QS 4 : 20 - 21
Perjanjian Yang Kuat
Perjanjian adalah ikatan perkataan yang mengikat antara dua orang. Seorang muslim memiliki sebuah perjanjian yang sangat kuat dalam islam, Allah SWT di ayat QS 4 : 20 - 21 menyebut perjanjian yang kuat untuk pernikahan. Ada tiga perjanjian yaitu :
1. QS 4 : 20 - 21 perjanjian antara suami dan istri.
2. QS 33 : 7 perjanjian Allah dengan para nabi-Nya.
3. QS 4 : 154 perjanjian hamba-Nya dalam konteks melaksanakan pesan-pesan agama.
Dalam perjanjian yang kuat ini memiliki konsekuensi yang sangat tegas antara suami dan istri terikat satu sama lain dengan setiap hak dan kewajiban. Pada dasarnya perjanjian yang kuat ini di hadapan Allah, jika telah berjanji apakah pantas kita ingkar? Apalagi perjanjian dengan Allah yang Maha Menciptakan, sungguh tidak pantas jika ingkar kepada perjanjian yang amat kuat ini.
Dalam perjalanan perjanjian yang kuat ini, akan banyak sekali ujian melanda kita bahkan dapat dikatakan bahwa ujian yang paling lengkap ada nya di perjanjian yang kuat ini. Karena setan tidak mau kita menepati janji dengan Allah, setan akan memiliki penghargaan yang sangat tinggi jika mampu membuat sepasang suami istri berpisah oleh karenanya setan menggodanya di ayat QS 17 : 65 akan berpasukan berkuda. Ujian yang Allah berikan menjadi penguat kehidupan rumah tangga, cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi ujian adalah :
1. QS 2 : 153 bersikap sabar dan mohon pertolongan Allah.
2. Dewasa dalam menghadapi masalah bahwa di QS 64 : 14 bahwa diantara pasangan dan anak ada yang menjadi musuh.
3. Fokus pada akar masalah.
Setelah mengetahui akar masalah dari ujian tersebut, selanjutnya suami dan istri dapat fokus membahas mencari solusi atau jalan keluar.
4. QS 2 : 216 Husnuzhon kepada Allah.
Dengan begitu hidup akan tenang dan sabar dalam mengahadapi setiap ujian....yakinlah bahwa di ayat QS 3 : 186 ujian itu pasti karena sunatullah menguji, untuk kita menjadi dewasa dalam iman.❤️
Ayat ini menguatkan untuk terus saya memaafkan, sabar dan mohon pertolongan Alloh "Ya Alloh berilah kami kekuatan untuk bisa melaksanakan kewajiban kami sebagai suami, istri, orang tua bagi anak-anak kami, murid kami dan sebagai anak, sebagai warga neraga dan sebagai umat Alloh....aamiin"
Mulai dari bekerjasama membuat lantai dari kayu jati flooring bersama pak Sobirin, perumahan bersama pak wahab, jual beli HP bersama Yudi, jual beli rumah bersama Alif, membuat rumah bersama Om Chan weh sampe malu aku dengan om ku itu. Dan masih banyak lagi kasus yang terbengkelai yang tidak sedikit uang sebagai modal. Ibaratnya belajar dan membayar spp seumur hingga kini. Hal ini karena belajar terus dengan instansi yang berbeda, di mana instansi itu belum punya branded sehingga proses yang terjadi adalah belajar terus, training terus dan tidak ada yang gratis di dunia ini. Harusnya tekun di suatu bidang, namun jika ketekunan tidak ada maka yang ada hanyalah percobaan demi percobaan. Makanya aku menasehati semua anakku untuk tekun, jika belum punya branded komunitas maka ya maulah harusnya ikut di suatu lembaga yang sudah brabded. Makanya salah satunya adala sulaimaniyah yang sudah branded dan insyaalooh branded juga di hadapan Alloh.
Akhir-akhir ini sebenarnya saya sudah berhenti untuk tidak bergabung dalam membiayai pembelajaran, namun karena sudah percaya bahwa yang diikuti adalah lembaga yang branded maka aku mulai tidak tega melihat kesulitannya, wajahnya dan juga ekspresi nafasnya yang sangat berat. Berpikir bahwa dengan 5 juta akan menyelesaikan masalah, namun tidak selesai juga entah kemana uang itu. Tekanan terakhir dengan 18,5 juta aku kira akan bisa menyelamatkan, namun malah hilang dan dicabut proyek itu. Ya Alloh aku hanya berharap balasan dariMu. Ndongkol seh iya, tapi mikirnya "dongkol akan menyakiti diri sendiri".
Maka solusinya harus berpikir bahwa "Dewasa dalam menghadapi masalah bahwa di QS 64 : 14 bahwa diantara pasangan dan anak ada yang menjadi musuh". Ya bukan musuh juga seh, namun harus terus dimaklumi dan terus dipasrahkan pada Alloh, berharap mendapatkan rumah dari emas di sorga, dari pada di sorga menggandeng orang lain, lebih baik menggandeng ayah anak kita. Maka pemikiran selanjutnya adalah QS 2 : 216 Husnuzhon kepada Allah. Memang perannya dalam keluarga sebagai pendoa, penghalang dari api neraka. Paling penting adalah merasa bahagia bahwa Alloh telah mencukupi saya dengan rezeki yang berlimpah.
Sudah banyak contoh bagaimana seorang ibu merespon kondisi keluarganya. Ada yang meninggalkan rumah dan lari dari masalah hingga merasa bersalah karena suaminya meninggal sendirian. Hal itu karena si istri ingin memberikan pelajaran pada suami. Penyesalan yang tak terhingga walaupun menutupi dengan berbagai alasan.
Ada juga yang berani bercerai dan mencari suami baru. Hasil akhirnya juga masalah tidak berujung, bahkan bisa dikatakan menderita menjadi ibu tiri yang tidak diterima anak tirinya. Anaknya sendiri merasa dibuang, karena kurang diperhatikan. Pastinya seorang ibu akan terpecah perhatiannya pada keluarga barunya, dan bisa dimaklumi anak akan merasa tersisih. Belum lagi, anak harus menyesuaikan dengan keluarga baru ibunya, pasti akan merasa ada penolakan.
Ada juga mbak Panca yang sabar dengan segala kondisinya, semua hartanya habis untuk bertahan hidup bersama anak anaknya, menderita juga. Namun paling tidak sang anak akan menjadi hiburan baginya. yang terpenting masih ada penghalang dirinya diakhirat dari siksa api neraka. Ingat bahwa peran utama suami adalah menjadi penghalang dari api neraka, mencari nafkah itu adalah peran sekunder. Demikian cerita Ustad Nasrulloh saat ditanya seorang istri yang tidak dinafkahi suaminya.
Maka memilih memaafkan dan ridho terhadap taqdir Alloh maka percayalah bahwa Alloh akan menolong dengan caraNya yang paling Asri. Syaratnya harus ridho menerima, lepaskan beban, pasrahkan pada Alloh. Alloh hanya akan menolong hambaNya yang yakin padaNya. Seperti yakinnya seorang bayi pada ibunya, menangis teruslah maka sang ibu akan memberinya Susu. Menangislah terus pada Alloh dengan cara mu yang paling manja, maka Alloh akan menolongmu, membuat hatimu ikhlas. Yakin bahwa setiap orang punya perannya masing-masing, bisa jadi 5 anakku hafiz karena banyak hal yang terjadi dalam hidup ini. Hiburan dari Alloh atas segala ujian hidup ini. Percayalah Alloh maha mengatur....sampai aku bisa menyusul kembarku saat rihlah di coban rondo 23/8/24. Karena aku tidak sekalipun protes atas keputursan liburku saja yang di hari kerja....semua ada hikmahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar