KASIH SAYANG RASULULLAH SAW
Abdullah bin Abu Bakar Radhiyallāhu ‘anhumā berkata, “Seseorang menjelaskan kepadaku bahwasanya pada hari terjadinya Perang Hunain, aku memakai sepatu yang keras dan berat. Aku (tidak sengaja) menginjak kaki Rasulullah SAW dengan sepatu itu. Beliau mendorongku dengan tongkat di tangannya seraya berkata, “Bismillah, kamu menyakitiku.”
Kemudian, sepanjang malam, aku menyalahkan diriku sendiri karena telah menyakiti Rasulullah, dan aku terjaga sampai pagi dalam keadaan yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Ketika pagi tiba, seseorang bertanya, “Di mana si fulan?” sambil mencariku. Kemudian, aku mendatangi Rasulullah SAW sambil berpikir, “Sesungguhnya mereka mencariku karena kejadian kemarin,” dan aku khawatir akan datangnya sesuatu dari Allah SWT tentang diriku. Rasulullah SAW berkata kepadaku sebagai berikut,
“Engkau menginjak kakiku dan menyakitiku kemarin, jadi aku mendorongmu dengan tongkat. Sekarang, ambillah delapan puluh domba itu sebagai hakmu.”
Masyaalloh Rosululloh menyakiti sedikit saja minta maaf dengan menyebut nama Alloh.
Fira saat itu juga meniru Rosululloh, Saat berjamaah kaki harus rapat, dia tidak sengaja menginjak kakiku, walau saat itu aku tidak merasa dia bilang "Ustdh maaf ya kaki ustdh tadi terinjak".
Aku juga berusaha meniru Rosululloh. Saat Dhea menolongku mengiris sawi untuk pentol, ternyata setelah matang pentolnya habis. Teman-temannya semangat makan di hari hujan. Saat aku bilang "yuk berbagi dengan Dhea" mereka berpandang-pandangan karena mungkin merasa bersalah.
Sebelum solat magrib aku dekati Dhea, aku pegang tangannya "Maaf ya nak, kamu gak kebagian pentol sawi yang kamu iris". Alhamdulillah sambil tersenyum tulus "Gak apa-apa ustdh". "Alhamdulillah kamu sudah kembali pada jalan yang benar. Malamnya sambil masak bercerita kalau memang dalam keluarganya kekerasan biasa terjadi. Budaya daerah menyebabkan ayah keras dalam hal fisik dan ibu keras dalam hal kata-kata. Hanya Alloh yang bisa menuntun hati umatNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar