QS 42 : 43
Perbuatan Mulia
Perbuatan mulia tidak ada lawan katanya. Paling banter kita menyatakan bahwa lawan kata mulia adalah tidak mulia. Seseorang bisa melakukan perbuatan mulia jika dan jika ia tidak lagi terpengaruh oleh hipnosis massal. Hipnosis massal tercipta ketika seseorang bertingkah laku karena pengaruh lingkungan, namun jika kita dapat menguasai diri maka lingkungan yang akan kita kuasai. Sebagaimana pada ayat QS 42 : 43 orang yang sanggup sabar dan memaafkan perbuatan jahat orang lain terhadapnya, padahal dia sanggup membalasnya inilah perbuatan mulia.
Jika ingin dimuliakan, kita harus melakukan perbuatan mulia. Termasuk di antaranya memberi maaf dan bersabar. Namun demikian, banyak orang yang ingin dirinya dimuliakan, enggan melakukan perbuatan-perbuatan mulia. Dan bahkan ada yang menganggap diri terhina atau jatuh martabat bila, misalnya, memaafkan orang yang telah melakukan kejahatan terhadap dirinya.
Pada ayat QS 3 : 134 perbuatan memaafkan orang lain dan bersabar termasuk perbuatan-perbuatan yang disukai Allah.
Rasulullah SAW juga senantiasa membuka pintu maaf dan bersabar dalam hidupnya, dan hingga sekarang dan bahkan akhir zaman, beliau diakui sebagai manusia mulia nomor wahid. Sebaliknya, orang-orang atau makhluk lain yang menyebut diri mulia seperti Fir’aun dan iblis, malah terhina sampai kapanpun.
Yang anehnya, banyak di antara kita yang lebih memilih mengikuti pola hidup Fir’aun dan iblis, walaupun mengaku mengikuti Rasulullah SAW.😭😭😭 Misalnya, selalu ingin dimuliakan atau disanjung-sanjung, tak mau bersabar dalam kebaikan atau berbuat dosa, dan sulit untuk memberi maaf atau meminta maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar