Riza belajar bahasa arab bersama Abi Aziz
Sudahkah kita IKHLAS
Betapa indah hidup orang-orang yang telah menjadikan Alloh Ta'ala sebagai satu-satunya tempat berharap.
Tak ada lagi yang bisa membuatnya galau.
Setiap kejadian yang menimpa akan 'ia jadikan sebagai sebab untuk berharap' dan semoga dengan itu Alloh Ta'ala semakin sayang padanya.
Apapun itu, bagaimanapun itu, seperti apapun keadaannya,
ia berharap semoga dengan itu Alloh Ta'ala maafkan kesalahannya.
Alloh Ta'ala berikan ampunan,
Alloh Ta'ala curahkan kasih sayang.
Enak atau tidak enak, sehat atau sakit, kaya atau miskin, didekati atau dijauhi, mendapatkan atau kehilangan, dipuji atau dicaci, 'Semuanya itu indah baginya'
Apa yg dipikirkan, dirasakan dalam hatimu tentu 'Dzat Yang Maha Agung mengetahuinya'
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasululloh ﷺ telah bersabda, "Sesungguhnya Alloh tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Tulisan di atas sengaja sebagai awal dari tulisan ini, sebagai pengingat saat saya sedang galau menghadapi segala hal yang terjadi di sini sebagai resiko atas pilihan saya. Sejak 5 anak saya sudah mandiri, di rumah saya merasa kelebihan waktu "Kengangguren". Bisa dimaklumi setelah merasakan punya 3 balita dalam waktu yang sama, dengan segala warna kesibukan dan keseruannya, sampai-sampai yang namanya panci presto ikut berangkat ke sekolah. Ada juga sebuah kewajiban menemani mertua yang sudah usia 80 tahun. Orang tua di Blitar juga sudah usia 90 tahun. Kewajiban anak berbakti pada beliau berempat dengan segala tantangnnya. Kini keempatnya sudah sedo, pintu sorga yang ini sudah ditutup. Kini 5 anak sudah di pondoknya masing-masing. Sibuk hanya hari Sabtu dan Ahad untuk menerima telepon mereka.
Saya di tempat tugas yang lama juga sudah memahami rutinitas baik dari segi keilmuan IPA khususnya Biologi. Saat itu jargon mengajar saya adalah "Belajar biologi makin taqwa". Senang banget mengajar dan mengenali murid dengan karakter masing-masing. Bahkan kalau di kelas putra sangat hafal dan jika diminta menceritakan karakter mereka aku sangat mengerti. Sebagai wali kelas juga sangat bahagia, dekat dengan murid saling mencintai dan dicintai. Membangun kerjasama dengan wali murid yang mempercayakan putrinya pada kami. Memang hidup ini akan menjadi makin semangat ketika mendapat cinta dari sesama.
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Dari Anas dari Nabi Saw bersabda: Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari).
Kehidupan bersama teman kerja dan managemen sekolah juga sudah merasakan kenyamanan. Kepercayaan sekolah untuk menjadi wali kelas dari tahun pertama masuk 2003 hingga 2022 itu sudah menjadi hiburan tersendiri untuk menjalani kehidupan berorganisasi. Selama masa itu hanya 3 tahun tidak menjadi wali kelas. Alhamdulillah masa itu dapat aku manfaatkan untuk meraih kejuaraan di beberapa even sekolah maupun nasional dengan Lomba Karya Ilmiah Guru. Even Indonesia Toray Sains Foundation oleh perusahaan Jepang yang hadiahnya bisa untuk mendaftarkan haji. Bahkan bisa meraih beasiswa S2 dari P2TK Dikdas Jakarta. Bisa mengajak umroh Emak dengan diskon 50% karena saya sebagai pembimbing safarnya. Sungguh nikmat Tuhanku yang mana yang bisa aku dustakan.... lop u Alloh.
Kepercayaan teman untuk menjadi bendahara jenjang saja itu sudah cukup membuat hidup bersemangat dan merasa diterima. Kepercayaan teman juga dengan kemanfaatan WA grup MODIS (Modal Diskon), karena yang saya tawarkan hanya barang diskon sehingga sangat membantu teman karena harganya lebih murah dari dipasaran. Managemen waktu sudah saya jalani dengan semestinya bahkan siang hari bisa leyeh-leyeh ketika semua hal kewajiban tertunaikan. Pulang kerja langsung merebahkan badan dan terbang ke pulau kapuk. Serasa semua kebutuhan sudah tercukupi hingga suatu kalimat terucap "Alhamdulillah, inilah hidup yang saya inginkan ya Alloh".
Apakah hidup hanya seperti ini? Adakah keinginanmu untuk lebih bermanfaat dalam hidupmu Asri?
Tunggu lanjutannya ya
BalasHapus