Optimis
Masyaalloh aku mengagumi pemimpinku yang selalu optimis. Beliau di SMP menjadi penerus seorang kepsek yang pindah karena suatu hal. Di SMA menjadi penerus perjuangan pula dengan berbagai perbaikan sistem managemen. Di Boarding beliau menjadi pioner. Beliau selalu menjadi agen perubahan di suatu tempat, Pioner di tempat baru yang bisa jadi belum ada model sebelumnya. Suatu perjuangan yang butuh energi super besar, energi pengetahuan, pengendalian managemen dari segala sisi, kerjasama dengan berbagai pihak yang membutuhkan kemampuan komunikasi handal dan banyak hal lainnya.
Kini beliau menelorkan seorang pemimpin yang berkarakter mirip dengan beliau. Pemimpinku optimis, saat pelaksanaan Pekan Ilmiah Remaja, beliau mentarget 90 peserta, alhamdulillah tembus. Usaha dilakukannya hingga berkeliling Indonesia untuk bersilaturohmi ke SMA dan perguruan tinggi negri. Memperkenalkan sekolah ini pada khalayak dengan silaturohmi langsung adalah salah satu cara untuk memberikan pemahaman bahwa di sini, ada sekolah para calon pemimpin.
Sebagai pemimipin memang harus mencontohkan sikap optimis supaya energi positif itu menyalur pada anak buahnya. Semangattttt...
QS 39 : 53
Optimis Pada Rahmat dan Ampunan Allah SWT
Optimistis merupakan salah satu sikap baik yang dianjurkan dalam Islam. Sikap ini juga merupakan wujud keyakinan seorang Muslim kepada Allah SWT. Muslim yang optimis akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Manusia dalam QS 39 : 53 dituntut untuk tetap optimistis pada rahmat dan ampunan Allah SWT.
Segala dosa yang diperbuat seperti meninggalkan apa yang menjadi perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya akan diampuni oleh Allah SWT apabila benar-benar bertaubat dari kesalahan yang telah dilakukan. Sebagai contoh dalam ayat QS 20 : 120 - 121 nabi Adam telah melanggar larangan Allah terbujuk oleh bisikan setan, namun nabi Adam segera memohon ampunan dan di ayat QS 20 : 122 Allah menerima taubatnya.
Semua dosa manusia dapat diampuni seandainya Allah SWT berkehendak.
Dalam sebuah hadist ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan dosa orang yang syirik?” kemudian Nabi SAW diam sejenak dan laki-laki itu bertanya lagi, “bagaimana dengan dosa orang yang syirik?” Beliau menjawab, “Kecuali orang yang menyekutukan Allah SWT.”
Jika seseorang menelaah frasa ayat di atas secara cermat, maka ia dapat menemukan bahwa ada isyarat dari Allah SWT agar manusia tidak mencela pendosa. Karena Allah SWT pada konteks ayat ini memanggil mereka dengan panggilan hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, sebuah panggilan mesra dan penuh kasih dari-Nya, tanpa penindasan apalagi penghujatan.
Melalui panggilan tersebut, Allah seakan-akan berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas, Aku tahu bahwa kalian telah melakukan berbagai perbuatan dosa, baik disengaja ataupun tidak. Dosa-dosa kalian itu sangat banyak, sehingga kalian merasa kalian tidak pantas untuk menerima ampunan dari-Ku. Namun ketahuilah, hal itu tidaklah benar, ampunan dan karunia-Ku jauh lebih besar dari dosa kalian semua.”
Masyaalloh, makin cinta sama Alloh. Walaupun manusia salah tapi masih tetap diakui hamba dengan panggilan mesra "Hamba Ku". Padahal umumnya manusia kalau sudah orang lain salah maka tidak akan disapa.....itulah Alloh yang maha segalanya.
“Oleh karena itu, jangan kalian berputus asa dari rahmat-Ku dan teruslah memohon ampun kepada-Ku atas kesalahan-kesalahan kalian. Sesungguhnya Aku akan memaafkan segala dosa-dosa manusia sebanyak dan sebesar apapun sesuai keinginan-Ku. Dan ketahuilah bahwa Aku adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua makhluk di alam semesta.”
Dari QS 39 : 53 ini, kita juga belajar tentang psikologi dakwah Islam dalam perspektif Al-Qur’an, yakni mendahulukan cinta dan kasih serta kelembutan di atas segalanya. Pada aspek tertentu, kita memang harus ketat dan tegas. Namun di sisi lain, ketegasan tersebut jangan sampai membuat kita lupa bahwa agama Islam adalah agama yang mengutamakan cinta, kedamaian, dan kesejahteraan.
Wallahu alam bishawab❤️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar