Rabu, 30 Juli 2025

Adab terhadap Guru

 Adab terhadap Guru

Oleh Asri Fahmiati, S.Si., M.Pd.

Disampaikan pada pembelajaran malam BLC 2025

Pembelajaran diawali dengan doa belajar Al Ashr dan doa belajar Al Quran karena Al Quran adalah sumber dari semua ilmu.  

        Allhummarhamni bilquran. Waj'alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma         dzakkirni minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana-                allaili wa'atrofannahaar waj'alhu li hujatan ya rabbal 'alamin.

Artinya: “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al Quran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai tuhan semesta alam.”

Adab terhadap guru sangat penting dalam pendidikan dan kehidupan, mencerminkan rasa hormat, kesantunan, dan penghargaan terhadap ilmu serta peran guru dalam membimbing. Beberapa adab yang perlu diperhatikan antara lain: menghormati guru, mendengarkan dengan seksama, berbicara sopan, meminta izin sebelum berbicara atau bertanya, tidak menyela guru, bersabar terhadap kesalahan guru, mendoakan kebaikan untuk guru, dan menjaga nama baik guru.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai adab terhadap guru:
  •       Menghormati Guru:
    M    Menunjukkan rasa hormat kepada guru dengan cara mendengarkan nasihat, menghargai 
  • pendapat, dan mengikuti ajaran mereka. 
  • TIGA MUSIBAH MEREMEHKAN GURU.

    من استخف بأستاذه ابتلاه الله تعالى بثلاثة أشياء : نسي ما حفظ وكل لسانه وافتقر في آخره

    Barang siapa meremehkan gurunya, maka Allah Ta'ala akan memberikan 3 ujian berat kepadanya: 
    1. Lupa akan apa yang telah ia hafal.
    2. Tumpul lisannya (dalam menyampaikan ilmu).
    3. Hidup faqir di akhir hayatnya.

    Sumber : Kifayatul Atqiya' wa minhaj al-asfiya' hal : 304
  • Berbicara Sopan:
  • Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak kasar saat berbicara dengan guru, serta menggunakan panggilan yang menghormati seperti "Bapak/Ibu" atau "Ustadz/Ustadzah".
  • فَمَنْ يُؤْذِي أُسْتَاذَه يُحْرَمُ بَرَكَةَ الْعِلْمِ وَلَا يَنْتَفِعُ بِهِ إلَّا قَلِيلًا

    Barangsiapa yang menyakiti gurunya, maka ia akan diharamkan dari keberkahan ilmu, dan tidak akan mendapatkan manfaat darinya kecuali sedikit. 🥹

    📖 Bariqotu Mahmudiyyah
  • Mendengarkan dengan Seksama:
  • Memberikan perhatian penuh saat guru sedang mengajar, tidak berbicara sendiri atau melakukan hal lain yang dapat mengganggu.
  •       Meminta Izin:
    Meminta izin sebelum bertanya atau berbicara, dan tidak menyela guru saat sedang berbicara.
  •       Mendoakan Guru:
    Mendoakan kebaikan untuk guru merupakan salah satu bentuk penghormatan yang tinggi.
  •       Menjaga Nama Baik Guru:
    Menjaga nama baik guru dengan tidak membicarakan hal-hal buruk tentang mereka, baik di depan maupun di belakang guru.
  •       Bersabar:
    Bersabar terhadap kesalahan guru, karena guru juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.
  • Menghargai Usaha Guru:
  • Menghargai usaha guru dalam memberikan materi dan sarana pembelajaran.
  •       Membantu Guru:
    Bersedia membantu guru jika membutuhkan bantuan, dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan imbalan. 
  • قال ابو العباس المرسي :

    "كُلُّ مَنْ لَمْ يَصْبِرْ عَلَى صُحْبَةِ شَيْخِهِ إِبْتَلَاهُ اللَّهُ بِخِدْمَةِ النِّسَاءِ وَمَوْتِ القَلْبِ"

    "Setiap orang yang tak sabar menemani (melayani) gurunya, maka Alloh akan memberinya cobaan menjadi pelayan wanita dan mati hatinya"

    ( Imam Abul Abbas Al Mursi Ra )

  • Tidak Bermain atau Makan di Kelas:
  • Menunjukkan kesungguhan dalam belajar dan menghormati waktu guru dengan tidak bermain atau makan saat pembelajaran berlangsung. 
  • Menjaga Kebersihan Diri:
  • Menjaga kebersihan diri dan pakaian saat bertemu guru, sebagai bentuk kesiapan untuk menerima ilmu. 
  • Ikhlas:
  • Niatkan belajar karena Allah dan mengharap ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau mencari keuntungan duniawi.


  • Dilansir dari NU Online, Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta menjelaskan dari al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali ini dapat diuraikan kesepuluh adab murid terhadap guru sebagai berikut:

  • Pertama, mendahului beruluk salam. Seorang murid hendaknya mendahului beruluk salam kepada guru. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim bahwa yang kecil memberi salam kepada yang besar.

    Kedua, tidak banyak berbicara di depan guru. Banyak berbicara bisa berarti merasa lebih tahu dari pada orang-orang di sekitarnya. Apa bila hal ini dilakukan di depan guru, maka bisa menimbulkan kesan seolah-seolah murid lebih tahu dari pada gurunya. Hal ini tidak baik dilakukan kecuali atas perintah guru.

    Ketiga, berdiri ketika guru berdiri. Bila guru berdiri, murid sebaiknya lekas berdiri juga. Hal ini tidak hanya penting kalau-kalau guru memerlukan bantuan sewaktu-waktu, misalnya uluran tangan agar segera bisa tegak berdiri, tetapi juga merupakan sopan santun yang terpuji. Demikian pula jika guru duduk sebaiknya murid juga duduk.

    Keempat, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda.” Ketika guru memberikan suatu penjelasan yang berbeda dengan apa yang pernah dijelaskan oleh orang lain, sebaiknya murid tidak langsung menyangkal penjelasan guru. Sebaiknya murid meminta izin terlebih dahulu untuk menyampaikan pendapat orang lain yang berbeda. Jika guru berkenan, murid tentu boleh menyampaikan hal itu.

  • Kelima, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya sewaktu guru di dalam majelis. Dalam majlis ta’lim atau kegiatan belajar mengajar di kelas, murid hendaknya bertanya kepada guru ketika ada hal yang belum jelas. Hal ini tentu lebih baik daripada bertanya kepada teman di sebelahnya. Lebih memilih bertanya kepada teman dan bukannya langsung kepada guru bisa membuat perasaan guru kurang nyaman.

    Keenam, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Guru tidak sama dengan teman, dan oleh karenanya tidak bisa disetarakan dengan teman. Seorang murid harus memosisikan guru lebih tinggi dari teman sendiri sehingga ketika berbicara dengan guru tidak boleh sambil tertawa atau bersenyum yang berlebihan.

    Ketujuh, tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru. Bisa saja seorang murid memiliki pendapat yang berbeda dengan guru. Jika ini memang terjadi, murid tidak perlu mengungkapkannya secara terbuka sehingga diketahui orang banyak. Lebih baik murid meminta komentar sang guru tentang pendapatnya yang berbeda. Cara ini lebih sopan dari pada menunjukkan sikap kontra dengan guru di depan teman-teman.

    Kedelapan, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri. Ketika guru hendak berdiri dari posisi duduk mungkin ia membutuhkan bantuan karena kondisinya yang sudah agak lemah. Dalam keadaan seperti ini, murid jangan sekali-kali menarik baju guru dalam rangka memberikan bantuan tenaga. Ia bisa berjongkok untuk menawarkan pundaknya sebagai tumpuan untuk berdiri; atau sesuai arahan guru.

  • Kesembilan, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah. Jika ada suatu hal yang ingin ditanyakan kepada guru, terlebih jika itu menyangkut pribadi guru, tanyakan masalah itu ketika telah sampai di rumah. Tentu saja ini berlaku terutama kalau perjalanan dengan menaiki kendaraan umum.

    Kesepuluh, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah. Dalam keadaan guru sedang lelah, seorang murid hendaknya tidak mengajukan banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban pelik, misalnya. Dalam hal ini dikhawatirkan guru kurang berkenan menjawabnya sebab memang sedang lelah sehingga membutuhkan istirahat untuk memulihkan stamina.

    Demikian kesepuluh adab murid terhadap guru sebagaimana dinasihatkan oleh Imam al-Ghazali. Jika diringkas, maka pada intinya adalah seorang murid hendaknya berlaku hormat kepada guru baik dengan sikap-sikap tertentu maupun dengan pandai-pandai menjaga lisan. Ia hendaknya tahu kapan dan bagaimana sebaiknya ia berbicara kepada guru termasuk ketika hendak mengajukan pertanyaan.

    • Dengan menerapkan adab-adab ini, seorang murid tidak hanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat, tetapi juga membentuk karakter yang mulia dan mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajari.

    • Alhamdulillah materi tersampaikan dengan penuh keceriaan. Diawali dengan mengecek HPku...alhamdulillah aku sudah melangkah 5045 seharian ini. 45 adalah AS awal dari nama ustdah Asri. Selanjutnya bermain Dare and Truth...eh aku dapat dare membacakan puisi dengan penuh penghayatan. "Wah itu ustdh Asri banget" kata Rajwa. Karena sebelumnya saat materi Adab terhadap orang tua aku juga baca puisi. Kok pas banget sehingga ada alasanku untuk baca puisi tentang Guru

    • Guruku Pelitaku

    • Kuikuti suatu langkah kaki ini
    • Membawaku menuju lorong tak berujung
    • Namun, selalu kudengar pelita memanggilku
    • Dengan untaiannya sang pelita memanggilku

    • Karena pelita ku keluar dari lorong
    • Karena pelita ku dapat meraih cita-cita
    • Tahukah engkau?
    • Ada pelita yang selalu ku ingat
    • Ada lepita yang selau kuhormat

    • Dialah guruku
    • Guru yang memberikan setitik ilmu
    • Tak putus asa walaupun peluh mengucur
    • Tidaklah untuk dirinya seorang
    • Hanya untuk generasi peneru bangsa

    • Janganlah pernah redup pelitaku
    • Cahaya ilmu selau ditunggu
    • Bukan untuk satu jiwa
    • Tapi untuk semua umat

    • Sebelum menyampaikan materi maka ada 2 pertanyaan sebagai tes awal untuk mengetahui pemikiran mereka terhadap guru:
      1. Guru seperti apa yang kamu inginkan?
      2. Hal terbutuk apa yang pernah kamu lakukan terhadap guru

    • Banyak jawaban mereka : guru yang perhatian,  peka, mengerti perasaan murid, tidak membandingkan murid, suka memberikan jajan.
    • Muridku menjawab dengan jujur namun masih tergolong keburukan yang masih termaafkan : tidak sengaja muntah dan mengenai baju guru, membicarakan kejelekan guru, bermuka masam dan mengambil barang dari guru dengan kasar, makan saat pelajaran, menggunakan HP saat pelajaran, mengambil hand sanitizer dengan keras sehingga moncrot dan mengenai guru, sering telat masuk kelas. Maka hal-hal tersebut saya kaitkan dengan teori yang ada di teks di atas. Masyaalloh menyenangkan sehingga kelas menjadi ramai, hidup dan penuh kisah hikmah.
    • Mereka malu atas perilakunya di masa lalu, artinya mereka menyadari bahwa hal itu salah dan tidak akan terulang lagi. Saya menguatkan bahwa jika sudah bertaubat maka alloh akan mengampuni. 
    • Ada pertanyaan Nadin "bagaimana menghindari dari membicarakan guru/ghibah?"
    • "Dengan mendiamkan, tidak menimpali karena kalau menimpali akan menimbulkan pembicaraan berlanjut dan bahkan akan semakin buruk pembicaraanya dan hal itu akan membakar amal kebaikan kita seperti api membakar kayu. Mendiamkan termasuk selemahnya iman. Jika kita mampu kita beritahu teman untuk tidak meneruskan pembicaraan, namun biasanya sungkan, maka diamkan saja, alihkan ke topik lainnya". 


    • Masyaalloh semua terjadi tidak ada yang kebetulan, semua adalah karena vibrasi alam yang diciptaka oleh Alloh dengan doa ihdinasyirotol mustaqim....dalam setiap perkataan, perbuatan dan pikiran. Yang benar atas petunjuk Alloh dan yang salah dari diri manusia sendiri. Alhamdulillah bisa ketawa bersama dengan mereka.



Kamis, 24 Juli 2025

Adab Terhadap Rosululloh

 Adab Terhadap Rosululloh

Oleh : Asri Fahmiati, S.Si., M.Pd.

Disampaikan pada BLC 2025 Putri angkatan IV

Siswi menuliskan tentang adab terhadap Rosululloh menurut yang dia ketahui sebanyak 3 hal. Setelah itu dibaca persiswa di depan forum. Guru mengulas sedikit dari setiap pendapat siswi dengan mencocokkan di buku panduan. 

Siswi menuliskan di buku masing-masing apa yang tertera di buku panduan diantaranya adalah sebagai berikut tertulis di bawah ini.

Adab terhadap Rasulullah SAW adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan beliau, mencintai dan meneladani beliau, serta menjaga lisan dan perbuatan dalam setiap situasi yang berkaitan dengan beliau. Adab ini merupakan bagian dari keimanan dan bentuk penghormatan tertinggi kepada Rasulullah sebagai utusan Allah. 

    • Berikut adalah beberapa adab terhadap Rasulullah SAW:

      Adab Hati (Qalbi):

      1. Meyakini keutamaan dan kemuliaan beliau:

      Percaya dengan sepenuh hati bahwa Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang paling mulia dan contoh terbaik dalam segala aspek kehidupan. 

      2. Mencintai Rasulullah melebihi segalanya:

      Menempatkan cinta kepada Rasulullah SAW di atas cinta kepada siapapun, termasuk diri sendiri, keluarga, dan harta benda. 

      3.      Mencintai Rasulullah melebihi segalanya:

      Menempatkan cinta kepada Rasulullah SAW di atas cinta kepada siapapun, termasuk diri sendiri, keluarga, dan harta benda. 

      4.      Beriman kepada risalah yang dibawa:

      Meyakini dan menerima dengan ikhlas segala ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, baik yang terdapat dalam Al-Quran maupun As-Sunnah. 

      5.      Menghormati dan mengagungkan beliau:

      Menjaga lisan dan perbuatan agar tidak merendahkan atau menodai kemuliaan beliau. 

      Adab Lisan (Qauli):

      1.      Tidak mendahului perkataan atau perintah beliau:

      Tidak membuat hukum atau keputusan yang bertentangan dengan ajaran beliau. 

      2.      Tidak meninggikan suara di atas suara beliau:

      Menjaga adab dalam berbicara dan tidak menyombongkan diri di hadapan beliau, baik secara langsung maupun dalam konteks Sunnah. 

      3.      Membaca shalawat dan salam untuk beliau:

      Memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan. 

      4.      Tidak memanggil beliau dengan panggilan yang kurang sopan:

      Memanggil beliau dengan panggilan yang mulia seperti "Ya Rasulullah" atau "Ya Nabi Allah". 

      Adab Perbuatan (Amali):

      1.      Menaati dan mengikuti sunnah beliau:

      Menjalankan perintah dan menjauhi larangan beliau dalam setiap aspek kehidupan. 

      2.      Meneladani akhlak beliau:

      Mencontoh sifat-sifat mulia Rasulullah SAW seperti jujur, amanah, penyayang, pemaaf, dan sabar. 

      3.      Membela dan menjaga kehormatan beliau:

      Membela ajaran dan nama baik Rasulullah SAW dari segala bentuk fitnah dan tuduhan. 

      4.      Mencintai keluarga dan sahabat beliau:

      Menunjukkan kecintaan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang dicintai Rasulullah SAW. 

      5.      Menjaga adab dalam majelis ilmu:

      Menunjukkan kesopanan, ketelitian, dan perhatian saat belajar atau membahas hadits-hadits Rasulullah SAW. 

      Dengan menjaga adab terhadap Rasulullah SAW, seorang muslim menunjukkan kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 

       Setelah itu materi diatas 

    • Saya meminta siswi menggunting 1 lebar kertas bekas menjadi 28 bagian. Siswi mengambil 1 bagian yang itu sebagai pahala solat munfarid/ sendirian.

    • 1 lembar adalah 1 pahala solat sendirian

       Kemudian dalam solat bisa jadi ada yang tidak sempurna, entah itu bacaan, pikiran atau gerakan maka 1 lembar itu akan terpotong. "Bikinlah sebanyak apa kira-kira potongan yang kamu lakukan sehingga 1 pahala itu menjadi berkurang nak!" Maka semua siswa memotong. Hal itu artinya sebanyak apa kekurangan tergantung dari diri kita sendiri-sendiri.

                      • Melakukan penyobekan karena kekurangan diri dalam melakukan solat

            Kesalahan/kekurangan dan sisa pahala
          • Kemudian guru bertanya "kalian tahu pahalanya ketika kita solat berjamaah?" 
          • "Tahu ustdh, 27 derajat lebih tinggi daripada  solat sendirian"
          • "Nah itulah 27 lebar yang kalian buat tadi, saking banyaknya pahala bisa deh kalian jadikan kipas, itu masih selembar kertas, andai pahala itu berupa hal yang menyenangkan, misalnya kipas, maka kalian akan punya 27 kipas yang membuat kalian makin sejuuukkk"
          • 27 lembar kertas bisa dipakai sebagai kipas...sejuukk

            Selanjutnya untuk menimbulkan semangat melakukan solat sunnah sebagai perwujudan cinta pada Rosululloh adalah dengan mengambil 1 lebar kertas dan di potong 2. Hal ini sebagai simbul bahwa solat sunnah pahalanya tidak sebesar solat wajib yang 1 lebar. 

          • "Nak, jika kalian solat rowatib qobliyah dhuhur dapat pahala 1/2 dan ba'diyah dhuhur dapat pahala 1/2, maka coba kalian rangkai dengan pahala solat sendirian kalian yang telah berkurang tadi"

          • Maka siswi menyambungkan daaann..."bagaimana hasilnya nak?"

          • "Kertas yang tidak sempurna tadi menjadi lebih panjang dari 1 lebar ustdh" kata Khansa

          • "Masyaalloh pinter, artinya apa?"

          • "Ketidak sempurnaan yang kami lakukan saat solat akan menjadi bertambah lagi ustdh" kata Nahla 


          • Nahla menunjukkan hasil yang lebih panjang 

            Nah, karena itulah ayo kita rajin solat sunnah. Bukan berpikir ah kan hanya sunnah ...jika tidak dilakukan tidak berdosa, namun akan menjadikan solat kita lebih sempurna. Ibarat orang berdagang, jika Alloh memberikan modal kita dengan pahala solat wajib maka solat sunnah itu sebagai labanya/ keuntungannya.

          • Alhamdulilah moga kita selalu semangat dengan kebaikan khususnya solat sunnah...aamiin

          • Alhamdulillah diakhiri dengan makan kebab anget....mereka penuh syukur "enak ustdh kebabnya, mantul" lop u nak kau bukti cinta Alloh padaku.

          • Makan kebab angeett

              • Rajwa dari Kalimantan, ceria dan hafalannya bagus
                Nova alumni Al Mahira, ngajinya bagus juga...lebih PD gaes
                Nadin, dari Sidoarjo juara qiroah 
                Hikmah Nur Jadidah, saudaranya Intan Indira Muridku FDS
                Shofia, alumni Isykarimah Solo
                Khansa, dari sulawesi juara O2SN Karater

          • Kayla, dari Fulday Surabaya, adeknya Milda muridku saat di FDS

Rabu, 23 Juli 2025

Adab terhadap Orang Tua

 Adab Terhadap Orang Tua

Oleh : Asri Fahmiati, S.Si., M.Pd.

Disampaikan pada BLC 2025 Putri angkatan IV

Di dalam sebuah video pendek seseorang berkata bahwa hadiah terbaik bagi orang tua bukanlah uang atau benda. Hadiah terbaik adalah ketika orang tua melihat bahwa anaknya menjadi pemenang. Anak menjadi mandiri dan memperlihatkan bahwa ia mampu menjalani kehidupannya dengan baik.

Anak adalah buah hati orang tua. Mereka mencintai anaknya sehingga hal yang sering membebani pikiran orang tua adalah kebahagiaan dan kemandirian anak. Jika anak menunjukkan karakter pemenang, maka itu sangat mengurangi beban pikiran orang tua. Itu adalah hadiah yang sangat berharga.

Karakter pemenang adalah karakter yang menunjukkan kemampuan anak untuk menjadi orang-orang yang bahagia. Karakter pemenang di antaranya adalah etos kerja yang tinggi, hati yang bersyukur, sabar, dermawan, dan karakter positif lainnya.

Orang tua yang melihat anak-anaknya tangguh akan berbahagia. Kegesitan mereka menyejukkan pandangan mata. Tidak ada yang lebih indah selain melihat mereka yang dicintai memiliki kemampuan yang hebat. 

Sedangkan anak-anak yang lemah akan menambah beban pikiran orang tua. Anak-anak yang pemalas, mudah marah, dan gampang patah. Urusan membangunkan tidur di pagi hari saja sudah menyita energi. Belum lagi mencari barangnya yang hilang entah ke mana. Mengatur dirinya saja belum rapi, apalagi mengatur barangnya. 

Anak-anak yang lemah terus mengeluh dan mengadu. Jika masih balita tentu wajar saja. Namun, mereka terus melakukannya di usia matang. Mau jadi apa mereka kelak saat orang tua sudah tidak mampu lagi mengawalnya?

Orang yang religius sangat mengkhawatirkan ketangguhan spiritual anak-anaknya. Mereka khawatir akidah anak-anaknya lemah sepeninggal dirinya. Contoh yang diberikan di dalam Al-Quran adalah kisah Nabi Ya'qub yang bertanya kepada anak-anaknya menjelang ajalnya. Allah SWT berfirman:

Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. Al Baqarah ayat 133)

Nabi Ya'qub khawatir anak-anaknya tidak menyembah Allah SWT sepeninggal dirinya. Untuk menenangkan dirinya, ia bertanya untuk mengevaluasi akidah anak-anaknya. 

Demikian juga dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat mengkhawatirkan agama umatnya. Diceritakan, menjelang wafatnya, Nabi Muhammad SAW menyebut "ummati-ummati". Beliau khawatir dengan kualitas umat.

Hal yang membuat gembira hati Nabi Muhammad SAW adalah saat Beliau melihat umatnya hebat. Ini tergambar dari hadits yang menceritakan saat Nabi Muhammad SAW mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus Mu'adz ke Yaman, lalu beliau bertanya: "Bagaimana engkau memutuskan hukum?" ia menjawab: Aku memutuskan hukum dari apa yang terdapat di dalam kitabullah. Beliau bertanya lagi: "Jika tidak ada di dalam kitabullah?" ia menjawab: Dengan sunnah Rasulullah SAW. Beliau bertanya: "Jika tidak terdapat di dalam sunnah Rasulullah SAW?" Ia menjawab: Aku akan berijtihad dengan pendapatku. Beliau mengatakan: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah SAW."  (HR. At-Tirmidzi)

Melihat kemampuan Muadz bin Jabal yang memahami agama dengan baik, Rasulullah SAW mengucapkan Hamdalah. Beliau senang dan bangga terhadap Muadz bin Jabal.  Hadiah terbaik yang membuat bahagia Nabi Muhammad SAW adalah melihat umatnya berkualitas dalam agama.

Seorang anak yang ingin membahagiakan orang tuanya tentu akan berusaha melakukan hal yang paling membuat senang orang tuanya. Sebagaimana uraian di atas, anak yang memahami bahwa orang tuanya menginginkan dirinya mandiri tentu akan berusaha menunjukkan kemandiriannya. 

Ia akan berusaha bangun shubuh dan mengerjakan ibadah tanpa perlu merepotkan orang tua. Ia akan berusaha belajar tanpa harus menunggu orang tuanya mengejar-ngejar. Ia akan merapikan dirinya sehingga tidak ada kata teguran dari orang tuanya. 

Hadiah terbaik yang ia berikan adalah merubah helaan nafas gundah orang tuanya menjadi tatapan mata yang berbinar-binar. Ia membuat orang tuanya selalu memandangnya dengan penuh kekaguman. Membuat orang tuanya tidak puas-puas melihat dirinya. Menjadi penyejuk pandangan sebagaimana doa orang tuanya: 

“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon ayat 74)

Jika menyenangkan orang tua adalah hal yang wajib, bagaimana dengan Nabi Muhammad SAW yang lebih wajib lagi untuk digembirakan? Bagaimana dengan Beliau yang cintanya kepada umatnya melebihi cinta orang tua kepada anaknya? Tentu semangat untuk membahagiakan Nabi Muhammad SAW harus lebih kuat. 

Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Muadz bin Jabal telah membuat bahagia Nabi Muhammad SAW dengan kesholehan dan ketinggian ilmu mereka. Untuk dapat membuat Nabi Muhammad SAW tersenyum bahagia tentu bisa dilakukan dengan cara yang sama.

Menjadi umat yang berkualitas adalah kunci untuk membuat Nabi Muhammad SAW bahagia. Di saat tubuh terasa lelah untuk belajar dan beribadah, dengan mengingat senyum bahagia Nabi Muhammad SAW, semangat akan kembali hadir. Sebagaimana semangat yang membara ketika melihat ayah dan ibu tersenyum bahagia.

Nabi Muhammad SAW sangat ingin umatnya bahagia. Sudah selayaknya umatnya berusaha membahagiakannya. Yaa Allah, ijinkan kami membuat Nabi tersenyum bahagia saat bertemu dengan kami di telaga Kautsar. Aamiin.  Allahumma sholli wa salim  'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in.

Wallahu a'lam bishshowab

Siswi diminta untuk menuliskan 5 cara berbakti pada orang tua. Guru memvideo presentasi singkatnya.

Guru "Nak, ada tidak diantara kalian yang mengungkapkan rasa sayangnya secara langsung ke orang tua?" 

"Tidak ada, karena gengsi"

" Nak, jangan gengsi ya, orang tua senang kok jika anaknya segera melakukan apa yang diminta dan berterimakasih langsung, bilang bangga punya ibu seperti ibuku"

Guru menceritakan bahwa dulu masa kecilnya ingin dibanggakan ortunya di depan teman ortu, namun seakan ortu tidak pernah bangga. Namun sebenarnya orang tuanya bangga terbukti teman orang tuanya tahu prestasi guru tersebut yang di terima di Universitas Brawijaya lewat jalur nilai rapot. Artinya rapot anaknya selalu naik dan pastinya juara kelas. Mengetahui hal tersebut maka guru mengubah cara mendidik anak yaitu dengan mengapresiasi setiap kebaikan dan prestasi anak secara verbal dan jika mungkin material. Misalnya dengan menuliskan surat saat menghatamkan quran, memberikan hadiah buket bunga, emas, hadir pada event pentingnya, memberikan hadiah di ulang tahunnya.

Guru tersebut tidak mengharapkan anakknya membalas namun anak2nya makin lama makin baik. Hasna anaknya yang ke 5 selalu mengucapkan sayang secara verbal "aku sayang umi, aku kangen umi" sambil memeluk uminya. Bahkan ada juga menuliskan buku khusus untuk uminya. Riza selalu peluk uminya dan jika umi bilang "Love u" dia jawab singkat "2"

Sari dan kembar  yang tidak mengucapkan namun makin nurut dalam kehidupan sehari-hari. Ibrahim menulis di buku hariannya "aku sebenarnya pingin ucapin sayang ke umi, tapi gengsi". Persis seperti pengakuan salah satu muridku yang mengatakan gengsi juga.

Guru menceritakan tentang pengorbanan seorang temannya yang jualan keliling kampung dan jualan rawon di subuh hari demi anaknya. Suaminya tidak memberikan nafkah sehingga seluruh warisannya habis untuk membiayai hidup bersama anaknya. Alhamdulillah Alloh memberikan hadiah berupa keberuntungan buat anak anaknya.

Kamis, 17 Juli 2025

Dermawan

 

                                                        Persawahan bersama Hasna 

Kisah Sahabat Nabi Terkaya 

yang Selalu Menangis Karena Hartanya


Jumat, 18 Juli 2025 Oleh Asri Fahmiati, S.Si., M.Pd
Disampaikan pada sesi Keputrian SMP SMA Al Hikmah IIBS Batu


Abdurrahman Bin 'Auf, salah satu sahabat Nabi yang dikenal paling kaya. Tidak ada sahabat terkaya dibanding dirinya. Di samping kaya, ia juga dinobatkan oleh Rasulullah sebagai salah satu sahabat yang dipastikan masuk surga.

Namun, meskipun ia dikenal sebagai sahabat terkaya, ia tidak pernah berfoya-foya karena hartanya. Bahkan, selalu menangis dengan harta yang dimilikinya. Ia takut jika harta yang dimiliki membuatnya berkurang dalam beribadah kepada Allah.

Pada zaman Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf menyedekahkan separuh hartanya. Kemudian ia menyedekahkan lagi sebanyak 40.000 dinar. Namun, kekayaan yang dimiliki Abdurrahman bin Auf justru menjadi suatu kekhawatiran baginya. Bahkan, sahabat nabi ini sempat berusaha untuk menjadi orang miskin. Hal tersebut setelah ia mendengar perkataan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW berkata, "Abdurrahman bin Auf akan masuk surga paling akhir karena terlalu kaya. Ia akan dihisab paling lama". Sahabat nabi ini tidak ingin dihisab paling lama. Ia mencoba untuk menjadi miskin supaya masuk surga lebih awal.

Suatu ketika setelah perang Tabuk, kurma yang ditinggalkan sahabat di Madinah menjadi busuk. Hal tersebut menyebabkan nilai jual kurma menurun. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Abdurrahman bin Auf. Ia membeli kurma busuk dengan harga yang normal. Tentu saja semua sahabat bersyukur karena yang awalnya berpikiran tidak laku, kini ludes dibeli oleh Abdurrahman bin Auf. Akan tetapi, usaha Abdurrahman bin Auf menjadi miskin gagal. Suatu ketika datang utusan dari Yaman yang sedang mencari kurma busuk. Utusan tersebut bercerita jika di negerinya sedang terserang wabah penyakit menular.

Konon yang menjadi obat penyakit menular itu adalah kurma busuk. Abdurrahman bin Auf mau tak mau menjual kurma busuk itu. Oleh utusan Raja Yaman, kurma busuk itu dibeli dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Hal ini membuat Abdurrahman bin Auf malah makin kaya 10x. Maka dia serahkan hartanya semuanya ke rumah zakat. Apa yang dilakukan Abdurrahman bin ‘Auf membuat Umar bin Khattab berkata, "Sungguh aku melihat 'Abdurrahman bin 'Auf telah berdosa. Ia telah menyumbangkan seluruh hartanya tanpa menyisakannya untuk keluarga."

Mendengar itu akhirnya Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman Bin 'Auf. "Apakah engkau meninggalkan sesuatu untuk keluargamu, wahai Abdurrahman?"

Dengan yakin Abdurrahman menjawab, "Ya, aku bahkan meninggalkan untuk mereka sesuatu yang lebih banyak." jawabnya. "Berapakah jumlahnya?" tanya kembali Rasulullah.
"Sebanyak janji Allah dan Rasul-Nya, yakni berupa balasan kebaikan, pahala dan ganjaran," jawab Abdurrahman dengan ikhlasnya.

Abdurrahman Bin 'Auf dikenal sebagai orang yang dermawan kepada siapa pun. Hartanya tidak membuat dirinya sombong, merasa paling kaya. Justru, ia selalu berlinang air mata karena takut tidak akan masuk surga disebabkan kekayaan yang dimilikinya. Ibarat orang kaya belanja di super market, otomatis di depan kasir lebih lama. Suka kah kamu berdiri di kasir lamaa....apalagi hanya mengantri sama orang yang belanjanya banyak sehingga kita pelanggan yang hanya beli 1 botol air mineral ikut berdiri lama.  Demikian juga orang kaya akan dihisab dari mana asal hartanya, dibelanjakan untuk apa? 

Dari kisah sahabat nabi tersebut terdapat hikmah yang dapat kita ambil dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika memiliki harta yang berlimpah janganlah sombong. Sesungguhnya harta hanyalah titipan dari Allah. Dan janganlah di butakan dengan harta yang berlimpah dan selalu merasa tidak cukup.

Dalam harta yang berlimpah ada hak orang lain yang harus di bantu bahkan diberikan kepada yang tidak punya. Harta tidak bisa dibawa mati kecuali dengan sedekah yang akan mengalir terus pahalanya. Jika banyak hartamu maka yang menjadi rezekimu adalah yang : 

1. kau makan dan 

2. kau sedekahkan. 

Namun jika makan tidak terkendali, lebih banyak menuruti keinginan mungkin sekarang akan baik-baik saja namun masa selanjutnya akan banyak menimbun racun dalam tubuh yang akan menimbulkan berbagai penyakit. Tidak jarang orang sakit dan bahkan meninggal dalam usia yang masih muda karena disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. 

Saat di perswahan bersama Hasna, melihat padi yang menguning namun bukan karena tua, dia terkena penyakit sehingga seperti terbakar. Merenungi bertapa rezeki itu bukan urusan manusia, urusan manusia hanyalah berusaha. Siapa yang tahu kalau padi ini bisa tumbuh dengan baik dan subur, namun suatu ketika tiba tiba terkena penyakit. Petani tidak bisa mengendalikan hal itu, semua taqdir yang harus diyakin bahwa itu hal terbaik dari Alloh, walaupun kadang petani juga tidak terima, namun jika terlarut dalam emosi tidak terima maka dia malah sedih bahkan sakit, dan itupun tidak akan merubah taqdir. Di saat seperti itu hanya bisa bertawakkal, sabar dan pasrah. 

Pernah dapat cerita teman yang awalnya hidupnya punya mobil, namun terkena musibah dan mobilnya dijual, akhirnya ke mana-mana naik motor hingga jarak jauh pun naik motor.  Dia menjalani itu sampai 1 tahun, dengan hati dongkol..."kenapa gak punya mobil" saat ada polisi tidur, marah sebel "kenapa sih mesti polisi tidur di sini". Dia sampai tujuan badan sakit semua. Hati dongkol tiada henti. 

Namun akhirnya dia menyadari bahwa dongkol itu tidak bisa selamanya dia jalani. Dia teringat nasehat ustd Abdullah syihab dosen fakultas tehnik ITS yang ke kampus naik sepeda pancal "Kita seringnya meminta menjadi orang yang sukses, kita tidak bersyukur dengan yang ada sekarang, padahal Alloh kuasa menjadikan kalian yang sekarang menjadi pemulung, maka harusnya kita bersyukur". Maka sejak itu dia mencoba menikmati naik motor dengan sambil bersholawat sepanjang jalan, mendoakan pengguna jala, mendoakan rumah bagus, mendoakan mobil dan motor bagus. Jika ada polisi tidur dinikmati karena mobil di depannya jadi pelan dan dia bisa mendahului dengan aman dan lebih cepat sampai tujuan. Dia bisa mengambil hikmah adanya polisi tidur mempercepat dia menyalib mobil. Alhamdulillah dia sampai di tujuan dengan aman dan bahagia.

Ya Alloh berikanlah kami istiqomah dalam kebaikan

Ampunilah dosa kami

Berikanlah kami istiqomah dalam segala aktivitas dan hidup kami

Aamiin