Adab terhadap Guru
Oleh Asri Fahmiati, S.Si., M.Pd.
Disampaikan pada pembelajaran malam BLC 2025
Pembelajaran diawali dengan doa belajar Al Ashr dan doa belajar Al Quran karena Al Quran adalah sumber dari semua ilmu.
Allhummarhamni bilquran. Waj'alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana- allaili wa'atrofannahaar waj'alhu li hujatan ya rabbal 'alamin.
Artinya: “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al Quran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai tuhan semesta alam.”
- M Menunjukkan rasa hormat kepada guru dengan cara mendengarkan nasihat, menghargai
- pendapat, dan mengikuti ajaran mereka.
- TIGA MUSIBAH MEREMEHKAN GURU.من استخف بأستاذه ابتلاه الله تعالى بثلاثة أشياء : نسي ما حفظ وكل لسانه وافتقر في آخرهBarang siapa meremehkan gurunya, maka Allah Ta'ala akan memberikan 3 ujian berat kepadanya:1. Lupa akan apa yang telah ia hafal.2. Tumpul lisannya (dalam menyampaikan ilmu).3. Hidup faqir di akhir hayatnya.Sumber : Kifayatul Atqiya' wa minhaj al-asfiya' hal : 304
- Berbicara Sopan:
- Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak kasar saat berbicara dengan guru, serta menggunakan panggilan yang menghormati seperti "Bapak/Ibu" atau "Ustadz/Ustadzah".
- فَمَنْ يُؤْذِي أُسْتَاذَه يُحْرَمُ بَرَكَةَ الْعِلْمِ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ إلَّا قَلِيلًاBarangsiapa yang menyakiti gurunya, maka ia akan diharamkan dari keberkahan ilmu, dan tidak akan mendapatkan manfaat darinya kecuali sedikit. 🥹📖 Bariqotu Mahmudiyyah
- Mendengarkan dengan Seksama:
- Memberikan perhatian penuh saat guru sedang mengajar, tidak berbicara sendiri atau melakukan hal lain yang dapat mengganggu.
- Meminta izin sebelum bertanya atau berbicara, dan tidak menyela guru saat sedang berbicara.
- Mendoakan kebaikan untuk guru merupakan salah satu bentuk penghormatan yang tinggi.
- Menjaga nama baik guru dengan tidak membicarakan hal-hal buruk tentang mereka, baik di depan maupun di belakang guru.
- Bersabar terhadap kesalahan guru, karena guru juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.
- Menghargai Usaha Guru:
- Menghargai usaha guru dalam memberikan materi dan sarana pembelajaran.
- Bersedia membantu guru jika membutuhkan bantuan, dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan.
- قال ابو العباس المرسي :"كُلُّ مَنْ لَمْ يَصْبِرْ عَلَى صُحْبَةِ شَيْخِهِ إِبْتَلَاهُ اللَّهُ بِخِدْمَةِ النِّسَاءِ وَمَوْتِ القَلْبِ""Setiap orang yang tak sabar menemani (melayani) gurunya, maka Alloh akan memberinya cobaan menjadi pelayan wanita dan mati hatinya"( Imam Abul Abbas Al Mursi Ra )
- Tidak Bermain atau Makan di Kelas:
- Menunjukkan kesungguhan dalam belajar dan menghormati waktu guru dengan tidak bermain atau makan saat pembelajaran berlangsung.
- Menjaga Kebersihan Diri:
- Menjaga kebersihan diri dan pakaian saat bertemu guru, sebagai bentuk kesiapan untuk menerima ilmu.
- Ikhlas:
- Niatkan belajar karena Allah dan mengharap ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau mencari keuntungan duniawi.
Dilansir dari NU Online, Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta menjelaskan dari al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali ini dapat diuraikan kesepuluh adab murid terhadap guru sebagai berikut:
Pertama, mendahului beruluk salam. Seorang murid hendaknya mendahului beruluk salam kepada guru. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bahwa yang kecil memberi salam kepada yang besar.
Kedua, tidak banyak berbicara di depan guru. Banyak berbicara bisa berarti merasa lebih tahu dari pada orang-orang di sekitarnya. Apa bila hal ini dilakukan di depan guru, maka bisa menimbulkan kesan seolah-seolah murid lebih tahu dari pada gurunya. Hal ini tidak baik dilakukan kecuali atas perintah guru.
Ketiga, berdiri ketika guru berdiri. Bila guru berdiri, murid sebaiknya lekas berdiri juga. Hal ini tidak hanya penting kalau-kalau guru memerlukan bantuan sewaktu-waktu, misalnya uluran tangan agar segera bisa tegak berdiri, tetapi juga merupakan sopan santun yang terpuji. Demikian pula jika guru duduk sebaiknya murid juga duduk.
Keempat, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda.” Ketika guru memberikan suatu penjelasan yang berbeda dengan apa yang pernah dijelaskan oleh orang lain, sebaiknya murid tidak langsung menyangkal penjelasan guru. Sebaiknya murid meminta izin terlebih dahulu untuk menyampaikan pendapat orang lain yang berbeda. Jika guru berkenan, murid tentu boleh menyampaikan hal itu.
Kelima, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya sewaktu guru di dalam majelis. Dalam majlis ta’lim atau kegiatan belajar mengajar di kelas, murid hendaknya bertanya kepada guru ketika ada hal yang belum jelas. Hal ini tentu lebih baik daripada bertanya kepada teman di sebelahnya. Lebih memilih bertanya kepada teman dan bukannya langsung kepada guru bisa membuat perasaan guru kurang nyaman.
Keenam, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Guru tidak sama dengan teman, dan oleh karenanya tidak bisa disetarakan dengan teman. Seorang murid harus memosisikan guru lebih tinggi dari teman sendiri sehingga ketika berbicara dengan guru tidak boleh sambil tertawa atau bersenyum yang berlebihan.
Ketujuh, tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru. Bisa saja seorang murid memiliki pendapat yang berbeda dengan guru. Jika ini memang terjadi, murid tidak perlu mengungkapkannya secara terbuka sehingga diketahui orang banyak. Lebih baik murid meminta komentar sang guru tentang pendapatnya yang berbeda. Cara ini lebih sopan dari pada menunjukkan sikap kontra dengan guru di depan teman-teman.
Kedelapan, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri. Ketika guru hendak berdiri dari posisi duduk mungkin ia membutuhkan bantuan karena kondisinya yang sudah agak lemah. Dalam keadaan seperti ini, murid jangan sekali-kali menarik baju guru dalam rangka memberikan bantuan tenaga. Ia bisa berjongkok untuk menawarkan pundaknya sebagai tumpuan untuk berdiri; atau sesuai arahan guru.
Kesembilan, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah. Jika ada suatu hal yang ingin ditanyakan kepada guru, terlebih jika itu menyangkut pribadi guru, tanyakan masalah itu ketika telah sampai di rumah. Tentu saja ini berlaku terutama kalau perjalanan dengan menaiki kendaraan umum.
Kesepuluh, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah. Dalam keadaan guru sedang lelah, seorang murid hendaknya tidak mengajukan banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban pelik, misalnya. Dalam hal ini dikhawatirkan guru kurang berkenan menjawabnya sebab memang sedang lelah sehingga membutuhkan istirahat untuk memulihkan stamina.
Demikian kesepuluh adab murid terhadap guru sebagaimana dinasihatkan oleh Imam al-Ghazali. Jika diringkas, maka pada intinya adalah seorang murid hendaknya berlaku hormat kepada guru baik dengan sikap-sikap tertentu maupun dengan pandai-pandai menjaga lisan. Ia hendaknya tahu kapan dan bagaimana sebaiknya ia berbicara kepada guru termasuk ketika hendak mengajukan pertanyaan.
- Dengan menerapkan adab-adab ini, seorang murid tidak hanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, tetapi juga membentuk karakter yang mulia dan mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajari.
- Alhamdulillah materi tersampaikan dengan penuh keceriaan. Diawali dengan mengecek HPku...alhamdulillah aku sudah melangkah 5045 seharian ini. 45 adalah AS awal dari nama ustdah Asri. Selanjutnya bermain Dare and Truth...eh aku dapat dare membacakan puisi dengan penuh penghayatan. "Wah itu ustdh Asri banget" kata Rajwa. Karena sebelumnya saat materi Adab terhadap orang tua aku juga baca puisi. Kok pas banget sehingga ada alasanku untuk baca puisi tentang Guru
- Guruku Pelitaku
- Kuikuti suatu langkah kaki ini
- Membawaku menuju lorong tak berujung
- Namun, selalu kudengar pelita memanggilku
- Dengan untaiannya sang pelita memanggilku
- Karena pelita ku keluar dari lorong
- Karena pelita ku dapat meraih cita-cita
- Tahukah engkau?
- Ada pelita yang selalu ku ingat
- Ada lepita yang selau kuhormat
- Dialah guruku
- Guru yang memberikan setitik ilmu
- Tak putus asa walaupun peluh mengucur
- Tidaklah untuk dirinya seorang
- Hanya untuk generasi peneru bangsa
- Janganlah pernah redup pelitaku
- Cahaya ilmu selau ditunggu
- Bukan untuk satu jiwa
- Tapi untuk semua umat
- Sebelum menyampaikan materi maka ada 2 pertanyaan sebagai tes awal untuk mengetahui pemikiran mereka terhadap guru:1. Guru seperti apa yang kamu inginkan?2. Hal terbutuk apa yang pernah kamu lakukan terhadap guru
- Banyak jawaban mereka : guru yang perhatian, peka, mengerti perasaan murid, tidak membandingkan murid, suka memberikan jajan.
- Muridku menjawab dengan jujur namun masih tergolong keburukan yang masih termaafkan : tidak sengaja muntah dan mengenai baju guru, membicarakan kejelekan guru, bermuka masam dan mengambil barang dari guru dengan kasar, makan saat pelajaran, menggunakan HP saat pelajaran, mengambil hand sanitizer dengan keras sehingga moncrot dan mengenai guru, sering telat masuk kelas. Maka hal-hal tersebut saya kaitkan dengan teori yang ada di teks di atas. Masyaalloh menyenangkan sehingga kelas menjadi ramai, hidup dan penuh kisah hikmah.
- Mereka malu atas perilakunya di masa lalu, artinya mereka menyadari bahwa hal itu salah dan tidak akan terulang lagi. Saya menguatkan bahwa jika sudah bertaubat maka alloh akan mengampuni.
- Ada pertanyaan Nadin "bagaimana menghindari dari membicarakan guru/ghibah?"
- "Dengan mendiamkan, tidak menimpali karena kalau menimpali akan menimbulkan pembicaraan berlanjut dan bahkan akan semakin buruk pembicaraanya dan hal itu akan membakar amal kebaikan kita seperti api membakar kayu. Mendiamkan termasuk selemahnya iman. Jika kita mampu kita beritahu teman untuk tidak meneruskan pembicaraan, namun biasanya sungkan, maka diamkan saja, alihkan ke topik lainnya".
- Masyaalloh semua terjadi tidak ada yang kebetulan, semua adalah karena vibrasi alam yang diciptaka oleh Alloh dengan doa ihdinasyirotol mustaqim....dalam setiap perkataan, perbuatan dan pikiran. Yang benar atas petunjuk Alloh dan yang salah dari diri manusia sendiri. Alhamdulillah bisa ketawa bersama dengan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar