Sabtu, 14 Agustus 2021

Literasi Emosi

“SEMINAR LITERASI EMOSI  BERSAMA DANDIAH” 

Jumat 13 Agustus 2021  

Materi disampaikan oleh pasangan suami istri paling romantis abad ini....hehehe..... bapak Dandi Birdie dan bu Diah Mahmudah. Beliau mendirikan lembaga pusat konsultasi Dandiah. Masyaalloh mereka kompak. Inilah resume materinya.........

Mungkin bagi kebanyakan orang sudah familiar mendengar istilah "Emotional Intelligence" atau biasa disebut Kecerdasan Emosi. Sekilas yang terbayang dari istilah tersebut adalah bagaimana kita bisa menempatkan emosi kita dengan baik dan baik. Emosi yang terlalu dipendam itu tidak baik, begitu pula emosi yang seringkali mudah meledak. 

Dari cuplikan gambar diatas mengingatkan pada suatu hari saya dan teman-teman memasuki ruangan bioskop, dan menjelajahi beragam emosi

Ada senang, sedih, takut, marah dan jijik. 

Saat 'bola' sedih mau datang, udah dilawan jauh-jauh sekali oleh si senang. Padahal, beragam emosi hadir, ya untuk dirasakan. 

Apa pernah mendengar literasi emosi? Bedanya apa dengan kecerdasan emosi? 

Bagaimana kita bisa membangun kecerdasan emosi? Atau lebih baik membangun literasi emosi? 

Seperti yang Steiner bilang diatas, 

"Emotional literacy  is Emotional Intelligence from heart to heart"




Era pandemi ini kita mengalami banyak tantangan; mengajar anak sekolah daring, menemani suami WFH, sambil melakukan rutinitas sebagai ibu rumah tangga yang seakan tak ada habisnya…nah, terkadang, saat kelelahan mendera, kita ko’ tiba-tiba jadi mellow yaaa, merasa LONELINESS dan perasaaan DRAMATIC lainnya. Apa solusi yang ditawarkan DANDIAH? 

Solusinya ada tiga,

Pertama; Libatkan rasa

Biasakan menulis jurnal atau puisi untuk melibatkan rasa, dengan mencurahkan perasaan, maka akan mengurangi perasaan kesepian. Menulis juga merupakan self healing terapy yang sangat di anjurkan, menulis sebagai katarsis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Ambil dua buah kertas, tulis semua perasaan yang dipendam di kertas yang pertama, kemudian kucek atau robek dan buang
2. Lalu ambil kertas yang kedua, tulis rasa syukur, kebaikan2 dan hikmah dari kejadian tersebut, sering ulangi katarsis seperti ini. Dengan melibatkan rasa, maka bunda akan merasa meaningfull dan terhindar dari loneliness,

Solusi yang kedua adalah tetap terkoneksi. 

Koneksi merupakan kebutuhan jiwa setiap insan, koneksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Koneksi dengan diri sendiri, jadi bunda, setiap habis shalat subuh dan mau tidur kita berdoa pada Allah dan berbicara dengan hati nurani, tentang memaafkan, tentang harapan-harapan, maupun apresiasi atas pencapaian sekecil apapun,
2. Koneksi yang kedua adalah dengan sesama, bisa dengan menanyakan kabar, say hallo, yang penting kita terhubung dengan teman atau keluarga
3. Koneksi yang ketiga adalah dengan Yang Maha Mencipta, setiap shalat dan mengaji, hadirkan hati kita seolah kita betul-betul ada di hadapanNya

Yang terakhir adalah Bertatap muka, 

Sesekali lakukan video call  dalam suasana santai, atau mungkin bertemu teman yang satu frekuensi secara offline jika memungkinkan.

PPt materi lengkapnya ada looo ...liat link berikut 
https://drive.google.com/file/d/12wLiqfzl6vBTbWFTMRk8QYsqMZtrseOR/view?usp=sharing


Taman Botani Sukorambi, Jember 4 April 2021 

Arak-Arak Situbondo 2021


Sari Wisuda, 26 Juli 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar