Ibrahim dan Ismail
Tiap sabtu atau Ahad kami dapat kesempatan menelpon anak dengan menggunakan HP jadul. Kali ini Ibrahim bercerita, banyak hal. Saya sebagai ibu selalu mengamati perkembangannya dari cerita-ceritanya.
Sekarang berganti gaya hidup dengan karena bergaul dengan banyak orang kaya. Minta HP yang bisa main game dan IG an. Karena temannya banyak yang punya HP bagus sehingga dia kepingin. Kalau di Al Forqon temannya lugu-lugu tidak mengerti medsos dan HP nya biasa. Kini di pondok baru dia berteman dengan anak yang kebanyakan kaya. Baju dan barang barang minta yang branded. Walaupun masih bisa dikendalikan dan diajak berdiskusi penting dan tidak nya suatu hal harus dibeli.
Dia berusaha meraih apa yang diinginkan. Dia minta beli HP dengan cara menabung uang sakunya yang diminta secara disiplin dalam sebulan. Ismail tidak minta sangu karena merasa kaya, uangnya 1 juta dia pegang di pondok yang jarang terkurangi karena makanan di pondok enak sehingga merasa cukup.
Dia sangat menjaga penampilan dengan menghilangkan tahi lalat menggunakan obat yang di beli lewat shopy, namun ketahuan ustad Gus Dur sehingga dilarang meneruskan penggunaanya. Nurut dia sama ustadnya, padahal ketika aku larang untuk menghilangkan dia masih ngeyel.
Dia menjaga penampilannya juga dengan jarang keluar pondok sehingga kulitnya putih. Namun yang harus dibetulkan sikapnya yang meremehkan temannya yang berkulit gelap...Kata hasna "bodi shemming" alias membahas dan membandingkan fisik seseorang.
Pernah merasa tidak diperhitungkan ustadnya, karena tidak dipilih menjadi wakil dari suatu perlombaan. Hari ini dia bercerita dengan bangga kalau dipilih oleh Ustad Syahrul untuk muqobalah/mengaji di masjid sebagai perwakilan pondok karena ustdad Syahrul percaya akan kemampuannya. Ustad Syahrul juga percaya karena dia adek dari Fahriza yang dulu diajar oleh ustad Syahrul.
Dia banyak cerita tentang temannya yang namanya Aua, karena Aua juga sering menceritakan dirinya ke ibunya. Hal itu membuat kedekatan mereka makin bertambah. Aua juga anak yang tahu cara akrab dengan orang, terbukti dia menitipkan salam untuk kami ortunya Ibrahim. Padahal anak seusia itu belum ada yang berpikir untuk nitip salam ke orangtua temannya, bahkan baru kali ini saya mendapat titipan salam dari temannya anak saya.
Ibrahim senang sekali dipanggil BAIM, keren katanya.
Anak kembar saja punya kareakter yang berbeda, apalagi jika tidak kembar.
Ismail masih lugu dalam berpakaian, cenderung nurut dan cuek dengan penampilan. Tidak banyak cerita tentang teman dan kejadian di pondok, semua dianggap baik-baik saja. Beli rubikpun dia pilih yang harga 15 ribu sementara Ibrahim pilih harga yang 50 ribu.
13 Mei 24
Alhamdulillah Ismail Aku mengetahui kalau Ismail masuk pada putaran 20. Padahal 4 Mei masih putaran 17. Dia serius sehari mengambil 3 halaman baru sehingga masuk putaran 20. Aku menghadiahkan uang 100k lewat Abi Davud, atas nama beliau supaya beliau bisa lebih dekat dengan anak kembarku. Ibrahim juga sudah putaran 8. Aku merasa jika yang memberikan hadiah kami, itu hal biasa namun jika gurunya dengan cara rahasia dan saat tidak punya uang pasti itu hal yang istimewa.
Tambah terharu lagi karena Ismail terpilih oleh temannya lewat sebuat kertas yang disebarkan oleh abi David memilih penggantinya Bilal. Jadi terpilih oleh temannya sendiri, dianggap layak menjadi ketua santri. Dia merasa itu sebuah kesempatan karena Bilal yang sudah terpilih malah mengundurkan diri. Bilal akan mendapatkan leptop dan iphone 13 dari ortunya jika keluar dari Sulaimaniyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar