Selasa, 29 Oktober 2024

Desa

 

Alhamdulillah Cah Ndeso Neng Kutho


Bersama tour guide saat di Turky, 11 Mei 2014

Aku sejak SD di sekitar rumahku, kabupaten mBlitar (hehe)…. Alhamdulillah selalu juara 1 sampai 3, ya namanya berusaha ya naik turun. Teman sainganku namanya Irwan sekarang sudah sedo, Teti Yunita dulu pernah jadi TKW saat muda, Dwi Handarisasi sekarang jadi Ahli Gizi di Jember. Pindah ke sekolah di Kotamadya SDN Bendo 2 dengan maksud supaya bisa masuk SMP di kota Blitar. Bapakku mbelani aku dititipkan di KK keluarga besar beliau di desa Bendo. Temanku berlari secara akademis di Bendo namanya Listiami jadi guru di Bogor, Nina jadi ibu rumah tangga, Indarwati sekarang jadi guru di mBlitar.

Alhamdulillah sebenarnya aku bisa masuk SMP 1 Terbaik di kotaku, namun aku insecrure sehingga memilih SMP 3, SMP level 2 di kota Blitar terbukti murid SMA 1 Blitar kebanyakan dari SMP 1 dan SMP 3. Di SMP 3 aalhamdulillah juga masuk kelas B artinya kelas level 2 dan aku ingat komentar teman SMP ku saat reuni kemarin “Kamu Asri kan? Yang dulu selalu juara kelas?”. Aku paling senang bahasa jawa, nulis huruf jawa selalu 100 nilaiku. Paling aku benci fisika, contaoh soalnya kalau dikerjakan pak Amin guru yang mirip Ahmad Albar seakan enak dan bisa, pas ulangan bingung…”Aku SMA gak akan milih jurusan A1/Fisika”. Aku punya genk namanya ETSA : Ery, Tutik, Sri ariati dan Asri. Ery sekarang anaknnya 5 ada yang hafid quran, Tutik dan Sri Ariati sudah tidak pernah kontak lagi sejak lulus SMP.

Alhamdulillah aku di terima di SMA 1. SMA 1 adalah sekolah terbaik di kotaku, banyak banget alumninya yang di PTN termasuk Mbak Laili yang telah membuat aku berjilbab di masa jilbab itu dilarang. Aku termasuk 2 orang gadis berjilbab diangkatanku. Temanku satunya namanya Ida yang mas kandungnya juga aktivis masjid kampus di IPB. Mbak Laili dari kelompok PKS yang kuliah di Kedokteran UB, sekarang masih jadi dokter di Cabean dan akhir-akhir ini mencalonkan diri jadi anggota dewan.  Beliaulah yang mencuci otakku hingga aku berani menjual giwangku untuk membeli seragam sekolah yang muslimah. Perseteruan terjadi di keluarga besarku karena aku berjilbab, namun Bapakku hanya bisa diam tidak memihak siapa-siapa. Keluarga pak puh dan sepupu sepupu yang sering meledek aku “Jilbaban emang wes hafal qu’ran? Emang wes katam kitab2?”. Aku hanya bisa diam….Alhamdulillah Alloh menolong lewat anak-anakku kini menjadi pembelajar quran dan kitab2 pondok Sulaimaniyah. Dan doanya bapakku juga “kowe palajaran opowae oleh biji 85 ora popo, neng lek pelajaran agama kudu 95”, mewajibkan nilaiku bagus di Agama. Alloh pasti mengabulkan doa, entah kapan dan lewat cara bagaimana,  hanya Alloh yang tahu.

Aku ingin membantu Bapakku yang petani dan emakku yang pedagang di rumah dengan sekolah di PTN. Waktu itu sekolah negri biayanya murah. Namun aku kasihan jika harus meminta uang untuk les bimbel…mahal. Maka sejak kelas 1 aku serius belajar dan menjaga stabilitas nilai dan rangking kelasku. Aku masuk kelas 1.2, kelas  level 2 juga di angkatanku. Aku aktif juga di organisasi, saat pemilihan OSIS aku jadi ketua MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas). Organisasi ini yang membuatku makin bersemangat dan makin dekatlah aku sama pak guru BK idolaku, namanya pak Agus. Perjaka dari desa Binangun Blitar selatan yang sangat desa atau pelosok.

Yaa ada energi khusus ketika bisa dekat dengan beliau, yang pada akhirnya aku jatuh cinta. Namun karena status guru dan murid maka tidak terjadi suatu hal pun. Namun hingga aku punya anak 4 beliau masih ingat aku walaupun tak pernah berjumpa. Beliau cerita pada tetanggaku  yang namanya pak Topah. Pak Topah  menjadi teman pak Agus saat haji “Saya punya murid namanya Asri”. Kata tetanggaku “O itu anaknya sepupu saya, sekarang sudah punya 4 anak”. Guru BK ku yang asli yaitu bu Endah sering menggojlok jika aku main ke bu Endah “. Gak tahu ya…apa hanya rasa gede atiku saja merasa disenengi guru…heheh. Pernah ketemu beliau sekali saja di stasiun Blitar saat itu anak saya 4 dan beliau punya anak 3 yang masih kecil-kecil.

Pak Agus yang mengarahkan aku memilih PTN yaitu UNIBRAW Biologi, karena memang aku suka biologi. Biologi membuat aku semakin dekat sama Alloh, merasa sangat takjub dengan ciptaan Alloh yang ada dalam diri ini dan juga alam sekitar. Sampai sekarang masih kontak sama pak Agus yang sudah pensiun. Sebagai murid, saya tak pernah melupakan jasa beliau. Sering beliau saya kirimi pulsa. Pernah cerita sama muridnya, yang murid itu adalah saudara saya “Murid pak agus namanya mbak Asri, iku kalau ngirim pulsa gak itungan”.

Alhamdulillah aku masuk jalur PMDK atau sekarang jalur undangan. Saat temanku masih belajar di bimbel aku sudah tidak mikir mau kuliah di mana. Betapa senangnya aku dan keluargaku. Dalam keluarga besarku hanya aku dan Mas Agus sepupuku putra kebanggaan pak puh Sartam yang saat itu kulian di ekonomi UGM dan pada akhirnya menjadi manager BNI. Waktu itu se SMA 1 yang diterima jalur undangan di UB hanya 4 anak dan salah satunya aku…alhamdulillah aku bisa bantu bapak emakku.

Saya  ikut tes STAN atas saran pak Puh Sartam. Sementara sudah diterima di PMDK UB, aku diwanti-wanti sekolah untuk meneruskan di UB karena sekolah akan di black list karena itu supaya ilmu manfaat aku meneruskan di UB. Tes di STAN tidak boleh pakai jilbab sama pak Puh karena takut tidak diterima gara-gara pakai jilbab. Uhhhhh….Aku sangat malu, takut bertemu teman dan paling takut kalau dimarahi Alloh, aku tak berani menatap sekitar…..malu poolll. Maka tes ku tidak saya isi nama supaya tidak diterima heheh. Karena sudah dicuci otakku juga she sama mbak Laili bahwa STAN itu tempat basah, banyak orang terpeleset dunia karena harta di STAN sangat menggiurkan. Alhamdulillah akhirnya aku milih tetap di UB.

Alhamdulillah kuliah di UB aku punya teman baik, Annisa Rahmawati yang dia umurnya lebih muda dari aku namun dia lebih dewasa. Dia mengajak aku lomba karya ilmiah tingkat Universitas dengan judul “Pemanfaatan enzim Bromelin pada batang buah nanas sebagai pengempuk daging”. Jadi yang dimanfaatkan adalah bagian tengan dari buah nanas yang keras itu, kok ya pas itu adalah bagian nanas yang aku sukai. Alhamdulillah juara 1 tingkat universitas Brawijaya. Culun banget aku waktu itu, aku belum begitu faham dengan penelitian, Annisa yang mengajari aku dan menjelaskannya. Alhamdulillah waktu nikahku Annisa datang bersama putri kecilnya. Sampai sekarang aku masih sambung terus dengan Annisa, dia sempat menyambangi aku di BSA.

Alhamdulillah, saat PKL aku mendapat peluang meneliti bersama dosenku bu Catur di Kali Mas Surabaya. Itulah pertama kalinya aku menginjak Surabaya. Aku meneliti bentos di Kali Mas sebagai indikator kualitas air. Penelitian itu aku mengamati cacing darah yang hidupnya bergerombol dan paling membuat aku takjub adalah, mereka bergerombol di bagian kepala. Aku mendiskusikan hal tersebut dengan kyainya bapakku, Bah Kung Toyib. Beliau memberiku hikmah bahwa “cacing saja bersatu kepalanya dan ekornya bergerak, artinya bahwa kita bersaudara harus bersatu pikiran untuk melakukan aktivitas kebaikan, maka dari itu kita ada di kelompok pengajian Ta’awun, artinya saling tolong memolong”. Itulah hidupku, sejak belia sudah senang menghadiri pengajian walaupun itu di komunitas yang usianya jauh diatasku.


                                               Silaturohmi ke rumah bu Catur di Malang 21/8/24

Alhamdulillah aku skripsi juga mendapat sponsor dari dosenku yang bernama DR. Bagyo Yanuwiadi. Beliau adalah putra dari Kepala Sekolahku saat aku SMPN 3 Blitar yaitu bapak Isman. Aku meneliti pengendalian hama dengan melepaskan kupu2 yang sudah diradiasi sehingga mandul, pengendalian hama hayati. Sampai di Batan Jakarta untuk meradiasi pupa jantan bersama dengan Mas Agus Salim. Gratis semua, saat itu pertama kalinya menginjak Jakarta. 

Namun taqdir berkata lain, saat di ujung analisi data, tak kusangka aku ambruk kena sakit tipus dan TBC. Dokter berkata “Mbak Harus rawat inap”. “Astagfirulloh dokter, sebentar lagi saya ujian skripsi” pintaku sambil menangis. Namun memang aku sudah tebal beneran 17 hari aku berbaring di rumah sakit,  panas naik turun dan sesak nafas, keringat dingin. Bapakku dengan setia merawatku dan emakku bagian mondar mandir melayani kebutuhan kami. Harus minum obat 4 macam sehari 3x tidak boleh bolong. Berat badan turun drastis, kulit putih pucat dan badan lemas, jalan 5 meter sudah sesak nafas, maka aku cuti kuliah 1 semester. Pergi ke mana-mana emakku yang memboncengku. Al Fatihah buat emak dan bapak.

Alhamdulillah saat kuliah aku bisa membantu emakku dengan mendapatkan beasiswa Supersemar sampai lulus, bergabung penelitian2 hingga gratis dan sempat menjadi guru privat di beberapa rumah. Aku sangat menyukai menjadi guru walaupun saat itu gajiku sebulan 50k dan dipotong untuk naik angkot dari Kertopamuji ke jalan sulfat, aku sangat menikmati. Saat lulus UB aku bergabung dengan Baitu Mall Waatmwil (BMT) yang bergerak bidang perdagaangan dan juga membuka les-lesan untuk siswi SD di desa Sumberingin hingga selesai saat aku menikah 1 April 1999.  

Tahun 1999 setelah menikah beberapa bulan aku merasa gak enak hanya di rumah saja, memelihara jangkrik namun belum bisa berkembang baik,  aku ingin mengajar.  Aku melamar di Sekolah islam di SD Raden Patah Semolowaru diterima oleh kepala sekolah saya Pak Naim yang hebat. Beliau adalah kepala sekolah SD Pucang juga, masyaalloh sangat bijaksana. Aku kenal dengan guru-guru yang baik, Pak Hakim yang brewok, Bu Titi yang kalem. Semua membimbingku sebagai guru baru yang saat itu hamil 3 bulan.

Setiap hari aku masuk hingga jam 13. Saat itu aku sedang hamil muda. Sangat menderita karena aku sering keringat dingin,  muntah tiap pagi, berkunang-kunang dan mengeluarkan ludah yang asin dan akhirnya muntah. Makan tidak bernapsu, males makan, apalagi jika di suruh makan nasi dari mejig com yang warnanya sudah kuning dan baunya menyengat serta sudah mblenyek “sudah makan aja gak apa kok ini” kata suamiku sebelum aku berangkat kerja. Terpaksa deh demi menghargai keluarga suami. Di sekolah aku njajan mei, nasi goreng dll yang dijual di kantin. Wah sangat rewel hamilku hingga aku sering berkeringat dingin, kalau sudah gitu wes lemes dan muntah saat ngajar. Teman temanku yang membuatkan the anget dan membelikan makanan biar bertenaga lagi.

Yang paling kuingat rasanya yaitu saat kecemplung got saat mau berangkat mengajar di SDI Raden Patah. Saat itu yaitu saat berangkat kerja naik motornya mbak Mudi. Barusan juga berani naik motor di kota besar yang ramai, belum terlalu canggih. Saat itu belok di suatu gang kecil, posisi harus menyeberang dan jalannya naik di gang sempit. Menyeberang jembatan yang tidak ada tutupnya. Jadi gas dan rem serta semua kecerdasan motorik harus berperan, maka “Mak Blung” aku kecemplung di got yang hitam. Posisi duduk manis di got dan motor nyanthol di atas jembatan…wih bayangin….alhamdulillah Alloh menciptakan rahim itu kuat sehingga Sari sehat hingga kini. Alhamdulillah sepeda motor tidak ikut nyebur di got. Heheh langsung pulang balik dan semua baju dan tas bau got.

    Bersama Sari ke Bromo, 26 Juni 2024

Aku mengajar SD Raden Patah sampai menjelang melahirkan, awalnya hanya ijin cuti 3 bulan, namun karena ternyata anak pertama itu rewel. Lahiran dalam waktu 3 hari merasakan kontraksi, namun tidak segera nambah bukaan. Aku takut melihat ibu-ibu yang menjerit kesakitan saat melahirkan di rumah sakit. Maka aku nekat melahirkan di rumah, memanggil bidan yang biasanya memeriksa tiap bulan dan alhamdulillah normal. 40 hari Sari minta gendong di malam hari sehingga pinjam ayunan supaya bisa tidur sambil mengayun Sari. Dari merasa beratnya momong anak pertama maka suamiku meminta aku resign saja dan fokus pada anak. Saat itu gaji di SD 100.000, dengan jam ngajar sampai dhuhur saja.

Akhirnya tugas selesai saat aku melahirkan Sari. Pertimbangan untuk momongkan anak saja gaji tidak cukup ya sudah akhirnya aku keluar dan momong Sari. Suamiku berpamitan ke kepseknya yaitu pak Naim. Yang aku ingat bu Titi yang saat itu masih bujangan rumahnya di Semolowaru, pak Hakim yang brewok, Pak Ishak yang tinggi putih ganteng, itu saja seh yang masih aku ingat hingga kini.

Selanjutnya aku momong Sari, sambil cari kerja yang lain dan juga karena ingin menjadi PNS guru maka aku sekolah Akta 4 di Unesa yang masuknya siang habis dhuhur sampai magrib. Temanku diantaranya Mbak sita yang paling pinter, namun terdengar kabar setelah lulus kena kasus membunuh anak kandungnya. Mbak Didin yang masih nyambung hingga kini. Rumahnya di depan kelurahan kedung Asem tempat aku njebur saat hamil. Mbak didin masih nyambung sama yang namanya Paput. Mbak Didin adalah teman dari ustdh Heni guru TK Al Hikmah dan juga kenal dengan Mbak Kokom sahabatku.

  

Al Hikmah IIBS Batu, 14 Juli 2024

Cerita paling menghebohkan saat aku kuliah sore, Sari diajak menunggu aku kuliah di rumah Om Har. Sari agak sulit tidak selalu mau dengan orang lain kecuali dengan aku dan Mbak Rini. Saat itu di momong oleh mas Ipul, weh nangis dari asar hingga magrib, sampai seluruh tetangga Om Har heran dengan kebetahannya menangis.

Selanjutnya aku melamar di Insan Mulia dan saya gagal karena tidak bisa menggambar manusia utuh, hehehe. Saat Sari umur 8 bulan aku melamar lagi di Al Muslim dan diterima, namun karena harus fullday dan Sari masih belum 1 tahun maka sama bapak mertua diminta cari alternatif lain.

Ada yang lucu juga saat itu. Aku belum hafal jalur kendaraan di Rungkut, selesai wawancara aku terus saja jalur lurus padahal harusnya belok. Waktu itu polisi Surabaya memang terkenal tukang tilang, alias kejem ….t erang saja aku ditangkap polisi “pak maafkan saya, jangan ditilang saya pak, saya gak punya uang, ini saya barusan nglamar pekerjaan Pak, nanti saya dimarahi suami saya pak” kataku menghiba pada polisi dengan berbagai alasan. Alhamdulillah aku dilepas dari cekaman tukang tilang.

Aku melamar lagi di SMP Muhammadiyah 4 jalan Gadung. Alhamdulillah aku diterima dan mengajar biologi semua kelas. Aku hanya datang saat mengajar dengan gaji 150k. Bersyukur saja dengan gaji segitu sempatnya aku menyisihkan untuk kredit juicer bersama bu Sri, bu Anik Manintang, Bu Sastrawati, Bu Saroh, Pak Sohib suaminya bu Saroh, Pak Ali, Pak Lutfi, Pak Rahmat guru matematika, Bu Mudayah guru tata boga. Aku saat itu tergolong paling muda, jadi dianggap anak oleh ibu ibu di sana. Kepala Sekolahku bapak Halim. 1 tahun aku di sana ada lowongan di Al Hikmah, aku ijin tes ke pak Halim. Malah beliau menyemangati aku “Bu Asri ke Al Hikmah saja, saya doakan lulus, karena di sana bu Asri akan bisa berkembang”, begitu nasehat beliau sambil menghembuskan rokoknya.

Aku tes di Al Hikmah, belum lulus. Tesnya ada 1500 pelamar, dengan tes tulis, wawancara, tes  psikologi, tes mengajar dan diskusi dengan bahasa inggris oleh BPPT Jakarta. Semua sudah kulampaui dan menyisakan sedikit saja peserta tes, seakan optimis diterima. Namun karena SMP Al Hikmah tahun 2000 itu masih 1 kelas putra dan 1 kelas putri wajar saja kalau guru biologinya hanya butuh 1. Daaaannnn yang terpilih adalah ustdh Andika Karunia. Wuiih naangis aku di masjid al Hikmah “Sungguh tega kau Alloh, aku butuh pekerjaan”. Wajar pula seh, Ustdh Nina sudah pernah ke Luar Negri dan sampai saat ini bahasa inggrisnya paling jos diantara kami guru IPA.

Maka, kembalilah aku ke Muhammadiyah Gadung. 2 tahun kemudian ada lowongan lagi di SMP Al Hikmah dan dengan serangkaian tes serta saingan yang sekitar 600 pelamar. Alhamdulillah aku lulus. Pak Lutfi waktu itu kepala sekolahku, beliau bilang “Bu Asri jangan pindah, nanti saya jadika wali kelas”. Namun karena ingat petuah pak Halim maka aku dengan pesyaratan ngajar dulu sampai semester selesai aku baru boleh pindah ke Al Hikmah. Namun karena di Al Hikmah sudah ada pelatihan sejak bulan April, maka aku pagi ngajar di Muhammadiyah dan setelah dhuhur mengikuti pelatihan di Al Hikmah.

Alhamdulillah saat penandatangan kontrak ustd syakib bilang “Kalau ustadah ustadah tidak ingin pengankatan guru tetapnya tertunda, maka dalam 1 tahun tidak diijinkan cuti melahirkan”. Spontan aku menjawab paling keras “Iya ustad, saya tidak hamil”. Weh konyolnya aku yang optimis tidak hamil…..eeehhhh 2 minggu pelatihan aku hamil. Wah berbagai cara aku berusaha supaya gak jadi hamil, makan nanas muda, bersepeda dengan kencang….astagfirullooh nekat banget aku. Alhamdulillah jadilah Fahriza Akbar anak yang paling dewasa, paling besar badannya dan paling mirip ibu mertuaku waktu kecil.

FahRiza Akbar Ujian di KH, 21/8/24

Alhamdulillah ditengah kehamilanku, aku pelatihan menjadi guru terbaik saat lulus pelatihan guru baru itu. Ustad Edy memilihku menjadi wali kelas walaupun masih masa kontrak, mungkin karena aku sudah punya pengalaman mengajar 3 tahun di SMP Muhammadiyah. Namun karena aku hamil maka digantikan oleh ustadah Dyah Mira Qur’ani yang masih bujang.                                                                      

Alhamdulillah suamiku mendukung aku di Al Hikmah dengan segala macam hal yang aku butuhkan. Ngantar kami ber 6 jika pagi hari, menyebarkan anak kami di sekolah SD, Penitipan anak, TK Mutiara. Kemudian dia bekerja dan kalau waktu sore mengambil 4 anaknya dan mengumpulkan kami di depan Spot Center untuk kembali ke rumah mertua indah.  Hingga 4 kali aku mencoba untuk tes PNS tidak berhasil ternyata karena suamiku lebih ridho jika aku di Al Hikmah “Kamu gak akan lebih baik di luar sana”.  

Kini 4 anak-anakku sudah ke pondoknya masing-masing, ortu sudah tidak ada semua. Biasanya sibuk ngurus 5 anak. Saat kecil bahkan sampe masak nasi aja tidak mateng dan langsung masuk mobil bersama pancinya…alhamdulillah sampai di Al Hikmah sudah mateng dan membagi makanan untuk bekal 5 anak. Ini semua sudah berakhir. Episode yang dulu kerepotan berganti dengan kengangguren.  

Selesai ijin sakit aku ditelpon oleh U Anwar kepala sekolahku. Aku berpikir kalau mengabarkan bagaimana sakitku, ternyata  tawari oleh beliau untuk mengabdi di Boarding Batu. “Silahkan didiskusikan dengan suaminya ustdh”. Diskusi terjadi dan suamiku mengijinkan. Maka aku menjawab ustd Anwar “Kalau saya bisa dan dibutuhkan ya monggo saya manut ustd”. Ternyata semua temanku tim IPA ditawari dan semua memiliki alasan yang kaut. Bu Hida karena masih punya ortu u tuk dipulangi ke desanya. Bu Nina merawat ibunya dan suaminya luar kota sehingga harus mendampingi anaknya. Bu Yuli suaminya juga luar kota dan 3 putrinya sekolah di SD Al Hikmah. Bismillah…..Niat saya membantu YLPI, membantu teman yang semua punya alasan, sementara aku tidak punya alasan karena semua anak saya sudah mondok. 1 Juli aku berada di BSAl Hikmah……bersambung episode baru di Al Hikmah IIBS Batu.

Alhamdulillah cah ndeso neng khutho….Malang tempat hidup saat kuliah S1, Suroboyo tempat berkeluarga dan berkarya, Jakarta kunjungan penelitian dan lomba 3x, Banyuwangi mengantar siswa 2x, Jember tempat keluarga besar mertua, Bali wisata bersama teman S2 P2TK Dikdas Jakarta, Bandung pelatihan 10 hari dan mengantar Amel lomba biologi , Mekkah Madinah umroh 2x, Pamekasan rumah leluhur bapak mertua, Bangkalan, Situbondo karena Riza Mondok, Gresik karena Sari mondok, Bondowoso, Kertosono (pondok Hasna), Madiun rumah Mak Mi,  Istambul, Bursa, Pamukalle (mendapat hadiah dari U GATOT mengantar siswi)…terakhir adalah KOTA BATU…masyalloohh.

 

 

 

2 komentar: