Sabtu, 14 Agustus 2021

Berinvestasi bersama Bumi

 

Berinvestasi bersama Bumi

 

Bapakku bercerita saat sekolah SD pernah diludahi oleh gurunya karena tidak bisa mengerjakan pelajaran matematika. Memang karakter beberapa guru jaman boleh dibilang kejam, kurang sabar walaupun itu semua tergantung pada kepribadian si guru. Guru-guru biasanya mengajar dengan membawa kayu untuk memukul muridnya, bisa juga penggaris kayu ataupun langsung memukul dengan tangan dan juga mencubit. Trauma ludah gurunya itu yang membuat bapakku putus sekolah hingga kelas 3 SD saja.

Bapakku karakternya peka hatinya, teman yang lainnya masih belajar walaupun diperlakukan gurunya dengan apapun, namun bapak mudah patah hatinya. Saudara bapakku 7 orang yang 4 orang menjadi pegawai itu karena pendidikannya yang cukup tinggi pada jamannya. Akibatnya bapakku pekerjaannya berganti-ganti, pernah menjadi penjual sepeda, pernah bekerja sama dengan temannya untuk memelihara sapi dan sapinya mati. Sampai pada titik penemuan pekerjaan, bapakku menjadi buruh tani di sawahnya Pak puh Sarji, pak Puh Sartam. Kedua saudara bapakku merasa kasihan dengan kehidupan bapakku dan beliau bertiga membeli sawah untuk dikelolah oleh bapak.

Bapak orangnya utun dan jujur sehingga kedua kakaknya percaya untuk mengelola. Menanam jeruk, sayuran, padi dan jagung. Saat memelihara sawah, bapak berprinsip apapun yang dimakan hewan itu adalah sedekah, walaupun tetap menyemprotkan anti hama. Bapak tidak mau mengusir burung yang makan padi, sehingga di sawah tidak pernah ada orang-orangan atau plastic Ravia yang dibentangkan sepanjang sawah untuk mengusir burung. “Manuk yo butuh mangan, toh manuk ora mungkin iso ngentekne pari sak sawah iku, yo wes ben e to, sopo sengan nguwehi mangan lek gak pari neng sawahe awak e dewe” begitulah bapak memberitahu aku. Bahkan kalau ada makanan busuk maka bapak hanya bilang “wes rezekine kuman-kuman, ora usah getun

Ayat QS 15 : 19  suatu anugerah bagi kita yaitu petunjuk tentang  bercocok tanam. Bercocok tanam kita dapat memahami yg di maksud dg kalimat terakhir di ayat QS 15 : 19 .... Allah tumbuhkan disana segala sesuatu menurut ukuran. Hal ini menerangkan bahwa setiap tanaman itu memiliki kadar unsur tertentu yg harus dipenuhi dan berimbang, di  setiap tanaman tidak sama kebutuhannya utk setiap proses pertumbuhannya.

QS 71 : 19 - 20 Allah menjadikan bumi itu mudah dijelajajahi dan hamparan di mana hal tersebut merupakan nikmat yang harus diingat dan disyukuri.

Selain bumi,  di QS 6 : 99 Allah juga memudahkan adanya baik dari langit maupun bumi. Dari langit Allah turunkan hujan sedang dari bumi Allah alirkan sungai-sungai yang kemudian bisa menghidupkan bumi.

Lalu QS 15 : 22 Allah meniupkan angin sebagai kabar gembira yang mampu menggiring awan dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan. 

Ayat-ayat ini  merupakan peringatan dari Allah untuk manusia atas nikmat bercocok tanam.

 

Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah Saw bersabda:

"Tidaklah seorang Muslim menanam pohon, tidak pula menanam tanaman kemudian hasil tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia atau binatang melainkan (tanaman tersebut) menjadi sedekah baginya." (HR Imam Bukhari).

Hadits ini  menunjukkan betapa bercocok tanam tak hanya memiliki manfaat bagi seorang Muslim saat hidup di dunia. Bertani atau bercocok tanam juga memberi manfaat untuk kehidupan di akhirat kelak. Sebab, tanaman yang dikonsumsi dan menjadi sumber kehidupan bagi manusia, hewan dan burung akan menjadi sedekah bagi orang yang menanamnya.

Inilah yg disebut dengan berinvestasi dengan bumi yaitu jika kita bercocok tanam banyak sekali yg dapat memanfaatkan dari  tanaman itu, diantaranya :

1.     tanah nya jd subur dan gembur shg dapat menyerap air dg sempurna, dan air itu di serap akar tanaman utk tumbuh kembangnya tanaman, lalu tanaman yg cukup air akan tumbuh subur dan menghasilkan O2 yg di hirup (dibutuhkan) manusia begitu pula udara jadi segar.  Berjuta orang merasakan manfaat tanaman.

2.     air yg terserap tanah atau tersimpan dalam tanah bs jd sumber mata air yg sangat di butuhkan manusia .......

MaasyaAllah itulah perenungan dan nasihat bapakku dari bercocok tanam kita sdh bs berfastabiqul khairat ......mari kira berinvestasi bersama bumi💪😌

Ini Potert putunya yang senang menyawah....di Prigen....sawah ajang berpose







Tidak ada komentar:

Posting Komentar