QS 18 : 103 - 104
Orang Paling Rugi Perbuatannya
Orang yang sudah beramal namun tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari amalannya tersebut, maka di ayat QS 18 : 103 - 104 orang yang paling merugi adlah orang yang tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari amalannya namun ia tidak menyadarinya. Kenapa bisa tidak menyadarinya?
Karena beramal shalehnya disertai dengan riya dan ujub.
Secara fitrah manusia, pastilah senang jika dirinya dipuji. Terlebih bagi seorang wanita, saat pujian datang apalagi dari seseorang yang istimewa dalam pandangannya, tentulah hatinya akan bahagia jadinya. Berbunga-bunga, bangga, dan senang seakan-akan memenuhi relung hatinya. Itu manusiawi, namun jangan sampai riya’ menghiasi amal ibadah kita karena di setiap amal ibadah yang kita lakukan dituntut keikhlasan.
Niat yang ikhlas amatlah diperlukan dalam setiap amal ibadah karena ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amal di sisi Allah. Sebuah niat dapat mengubah amalan kecil menjadi bernilai besar di sisi Allah dan sebaliknya, niat pun mampu mengubah amalan besar menjadi tidak bernilai sama sekali.
Agar terhindar kerugian besar saat kita amat memerlukan 'keuntungan' dari amalan kita, sudah seharusnya kita menghindarkan diri dari riya', Mengapa? Karena akan menjerumuskan kita ke jurang kerugian tanpa batas.
Menghindarkan diri dari riya' hanya dapat dilakukan dengan mengikhlaskan setiap amalan dengan niatan hanya untuk menggapai keridhaan Allah semata-mata. Ketika beramal saleh, hendaknya kita tidak memedulikan apa kata orang terhadap kita. Apabila kita tidak bertambah semangat ketika dipuji orang lain dan tidak patah semangat atau putus asa ketika dicerca orang lain, itulah tanda bahwa amalan kita ikhlas karena Allah semata.
Satu yang harus selalu kita ingat, jangan pernah berpaling dari al Qur'an dan sunnah. Dengan menaati Allah, yakni di ayat QS 33 : 71 mengikuti arahan al Qur'an dan menaati Rasulullah dengan menjalankan sunah, kita tidak hanya terhindar dari kerugian besar di akhirat, tetapi juga akan menggapai keuntungan yang besar.
Luruskan niat dalam beramal shaleh sebagaimana di ayat QS 7 : 29 yaitu Lillah dan jangan pernah berharap pujian atau di lihat orang karena di ayat QS 2 : 139 amalan kita untuk kita begitu pula amalan orang lain untuk orang lain, niat kita hanya tulus ikhkas mengabdikan diri kepada Allah SWT. Dengan di ayat QS 3 : 133 menyegerakan kebaikan dan di ayat QS 94 : 7 dengan atau tanpa penghargaan kita terus melakukan kebaikan.
Suatu hari di waktu siang seorang murid berkata "Tidak lemah dicaci, tidak melayang dipuji"
Entah kata-kata itu ditujukan untuk siapa? Pura-pura tidak menghiraukan karena pasti jika disambut akan membuat mereka memalingkan muka, cemberut dan tidak suka.
Ya Alloh berikanlah kami semua kebaikan karena mengikuti pimpinan diantara kami seperti yang Engkau ajarkan, taat pada pimpinan. Tidak mudah menjadi guru saat ini, bahkan ada yang lebih menyakitkan hati walaupun itu tidak di sini. Jaman memang sudah berbeda. Sikap generasi anak jaman now memang sudah berbeda. Memang keiklasan itu harus terus dibangun dan ini semua terjadi karena kehendak Alloh. Hanya bisa berdoa dilembutkan hati semuanya, diberikan petunjuk dan bimbinganNya. Karena Alloh pemilik semuanya termasuk hati kami.
* ليس اللقب أو المنصب ما يجعلك محل تقدير بل السلوك والقيم التي تحملها
❝ Bukan gelar atau jabatan yang membuatmu dihargai, tapi sikap dan nilai dirimulah yang membuatmu dihargai.❞
Kalimat ini yang harus ditanamkan pada generasi sekarang walaupun itu butuh perjuangan, karena mereka banyak hal yang mempengaruhi pikiran dan akhirnya perbuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar