disebutkan dalam kalimat keempat bahwa jika Alloh Azza wa Jalla memberikan kesabaran kepada seorang hamba, maka pemberian itu merupakan anugerah yang paling utama dan pertolongan yang paling luas serta paling agung.
3️⃣Sabar, seperti halnya akhlak-akhlak terpuji lainnya, membutuhkan kesungguhan jiwa dan latihan. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang melatih diri untuk beruntuk,” yaitu orang yang mencurahkan jiwanya untuk bersabar, “Maka Alloh Azza wa Jalla akan menjadikannya sabar,” yaitu Alloh Ta'ala akan menolongnya agar ia bisa bersabar.
Sabar itu merupakan pemberian yang paling agung, karena ia berkaitan dengan semua urusan seorang hamba dan sebagai penyempurnanya. Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam segala keadaan selama hidupnya.
4️⃣Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam segala hal, di antaranya:
a. Dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh Ta'ala sampai dia bisa mengerjakan dan menunaikannya,
b. Sabar dalam menjauhkan diri dari maksiat kepada Alloh Ta'ala sampai dia bisa meninggalkannya karena Alloh Azza wa Jalla,
c. Sabar atas takdir-takdir Alloh Ta'ala yang menyakitkan sampai dia tidak marah karenanya, dan
d. Bahkan seorang hamba membutuhkan sabar atas nikmat-nikmat Alloh Ta'ala dan hal-hal yang dicintai oleh jiwa, sehingga dia tidak membiarkan jiwanya tenggelam dalam kesenangan dan kegembiraan yang tercela, tetapi dia terus menyibukkannya dengan ketaatan dan bersyukur kepada Alloh Azza wa Jalla.
Kandungan dalam Al Qur'an
1. Seorang hamba membutuhkan kesabaran dalam setiap keadaannya. Dengan kesabaran, seorang hamba akan mendapat kemenangan;
“…Sedangkan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), ‘Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.’ Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.”
(QS. Ar-Ra’du/13: 23-24)
2. Mereka mendapatkan surga beserta kenikmatannya;
"Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka…"
(QS. Al-Furqân/25: 75)
3. Alloh Azza wa Jalla telah berjanji akan memberikan perkara-perkara yang tinggi dan mulia bagi orang-orang yang bersabar. Di antara perkara-perkara tersebut:
~ Alloh Azza wa Jalla berjanji akan menolong mereka dalam semua urusan.
(QS. Al-A’râf/7: 137)
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Wallahu A'lam Bisshawab
Ketika aku pingin lepas dari ini semua, kembali ke masa lalu. "Kenapa aku harus sabar? " Aku harus selesaikan amanah ini dengan husnul khotimah.
Sari di pondok yang pertama di Turky, dekat dengan istambul, 1 jam saja kalau mau ke Istambul. Namun harus sabar karena abinya sulit diajak pergi dari asrama. Padahal waktu itu banyak urusan dengan bank akhirnya uang 200K dari tante habis. Abinya kalau pergi mintanya cepat-cepat pulang sehingga belum puas dan terpenuhi kebutuhan sudah diajak pulang. Chef nya tidak bisa masak sehingga masakannya kurang disukai anak Indonesia. Muridnya sekitar 70 orang sehingga kemakmuran makanan kurang terjamin....Aku dan suamiku hanya bisa bilang "sabar aja Ri, syukuri pasti nanti akan mendapat hal yang lebih baik"....makanan pernah gak ada beras, makanan kemarin diangetin, uang saku tidak lancar.....sabar aja Ri, pondok yang lain masih lebih melas.
Akhirnya awal Agustus 2022 pindah ke pondok yang lebih desa, kotoran sapi pun tercium di pondok saat pagi hari. Untuk mencapai pondok perlu melewati sawah dengan perjalanan 2 jam dari pondok pertama. Namun Alhamdulillah pondok yang sudah berusia 30 tahun itu memberikan makanan yang lebih enak karena chefnya pinter masak, tiap minggu bisa menyembelih ayam, muridnya hanya 12 dari indonesia dan 15 dari Turky. Abinya sabar diajak jalan sampai puaspun masih menuruti....Alhamdulillah buah kesabaran memetik kebahagiaan.
Kini aku tidak hanya menasehati anak-anakku namun aku memaksa diriku untuk sabar. Masyaalloh ini pelajaran dari Alloh mengingatkan diriku "Ojok mek pinter nasehatin anak, coba rasakan bagaimana harus sabar dan beradaptasi dengan lingkungan, murid, teman kerja, sistem kerja yang baru" .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar