CARA ALLOH
Cara Allah menyayangi kita terkadang bukan dengan cara memberi kita kebahagiaan dan kenyamanan, tapi dengan memberi kita berbagai musibah dan ujian. Sebab Allah ingin meninggikan derajat kita kelak di Surga. Sayyidah Aisyah saat ditanya Rosulloh "Punyakah pagi ini untuk sarapan?". Beliau menjawab "Tidak ada" maka Rosululloh dan sayyidah aisyah berpuasa. Itulah contoh wanita solihah yang tidak mempermasalahkan hal ekonomi.
Diskusi panjang seorang istri sepanjang jalan ke sekolah dan juga diskusinya bersama suaminya....ikutilah berikut iniiiii.....
Aku selalu menghibur diri dengan petuah ustd Abdullah Sahab bahwa "Kenapa kita selalu melihat ke atas, kesuksesan orang lain, dan menanyakan ke Alloh kenapa bukan saya yang jadi suksek, kok gak pernah kita bertanya kenapa kok saya yang jadi tukang sampah, kenapa kok saya tidak jadi pemulung? Semua itu kuasa Alloh, tidak peduli pendidikan kita apa, derajat kita di depan manusia apa". Mungkin aku dulu seperti ini, sejak petuah itu aku dengar seperti disambar petir hatiku dan aku sadar. Dulu aku tidak mau membandingkan diriku dengan Mbak Mut yang tetanggaku yang terkena musibah kecelakaan hingga giginya habis.....aku sadar semua bisa terjadi dan apapun bisa terjadi pada siapapun. Sejak itu harus banyak bersyukur.
Mbak Mut yang dinafkahi suaminya 20 ribu sehari sedangkan aku kadang sama sekali tidak ada nafkah. Itulah cobaanku, aku hanya berbaik msangka pada Alloh kalau Alloh telah memberiku rezeki dengan tidak kekurangan. Orang lain mungkin punya hutang, alhamdulillah aku tidak. Jika orang lain gajinya habis, alhamdulillah aku tidak. Kalau orang lain harus beli ini itu kebutuhan dapurnya, alhamdulillah simpanan barangku banyak. kalau orang lain bingung mau masak apa, alhamdulillah kulkasku selalu penuh dengan makanan.
Suatu malam aku sangat jengkel dengan suamiku yang selalu bilang pinjam uang namun tidak pernah kembali....namun aku selalu menghibur diriku, memaklumi kondisinya "Andai aku yang jadi kamu mas aku juga gak mau". Namun kenapa kau hingga kini enggan untuk bekerja. Apakah ini kesombonganmu yang merasa tidak pantas bekerja misalnya menjadi gojek atau yang lain. Sampe suatu ketika aku mikir "lebih mulia orang yang jadi tembel ban dan polisi cepek atau pencari cacing di sungai, mereka memberi nafkah kluarganya semampunya". Sampai aku mimpi kau menjadi polisi cepek dan aku mbatin "yo ngono akhire terbuka pikirannya". Jujur aku sangat malu membicarakan ini baik denganmu apalagi dengan siapapun, bahkan aku mau menulis ini di lepotop saja lo aku malu. dan menjaga perasannmu untuk tidak menyakitimu mas. Meng aku merasa kau laki-laki yang tidak wajar. Menurutku kau sombong, merasa tidak pantes bekerja ini, bekerja itu.
Ya Alloh kaget seh namun aku sudah menduga "Kamu kalau menyuruh aku kayak bos" suatu kata yang kau utarakan. aku sebenarnya sudah gemeeess mengalami kondisi ini, sehingga mungkin yang keluar rasa marahku. Namun aku bertekad untuk menjadi Khadijah mu Mas, walau aku juga tidak sesempurna beliau, dan aku akan juga memaafkan mu walau kamu juga tidak seperti Rosululloh. Aku akan berusaha menjadi bagian dari doa Rosululloh di tasyahut awal dan akhir yang itu merupakan percakapan dari Rosululloh bersama Alloh yang disaksikan malaikat. Malaikat bersyahadat akan kebaikan akhlaq Rosululloh saat didoakan Alloh "Assalamualaika ayyuhannabiyyu warohmatuloohi wabarokatuh" serta merta Nabi menjawab " Assalamualaina wa ala ibadillahissolihin". Beliau mendoakan kami semua yang termasuk orang solih dan aku ingin menjadi bagiannya walau itu berat. Namun aku yakin Alloh tidak membebani selain sesuai dengan kekuatan hambaNya. Lagian masih banyak di luar sana suami yang lebih tidak bertangung jawab.
Saat aku diantarkan berangkat kerja oleh suamiku aku bilang " Mas, aku beritahu ya, kalau aku berangkat kerja ndongkol, sepanjang jalan aku berdebat dengan diriku sendiri lo, padahal seharusnya aku berdzikir". Dia diam saja. Saya hanya yakin dalam diamnya pasti berpikir bahwa dia akan merawat terumbu karang yaitu aku dan anak-anaknya.
Namun satu penghibur istri itu.... yaitu janji Alloh ini.....
Rasulullah dan para sahabat sedang duduk di masjid, tiba-tiba mereka melihat Nabi tertawa. Lantas Umar ibn Khathab bertanya, “Demi ayah dan ibuku, apakah gerangan yang membuatmu tertawa wahai Rusulullah?”
Rasulullah menjawab, “Aku diperlihatkan oleh Allah dua orang dari umatku yang berselisih di hadapan Allah Rabbul Izzati. Salah seorang dari keduanya berkata, “Yaa Allah, ambilkanlah hakku dari saudaraku ini.”
Allah berfirman, “Apa yang akan kamu tuntut dari saudaramu sementara kebaikannya telah habis?”
Si penuntut menjawab, “Jika demikian, pikulkan kepadanya kesalahanku.”
Tiba-tiba air mata Rasulullah bercucuran, lalu beliau bersabda, “Sungguh hari itu adalah hari yang dahsyat. Manusia sampai membutuhkan agar ada orang yang menanggung kesalahannya.”
Lalu Allah berfirman kepada si penuntut, “Angkatlah mukamu dan lihatlah ke surga!”
Dia pun mengangkat pandangannya lalu berkata, “Wahai Rabb, aku melihat bangunan yang terbuat dari emas juga istana-istana yang terbuat dari emas yang dihiasi dengan intan permata. Untuk Nabi siapakah tempat itu? Atau untuk siddiqin manakah? Atau untuk syahid yang manakah tempat itu?”
Allah berfirman, “Untuk orang yang mau membayar harganya.”
Penuntut itu bertanya, “Wahai Rabb, siapakah kiranya yang akan memiliki tempat itu?”
Allah berfirman, “Kamu akan memilikinya.”
Orang itu bertanya, “Dengan apa aku bisa memilikinya?”
Allah berfirman, “Dengan memaafkan saudaramu.”
Orang itu pun berkata, “Aku telah memaafkannya, wahai Rabb.”
Allah berfirman, “Jika demikian peganglah tangan saudaramu dan masukkan ia ke dalam surga.”
Lalu Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah.Perbaikilah hubungan di antara kalian, karena Allah Ta'ala senantiasa memperbaiki hubungan antara sesama muslim.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar