Jumat, 25 Oktober 2024

Khataman Qur'an

 Khataman Qur'an

                            Penyerahan sertifikat Hatim Kubro I oleh Abi Yusuf, 5 Oktober 2024

        Aku mendapatkan kabar dari Abi Yusuf minggu lalu kalau akan khataman qubro sebelum perpulangan, namun belum pasti tanggalnya. Sore ini hari Kamis saat menunggu buka puasa tiba-tiba mendapatkan flyer dari Abi Yusuf. Masyaalloh diujung puasa aku tersungkur dalam sujud syukur dan menangis....Ya Alloh alhamdulillah Engkau maha baik dengan anugrah ter asri ini. Ini masih kebahagiaan dunia belum lagi nikmatnya di akhirot nanti....Trimakasih Abi Yusuf yang sudah membimbing Ismailku, memberinya semangat yang mengispirasi, telaten mendengarkan jika mungkin saat menghafal ada tersendatnya, menyimak hafalannya yang pasti sangat lama karena beberapa juz sekali duduk. Trimakasih abi David yang menyelenggarakan ini dan mengundang kami hadir. Baru pertama saya diundang Sulaimaniyah di acara yang mengharukan ini, walaupun 2 kakaknya juga sudah hatam. Kami jadi merasakan hatam qubro itu begitu diinginkan oleh semua santri dan orang tuanya. Kalau di sekolahku tasmik 1 juz itu adalah perjuangan makanya kami juga menghadirkan orang tua. Apalagi di Sulaimaniyah 30 juz, wow banget. Serasa sudah di sorga memperoleh mahkota.

        Sore itu juga aku ijin langsung ke kepsek kalau Ismail kahataman qubro bil ghoib 30 juz. Aku share fliyer nya dan langsung aku otw ke Arjosari. Alhamdulillah segera dapat bis dan setelah di Bungurasih dijemput suamiku. Kamis malam itu sudah mulai habis isyak, namun karena aku sampai di bungurasih sudah jam 21 maka Abi Yusuf menyarankan untuk besok pagi saja. Aku langsung ke Rungkut. 

        Jam 4.15 aku solat subuh di Juanda dan langsung menuju asrama. Ternyata Ismailku sudah sampai juz 8. Kami berdua menyimak, namun mungkin karena Ismail kaget akhirnya menjadi grogilah dan membuat kurang lancar. 1 Juz awalnya 16 menit, menjadi 30 menit. Kami bersepakat keluar ruangan untuk membelikan jajan buat semua warga Asrama. Aku menunggu sambil berdoa memyang bayangkan kelancarannya dalam setoran dengan 5 temannya yang menyimak. Trimakasih joko-joko solih yang bertugas menyimak, "itu sebuah pengorbanan waktu" kata ismail, "maka harus kita beri hadiah special mi"

        Pemberian penghargaan yang lebih heboh. Pagi jam 6 aku berangkat menjemput Ibrahim yang akan periksa gigi ke dokter. Dan mampir dulu ke dokter umum untuk aku periksa. Sambil menunggu suamiku yang akan menjemput Ibrahim meneruskan ke dokter gigi, hingga jam 12.30 baru samapi rumah. Padahal acara mulai jam 13.00. "Kalau naik mobil bakalan telat, aku aja yang membawa motornya mbak Yuni dan berangkat duluan". Untung tadi Mas ipul pinjam motor mbak Yuni sehingga aku ngebut dengan pesan suamiku untuk beli bensin dulu. Namun karena selak kesusu dan penunjuk bensin masih penuh  aku langsung gas, sambil terus bersolawat dan berdoa "Ya Alloh, gulungkan bumiMu sehingga sampai di pondok dengan cepat, Ya Alloh lambatkan waktuMu sehingga tidak telah, Ya Alloh buatlah skenario terbaikMu di acara pertemuan pondok sehingga aku tidak telat". 

        Blub...blub...blub.....tiba-tiba motornya mbak Yuni tidak bisa di gas....di tengah keramaian jalan Sidoarjo....astagfirullooh....

Apa yang terjadi dengan motor ini? 

Apanya yang rusak? 

Di mana ada bengkel?....

Siapa yang aku hubungi dulu? 

Abi abi atau suamiku? ....

Aku meminggirkan motor sambil bertanya pada orang dengan kegupuhanku "Pak bisa minta tolong dilihatkan motor saya?". 

"Itu di depan ada bengkel bu". 

Sambil bingung aku menelpon suamiku, barangkali dia melihat aku terdampar di pinggir jalan. "Mas, motorku macet". 

Suamiku menjawab "Kan udah aku bilang, belio bensin". 

Langsung aku buka jok ....Lha ternyata tutup bensinnya membuka artinya suamiku sudah menyaipkan untuk beli bensin. Langsung aku liat sekitar...alhamdulillah di depan aku berdiri ada bakul bensin....Masyaalloh....langsung aku starter...Alhamdulillah bisa. Nangis aku sambil motoran "Ya Alloh terimakasih, Kau begitu menyayangiku dan memudahkan segala urusanku". Alhamdulillah sampai di pondok dengan terengah-engah naik ke lantai 2...alhamdulillah acaranya masih penjelasan dari Abi Zaenal bidang pendidikan. Tidak lucu andai saat pemberian penghargaan orang tuanya telat. Ini masih penghargaan di dunia harus kuperjuangkan, penghargaan di akhirot apalagi. Maka kami sama-sama berjuang, 5 anakku berjuang di pondoknya masing-masing dan aku dengan segala aktivitasku. Ismailku ingin hatim kubro 40x seperti kakak kelasnya di Ghilmani, putranya bu Is namanya Hanan.....Umi doakan terkabul Le...lop u Le.

                                                                            

                                                                        


QS 18 : 6

Habibullah


Nabi Muhammad SAW, tidak diragukan lagi adalah  habibullah, beliau mencintai Allah dan dicintai  Allah, tetapi ada sebutan lain yang lebih tinggi dari itu yaitu khalilullah. Rasulullah SAW adalah  khalilullah, seperti yang beliau sabdakan,

“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku seorang khalil seperti halnya Dia menjadikan Ibrahim sebagai khalil.” (Diriwayatkan Ibnu Majah)


Nabi Muhammad diberi gelar habibullah (kekasih Allah SWT), maka sifat kasih sayang beliau sangat menonjol kepada sesama manusia yang merupakan pencerminan dari cintanya kepada Allah. Sehingga pada QS 18 : 6 Rasul SAW merasa susah (bersedih hati) melihat perlawanan kaumnya dan pengingkaran mereka terhadap ajaran-ajaran yang dibawanya sehingga sangat menyakiti hatinya. Allah mengingatkan Rasul agar tidak bersedih hati hingga merusak kesehatan dirinya, hanya karena kaumnya tidak mau beriman kepada al Qur'an dan kemajuannya. 


Hal ini tidak patut membuat Nabi sedih karena di QS 3 : 20 tugasnya hanya memyampaikan sementara di QS 2 : 272 Allah yang memberi petunjuk.

Semakin kuat cinta kepada Allah semakin besar pula kesihnya kepada umatnya.


Sebagai seorang muslim kita dalam QS 9 : 24 kewajiban mencintai Rasul SAW. Bahkan mencintai Rasul SAW merupakan bagian dari keimanan dan aqidah seorang muslim.


Kualitas iman kita sangat ditentukan dengan kecintaan kita kepada Rasul SAW. Orang yang memiliki iman yang sempurna selalu memposisikan cintanya kepada Rasul SAW dengan posisi urutan pertama dibandingkan cintanya kepada manusia lain. Cintanya kepada Rasul SAW melebihi cintanya kepada orang tua, istri, suami dan anaknya, bahkan dirinya sendiri. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “Tidaklah sempurna iman salah seorang kamu sehinga aku lebih dicintai dari kedua orang tuanya, anaknya dan manusia semua” (HR. Bukhari). Rasulullah juga bersabda: “Tidaklah sempurna iman seseorang sehingga aku lebih dicintai dari dirinya sendiri”. (HR. Ahmad)


Hakekat dan makna mencintai Rasul SAW pada QS 3 : 31 merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan cinta-Nya.

Wallahu'alam bishowab ❤️


Tidak ada komentar:

Posting Komentar