Tausyah ustd Taufiq AB
Kematian
Mati adalah pintu. Tdk boleh takut. Menyerah kehidupan pd Allah. Hidup ini milik Allah, dipinjami suatu saat akan dipanggil. Cara Meninggal banyak, semua mengalami sakarotul maut. Maka sedekah akan memudahkan sakarotul maut dan tdk merepotkan. Siapa yg senang menghadap Allah maka Alloh akan senang menerima kita. Aisyah berkata kita tdk senang mati maka rosul berkata semua akan didatangi malaikat. Malaikat ada 2 : malaikat rohmat mendatangi org yg bertqwa. Tirai diangkat Allah maka akan bisa melihat amal baiknya dan senang menghadap Allah. Maka kita hrs
1.berpikir mati itu tdk sempit, sorga ato neraka sdh tampak bagi org yg mati.
2. Kematian Alloh akan memberikan janjinya
3. Perbaiki amal khususnya sholat, sll diperbaiki kualitasnya shg tdk merasa lbh baik. Org yg bnr pikirnya sll masih kurang amalnya.
10 org sdh dipastikan masuk sorga termasuk umar, tdk merasa aman walau 1 kakinya di sorga jangan2 1 kakinya tertinggal.
4. Hiduplah dg quran, jdkan quran sahabat krn akan jd wasilah, pembela dan berbicara pada Alloh. Quran menjadi cahaya yg menerangi dikubur. Tdk ada cara mendekati Allohyg ampuh kec quran. Namun jangan cukup baca, tadaburi.
Org Yg terbaik adalah yg mengajarkan quran.
5. Kematian itu sdh digariskan Alloh. Jangan mikir andaikan tdk ada covid. Waktu ajal sdh tercatat.
Boleh minta panjang umur yg terbaik adalah yg panjang umur nya dan panjang amalnya. Bisa jadi pendek umur tapi banyak amal.
10 hari awal dulhijah maka berpacu amal, dzikir, puasa, amal sunnah perbanyak.
Kematian bagi org beriman adalah membahagiakan.
3 doa
1. Mohon tobat sblm maut, tobat tiap saat.
2. Husnul hotimah saat maut
3. Kokohkan hati selalu diatas islam, hidup, mati dan bangkit dalam islam..
Perbincanganku dengan suamiku saat pulang dari masjid Nurul iman Rungkut Harapan, seiring dengan meninggalnya Pak Nardi yang suami istri beriringan hari kematiannya, hanya beda jam. jadi ingat meninggalnya pak dosen UMM Saipul yang juga di hari yang sama. Aku mulai berucap dalam perenunganku "Walaupun mati bersama, satu liang lahat namun menghadap Alloh dan bertanggungjawab sendiri-sendiri yo mas, ngerriii".
Aku teringat muridku angkatan 16 Erina, Fatimah, Anggia, Marsya, Jasmine n Jasmine, Amel, Icha, Zahra, Kirana, Sheilla yang wisuda online pertama kali ada dalam hidup kami. Saat itu aku mengamati ada muridku yang tangannya bergetar saat membetulkan toganya, aku bertanya "Nak, kamu grogi ya?" Sayangnya aku tidak bisa mendekap tangannya dan tubuhnya, kami harus jaga jarak. Aku saat itu merasa kehilangan mereka yang selama ini akrab, candanya, perjuangannya, tiba-tiba perpisahan sudah datang dengan diakhiri wisuda.
Wisuda merupakan hal yang pasti akan menyenangkan karena pastinya lulus dari perjuangan di SMP, namun mereka masih juga grogi ketika harus naik pangung sendirian. Wah alangkah mengerikannya kita nanti di akhirot yang belum tahu, adakah amalan kita diterima Alloh? Akan masuk ke sorga atau neraka? Sungguh kematian itu sebuah misteri. Walaupun mati bersama, namun bertangungjawab sendiri-sendiri.
Ingat juga petuah Almarhum ustd Arif, "mati itu adalah pintu, jangan ditakuti namun persiapkan untuk sampai pada pintu itu dengan kebaikan" huhuhu nangis saat menulis ini karena ingat ustd Arif yang sedo dengan kesadaran karena beliau akan dilakukan pengobatan tahap berikutnya dengan pertanyaan "sudahkan solat?" dibimbing untuk mengucapkan syahadat dan "Alhamdulillah ala Kulli hal" beliau sedo. Ucapan alhamdulillah itu adalah amanah beliau untuk Umi Esti saat belum berangkat ke rumah sakit.
Ya Alloh Ustd....seakan beliau msih bersama kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar