SUDAH IKHLASKAH KITA??
✍️Sudah ikhlaskan melepas anak-anak berjuang?
Saat Kyai membatasi aturan pertemuan dan penjengukan
Dan ternyata mereka menangis karena merasa tidak kerasan
Mampukah kita sebagai walisantri menahan diri untuk tidak mendatangi?
Untuk tidak diam-diam ke pondok, berusaha mencari informasi dari banyak orang, minta foto, minta Video call, minta diperhatikan berlebihan dari ustadz walikelas, musyrif Konsul, musyrif organisasi dan sebagainya.
Padahal disaat disiplin ini diberlakukan Kyai sudah mempertimbangkan
Agar anak-anak lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan
Agar mental keberanian mereka terasah
Agar jiwa kedewasaan terbentuk
Agar kepribadian mandiri mulai dijalani
Jika hal ini belum mampu kita hindari jangan berharap Kelak mereka menjadi alumni kaffah yang pemberani ...
✍️Sudah ikhlaskah melepas anak-anak berjuang?
Saat Kyai memberikan lauk bergizi meskipun sederhana utk makan sehari-hari dan membatasi mereka untuk tidak membawa uang berlebihan
Lalu diam-diam kita menyelipkan sejumlah rupiah dalam paket-paket makanan yang hampir seminggu sekali dikirimkan
Atau mengumpulkan iuran bulanan bahkan mingguan per kelas, per konsul untuk kemudian diberikan yang katanya sebagai lauk tambahan agar gizi mereka terpenuhi, tercukupi seolah pihak pondok dan Kyai mengabaikan hal ini
Dengan alasan kasian, khawatir mereka tidak bisa jajan dan sejumlah alasan klasik ala orang tua lainnya
Padahal saat Kyai menerapkan aturan
Mendidik Agar mereka bisa hidup sederhana
Agar mereka bisa menahan diri dan tidak bermewah-mewahan
Agar mereka belajar tirakat
Karena salah satu syarat penuntut ilmu adalah tirakat
Membentuk pribadi yg rendah hati, membuka pintu keberkahan
Karena belajar bukan sekedar trnsfer ilmu juga pengetahuan
Tetapi kesungguhan dan keberkahan menjadi pembuka jalan kemudahan
✍️Sudah ikhlaskah melepas anak² berjuang?
Saat di Pondok mereka menghadapi permasalahan, bergesekan dengan teman, merasa kelelahan dengan padatnya aktivitas yang diberikan.
Lalu dengan tergesa mengambil keputusan, memprotes pondok, membawa mereka keluar, memindahkan ke lembaga lain yg menurut kita nyaman
Padahal dengan beragam problematika dan kesulitan tersebut sesungguhnya mereka tengah dididik mendewasakan diri sendiri
Menjadikan mereka survive dan dewasa
Terbiasa menghadapi masalah sendiri, bukan lari kepada orang tua,
Mampu mencari solusi bukan menghindari apalagi ditinggal pergi
📝Mengingatkan kembali nasihat Kyai bahwa Pondok bukan sekedar tempat mencari ilmu Agama tapi pondok adalah tempat belajar belajar hidup yang islami.
Menyayangi mereka tak harus selalu memanjakan, bukan?
Mengasihi mereka tak harus selalu memenuhi keinginannya, bukan?
Karena pada hakikatnya justru kita harus menyiapkan diri utk berpisah dengan mereka
Kelak dewasa akan hidup dengan Keluarganya, kemandiriannya, kemampuannya dan masa depannya
Bukan lagi dengan kita orang tuanya
Lantas jika ada walisantri yang berkata
"Anak saya sdh lama di pondok masih aja tetap manja, dirumah banyak tidurnya, jangankan membantu org tua maunya dilayani saja, sedikit2 panggil Mama, bla bla bla"
Coba tanyakan pada diri sendiri sudah seikhlas apa kita sebagai orang tua mempercayakan mereka kepada pengasuhan Para Kyai dan Ustadznya di Pondok?
Seberapa besar kita masih sering melanggar disiplin yg sdh di terapkan pondok?
Sejauh apa kita memaknai pesan Kyai untuk TITIP (TEGA, IKHLAS, TAWAKKAL, IKHTIAR, PERCAYA PADA PONDOK) ?
Karena hakikatnya pendidikan tidak berhenti pada interaksi Guru dan murid (santri) tetapi peran dan do'a orang tua memberi pengaruh penting terhadap hasil yang Akan dicapai pada masing² santri kelak saat mereka menjadi alumni
Wallahu a'lam bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar