Rabu, 14 Agustus 2024

Harapan Tanpa Ikhtiar Tidak Logis

Baim dan 6 temannya gaya plonthos


 QS 5 : 39

Harapan Tanpa Ikhtiar Tidak Logis

Dalam kehidupan dunia yang fana ini, tidak ada suatu hal apapun yang kita lakukan tanpa berusaha. Kita tidak bisa seakan-akan hanya berharap harta karun turun dari langit. Kita tidak bisa hanya menadahkan tangan pada Tuhan, dengan meminta apapun yang kita inginkan. Dan kita tidak bisa melakukan ritual semata tanpa usaha yang maksimal.  

Semuanya tidak luput dari yang namanya usaha atau ikhtiar. Apabila menginginkan segala sesuatu yang kita cita-cita dan impi-impikan haruslah melaui ikhtiar. Ikhtiar merupakan wasilah yang harus dilakukan manusia ketika ia menginginkan sesuatu dalam hidupnya. Jadi ikhtiar merupakan konsekuensi logis yang harus dilakukan setiap manusia apabila ia hendak memenuhi kebutuhan hidup.

Allah SWT pada ayat QS 5 : 39 adalah Maha Menerima Taubat, akan tetapi semuanya adalah membutuhkan sebuah syariat dan pengorbanan dalam pertaubatan. Allah dalam ayat QS 39 : 53 memberi motivasi agar kita tidak putus asa dan di ayat QS 71 : 10 ampunan Allah banyak dan tidak akan pernah habis.

Segala dosa yang diperbuat seperti meninggalkan apa yang menjadi perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya akan diampuni oleh Allah SWT apabila benar-benar bertaubat dari kesalahan yang telah dilakukan.

Terkadang manusia berputus asa terlebih dahulu sebelum mencoba untuk mengharapkan ridho dan ampunan-Nya. Banyak orang yang mengira Allah SWT tidak akan mengampuni dosa yang begitu banyaknya.

Bahkan hati seolah sudah tertutup karena kedurhakaan dan perbuatan kelamnya. Tapi Allah SWT, akan mengampuni dan menerima taubat hamba-Nya.

Diriwayatkan oleh Ahmad, dari 'Amr bin 'Anbasah bahwa telah datang menemui Nabi SAW seorang yang telah tua bangka dan berkata kepada beliau, "Hai Rasulullah, saya banyak mengerjakan kesalahan dan maksiat. Apakah mungkin kesalahan itu diampuni?"

Nabi SAW menjawab, "Apakah engkau telah mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah?" Orang tua itu menjawab, "Benar, bahkan aku mengakui bahwa engkau utusan Allah, "Rasulullah SAW menegaskan, Allah mengampuni semua kesalahan dan maksiat yang telah engkau lakukan itu." (HR. Ahmad)

Tetap optimis apalagi jika ingin bertaubat dan jangan berputus asa dari rahmat Allah SWT.

Harapanku memiliki pondok. Mau pilih yang kalangan midle up maka filosofinya seperti u Yus bilang "guru Al Hikmah membina murid yang golongan atas, nantinya akan jadi pemimpin maka kita semua harus bersyukur, nanti murid kita akan memiliki pengaruh yang lebih luas, terhadap anak buahnya yang akan dia pimpin." Effortnya memang lebih besar karena mereka terbiasa hidup dengan satu jari telunjukkan, artinya apa yang dia minta tinggal bilang dan menunjuk dengan jarinya maka akan datang dan terpenuhi keinginan. Bukan sekedar kebutuhan bahkan keinginan yang dia mau bisa dia pilih.

Mau pilih pondok salaf dengan segala keterbatasan, namun memiliki ketundukan, ketawadhukan terhadap kyai yang begitu tinggi. Pengaruhnya pada keluarga dan masyarakat sekitar. Namun kita tidak boleh underestimate tentang kemampuan santri dan masa depannya. Asalkan mau berusaha di jalan Alloh pasti alloh akan memberikan jalan hidupnya.  

Aku awalnya juga tidak yakin memondokkan Sari dan Riza. Wah nanti akan jadi apa ya? Pekerjaannya apa? Masa depan keluarganya bagaimana? Namun setelah bertemu Sulaimaniyah aku jadi yakin atas pendidikan di sana.  Di sana diajarkan semua ketrampilan yang dilatihkan secara bergantian pada semua santri. Anak-anakku bercerita ketika mendapatkan suatu tugas dengan berbagai kesenangan, kesulitan dan kebaikan dari tugas itu. Ketua pembersihhan ruang makan sudah di jabat Ibrahim tahun pertama. Dia harus keluar kelas lebih awal, bahkan ada temannya yang mengundurkan diri dari tugas itu karena ingin fokus pada pelajaran. Namun aku menyemangati bahwa tugas itu pengabdian dan hal itu pasti akan menambahkan kecakapan dan kemudahan dari pelajaran yang ditinggalkan karena niatnya untuk taat pada guru.

Hasna membersihkan karpet koridor yang cukup luas hanya dengan 4 temannya. Capek dan berkeringat itu pasti namun kembali pada niat pertama yaitu taat pada guru.  Pernah cerita kalau temannya mendapati BAB, pembalut yang masih kotor. Saat itu temannya pastinya jijik dan aku sempat berharap dia tidak mendapatkan tempat tersebut. Tahun kedua mendapat tugas dikamar mandi, alhamdulillah malah dilakukannya dengan senang. Hasna bercerita kalau sangat senang dengan tugas tersebut karena bisa main air dan tidak gerah/panas karena berkecimpung dengan air. 

Riza menyiapkan makan buat guru gurunya dilakukkannya di tahun pertama di Jemursari. Dia merasa senang dan tugas bergengsi.  Mencari donasi untuk mengajak kebaikan orang lain dilakukan semua santri dengan menelpon ortunya dan kolega ortunya. Waktu itu Riza dan Sari menelpon bude Rini dan bude Rini berkomentar "anakmu dek sopan banget cara mengajak berdonasi, kok wes pinter yo saiki". Menjadi petugas resepsionis dilakukan semua anak secara bergantian . Waktu bertemu di chat WA dengan salah seorang wali santri bercerita "Bu Asri, saya paling hafal putrane ibu namanya Riza, sangat sopan dan luar biasa ramahnya".   Setelah menjadi guru ada bagian yang tugasnya berceramah di zoom untuk membina wali santri misalnya yang dilakukan oleh  Abi Irfan. Mengajak kebaikan dan mendoakan masyarakat sekitar seperti yang dilakukan Abi Syahrul. Berbelanja ke pasar dan menyembelih ayam juga harus bisa dilakukan oleh semua Abi sulaimaniyah. Banyak hal yang dilakukan itu dalam rangka memberikan ketrampilan dan siap mengelola pondok dalam segala hal.

Menjadi ketua santri diasrama itu termasuk tugas yang tidak ringan. Tugasnya diantaranya adalah membangunkan temannya, mengurus kepanitian suatu kegiatan. Misalnya kegiatan rihlah, maka harus survey tempat, membuat acara lomba dan keakraban, mencari kendaraan. tugas tersebut diberikan secara bertahap. Saat SMP banyak kegiatan yang masih dibantu oleh guru dan setelah SMA gurunya tinggal sebagai fasilitator.  menjadi mediator bagi teman dan guru2nya. Hal tersebut dilakukan Riza di berbagai asrama, Alhamdulillah dia merasa enjoy melakukannya.  Alhamdulillah itu semua adalah bentuk ikhtiar yang kami lakukan untuk mewujudkan suatu harapan keluarga besar kami. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar