QS 47 : 22 - 23
Memutus Silaturahmi
Sering kita dengar di masyarakat pelbagai kasus putusnya tali silaturrahim dengan berbagai bentuknya. Terhadap pemutusan silaturrahim ini, pada ayat QS 47 : 22 - 23 sangat tegas ancamannya.
Memutuskan silaturahmi adalah suatu perkara yang sangat berbahaya. Sebagaimana menyambung silaturahmi adalah sebab utama masuk surga, maka di ayat QS 13 : 25 memutuskan silaturahmi pun merupakan sebab utama untuk masuk ke dalam neraka jahanam. Bahkan di ayat QS 2 : 26 - 27 disebut oleh Allah SWT sebagai orang fasik.
Dan dalam hadits Nabi SAW bersabda : “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturrahmi“. [HR Bukhari 5984 dan Muslim 2556].
Banyak faktor yang dapat menyulut terjadinya pemutusan tali silaturrahim. Namun ketidaktahuan seseorang tentang itu, membuatnya terjerumus dalam kesalahan.
Faktor terputusnya tali silaturahmi adalah :
-kekuasaan (uang atau harta), ini hal yang sangat sensitif.
- salah paham
- menebar fitnah sehingga membuat terputusnya silaturahmi dan yang tanpa kita sadari.
- merasa berbeda sehingga menjaga jarak akhirnya putus silaturahmi.
Hal ini sebaiknya kita hindari karena meskipun berbeda hendaknya hubungan persaudaraan harus tetap dijaga.
Demikian 4 hal yang bisa menyebabkan rusaknya persaudaraan. Semoga hubungan kita dengan saudara kita selalu terjaga dengan baik.....aamiin🤲❤️
Bermula dari perbedaan pemahaman tentang menanggaapi cerita Kirana. "Saya sudah tidak masuk saat dibilangi U Asri maupun U Aulia". Hal ini karena pernyataannya "Silahkan kamu terbuka pada orang tuamu, jangan dipendam kalau punya keinginan yang tidak cocok dengan orang tua" begitu kata U mae saat musyawarah warga. Hal itu ditelan mentah-mentah oleh anak hingga Naella langsung membuka pembicaraan "Saya tidak suka dengan cara U Kafi membangunkan, memanggil nama terus". Saat itu U Kafi menjelaskan dengan berapi-api dan aku menengahi. Saat di forum rapat sore aku klarifikasi ke U Mae. Sejak itu beliau bilang ke U Gita kalau bertekat untuk tidak mau ikut campur dalam urusan anak SMA dan bahkan saat musyawarah wargalun sering diam 1000 bahasa....intinya adalah salah faham.
Sejak itulah jika aku sapa menjawab dengan enggan. Saat dalam forum rapat banyak diamnya. Saat aku akjak bicara, sekalinya bicara kalau aku mau negatif thinking maka lebih banyak menjatuhkan aku, lebih banyak menggurui. " Coba biar diajak bicara sama U Kafi dan U Gita yang lebih dipercaya anak-anak". "Pendidkan anak sekarang beda dengan anak jaman dulu" oooo sangat bijaknya.
Saat murid kelas 7 aku bangunkan, dia bangun dan seakan tidak suka kalau muridnya di bangunkan. Saat bersimpangan jalan juga mukanya masam. Sejak saat itu aku tidak membangunkan lagi, kalau terpaksanya ya minta tolong mbak Satpam. Pagi ini tiba-tiba wajahnya suringah "Maaf ya ustdh saya tadi tidak membangunkan anak-anak". Masyaaloh senyum yang jarang kuliha itu seperti dinginnya es yang mendinginkan hatiku. Padahal U mae kalau sama guru lainnya bisa akrab dan ramah, kanap sama aku tidak?
Pernah juga suatu pagi, dia ijin kalau temannya ikut menginap di asrama karena datangnya sudah kemaleman sehingga tidak mungkin untuk mencari penginapan. Dia ijin dengan sumringah dan penuh kesopanan bersama temannya.Bersalaman denganku layaknya anak pada ibunya. Alhamdulillah....
Itulah rasanya bergaul dengan sesama wanita 24 jam itu sungguh tidak mudah. Kalaupun dulu aku mikir "kenapa laki-laki harus pasangan dengan wanita, yang notabene nya berbeda dala berpikir dan bersikap, sehingga sering cekcok dalam rumah tangga, aku mikir sama mak Mi saja enak nurut". Astagfirulloh ya memang karena di pembantu dan aku majikan. Lha sekarang di sini ada muridnya orang kaya yang terbiasa menjadi bos, ada guru yang sama sama pinter dalam bidangnya masing-masing, pastilah akan punya idealisnya. Hal itu sungguh tidak mudah untuk menyatukan hati kami. Masing-masing memiliki egoisme dan idelaisme.
Ternyata skenario Alloh menjodohkan laki dan perempuan itu adalah terbaik, tinggal bagaimana kita menyikapi taqdir itu. Alloh selalu benar dan maha baik. Intinya yang harus diingat dalam keluarga adalah fungsi suami sebagai penghalang istri dari api neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar