Rabu, 12 Februari 2025

Pelatihan Leadership

 Empowering Visionary Leadership YLPI Al Hikmah 2025

12 Februari 2025 di Pasca Unair Surabaya

Bersama Prof Fendy

Prof Fendy yang luar biasa perjuangannya dalam mencapai prestasi dalam hidupnya.

Ibunya seorang guru SD dan ayahnya buruh pabrik. Beliau tinggal di lingkungan Karang Menjangan yang penuh dengan mabuk, adu doro, sering banyak kejadian tawuran. Ibunya mendidik beliau dengan keras, jika tidak mengerti matematika tangan beliau dipukul dengan penggaris, bahkan punggung beliau penuh dengan bekas pukulan. Namun hal itu membuat beliau bersemangat dan mengerti bahwa itu untuk kebaikan beliau. İbu mendidik beliau dengan keras sehingga akan menyimpan memori untuk menjadi orang yang berguna. orang tua harus peduli dengan pendidikan anak. anak manut pada orang idolanya namun orang tua tetap harus bisa menjadikan anak terarah sesuai misi keluarga. 

Beliau kuliah S1 di Unair dan akhirnya menjadi dosen tidak tetap di Unair. Waktu itu beliau ijin kuliah S2 namun oleh dosennya 3x tidak diijinkan dan sampai beliau marah pada dekannya karena tidak mengijinkan kulian. Beliau berikir "gak masalah di pecat, toh juga masih pegawai tidak tetap" Dekannya bilang "silahkan kuliah saya tidak merestui". Akhirnya beliau nekat berangkat  S2 di Bandung dengan tanpa membawa bekal yang cukup sehingga beliau hidup diantara 2 rumah orang lain. 

Beliau datang ke kampus ITB langsung daftar, saat diminta uang untuk daftar beliau belum memilikinya dan solusinya adalah menuliskan surat untuk 100 konglomerat Indonesia. Hanya 1 yang menjawab bos kompas. Beliau dipanggil datang ke kantor yang mana beliau dan bosnya tidak saling kenal.   Beliau bilang "saya ini orang miskin dan sebagian harta bapak itu milik  saya sebagai orang miskin". Bos Kompas menjawaban "minta uang berapa?" tanpa melihat beliau mengabulkan permintaan beliau yaitu 35 juta. Wow banget ya beliau di tahun 1991 dapat uang 35juta, merasa menjadi orang terkaya. Bos kompas  bilang" sak mene wae kok njaluk, sana ke kasir". Beliau dengan heran bertanya pada bos kompas " saya muslim bapak Katolik, kok mau ngasih saya". Bos kompas menjawab "pikiran cupet". Setelah itu beliau pergi dan mencari kos yang paling mahal, makan yang paling enak dan melunasi uang SPP yang selama ini belum dibayarkan. Sampai suatu saat belum lulus akhirnya  uang habis maka menulis surat lagi dan minta uang 15 juta untuk dibelikan komputer. 

Beliau mencari ijin diantara 10 rumah yang beliau datangi dan akhirnya diijinkan dengan beralas kardus. Hal ini beliau lakukan karena sudah sering tidur dimasjid dan akhirnya diusir oleh  takmirnya.  Waktu itu gaji beliau 60k, jika dibelikan beras akan mendapat 10kg yang  harus digunakan untuk hidup 1 bulan. Maka beliau mencari cara untuk bisa makan yang  halal dan gratis. Beliau menerima tantangan dosen matematika untuk mengerjakan kalkulus. Awalnya beliau juga merasa mustahil karena orang psikologi di suruh mengerjakan integral. Namun beliau nekad menerima tantangan asal diberi nilai A. Beliau mengerjakan malam hari dengan otodidak dan pagi diserahkan ke dosen di depan teman2nya sampai sampai temannya merasa Pak Fendi pinter. Hal ini membuat temannya minta diajari dan bergantian mengajak ke rumahnya masing-masing untuk belajar kelompok. Hal tersebut membuatnya beliau  mendapat makan gratis dan halal. Beliau memotivasi kami bahwa nikmat Allah selalu ada, jika ada masalah pasti ada solusi. Berani menerima tantangan maka akan ada jalan keluar. 

Beliau saat di Bandung fokus untuk belajar untuk belajar walaupun banyak cewek Bandung cantik. 

Setelah lulus S2 beliau kembali ke Unair dan oleh dekannya disuruh sekolah lagi dan melanjutkan S3 dengan tidak punya uang juga. Beliau diajak sama promotornya ke P Habibi......

Beliau umur 30 tahun  jadi doktor dan 40 tahun jadi guru besar.  Pak Badri seorang murid beliau yang dapat memecahkan rekor saat umur 38 tahun bisa jadi guru besar. Beliau golongan 4e umur 43 dan  umur 49 sudah tercapai semua cita2. 

Penuturan beliau selalu diakhiri dengan motivasi "Hadapi semua kesulitan, Allah itu sayang pasti ada sesuatu hal kenikmatan, Allah itu tidak kejam, minta kekuatan pada Allah". 

2009 beliau membangun rumah sakit Unair dan tiap saat dipanggil KPK sampai tahun 2015. Nangis di hadapan Allah karena dituduh memperkaya diri dan orang lain. Beliau merasa tidak mencuri, uang dikasih oleh koleganya dibuang dihadapan yang memberi. 

Beliau memiliki punya 4 cucu dan masa tuanya tidak mau menjabat di kampus, hanya mau momong cucunya. 

Beliau mendirikan sekolah SD dengan bertekad : orang miskin harus bisa sekolah. Kemiskinan bukan halangan untuk maju dan sekolah 

Beliau memberikan tips : siapa diri kamu lingkungan mu yang mendukung, jika pingin jadi kyai kumpul dengan kyai. Perilaku seseorang itu didik lingkungan, siapa yang kau bergaul itu menunjukkan kualitas dirimu. (Makanya suamiku hanya meridhoi aku di Al Hikmah).

Teman kami ada yang bertanya "Jika dientahi pimpinan apa yang harus dilakukan?" Maka beliau menjawab "buktikan bahwa pendapatmu itu benar, ibarat air, jika dibuntu maka akan mencari saluran lainnya". Allah menciptakan manusia sebagus2nya, lebih dari sekedar yang dia kira, kalimat yang beliau ucapkan setelah menjawab pertanyaan teman saya. 

Prof Fendy juga merasa tidak nyambung dengan gen Z yang semau gue, mengerjakan tesis dari chat GBT dan ketika beliau mengetahui hal tersebut maka tesisnya dikembalikan dan diminta mengerjakan lagi dengan kemampuan otaknya sendiri. Beliau menginginkan kualitas mahasiswanya baik. 

Beliau mengelola mahasiswa S2 dengan praktek bisnis langsung. Mahasiswa DTG setor 100k minimal dan uang ini dikumpulkan di kelompok 10 orang. Prof Fendi  memberi tantangan supaya uang itu berkembang. menjual kompetensi dengan berbagai pasion, membuat usaha. Prof Fendy memberikan buku visi misi organisasi untuk mahasiswa supaya belajar dan praktek berorganisasi. Buku job analisis, sistem penggajian, pelatihan dan setelah akhir semester mahasiswa memberikan presentasi. Chalance ini membuat mahasiswa berusaha supaya uang nya tidak hilang bahkan berkembang. 

Otak kiri biasanya dominan namun bisa dilatih secara seimbang

Beliau mengajarkan kami berpikir out off the box, menaroh 10 paku diatas paku besar. Kami berpikir rumus fisika, keseimbangan namun ada teman kami yang menemukan cara dengan disusun secara bersilang dan diangkat, dijepit diantara 2 paku. 

Permainan lainnya yaitu menyelesaikan target kelompok dalam membuat burung dari kertas bekas. Mengajarkan bagaimana melakukan kerja tim yang dimulai dari info disampaikan pada ketua kelompok yang masih muda karena kapasitas memorinya otaknya masih banyak, ini salah satu syarat memilih ketua kelompok. Selanjutnya ketua kelompok mengingat potensi anggotanya untuk menentukan target kerja kelompok berupa jumlah burung yang kesempurnaan burung yang akan dibuat.

Ketua kelompok saya ustd Orthio yang memimpin para senior dengan sopan baik bahasa verbalnya maupun bahasa tubuhnya sehingga kami para senior tidak merasa disuruh. Ustad Orthio juga membebaskan kreativitas kelompok untuk menentuka pola kerja dalam mencapai target sehingga membuat kami menentukan pola kerja bersambung2 sesuai dengan keahliannya masing-masing. Misalnya ada yang bertugas memotong kertas yaitu ustd Irfani, Ustd Yanto selanjutnya akan diteruskan oleh teman kami yang ahli dalam membuat lipatan tahap 1 Ustd Ilyas, Ust Yanu, dan tahap kedua U Pur, ustd Jamil dan ustdah Lila..... semua berperan. Aku dan ustdah Susi  bagian finishing membentuk burung menjadi sempurna dan terlihat itu burung. 

Namun dalam perjalanannya pasti ada yang kerjanya cepat dan prediksi ada juga yang tidak, kami memaklumi dan tidak saling complain. Masing-masing bagian bekerja dengan silent dan menyempurnakan tugas temannya. Kami tidak ada yang mendominasi namun lebih pada diskusi dan jika ada yang dibagian tugasnya menumpuk pekerjaan maka dengan ringan tangan ustdah Lila membantu.  Bahkan para ustd juga membentuk burung sendiri dengan sempurna sehingga agak terlihat berbeda, burung para ustad lebih besar....maklum ustd suka yang banyak dan besar dalam banyak hal...heheh.

Sementara kelompok lain bekerja dengan gupuh, meminta anak buahnya bekerja dengan cepat dan sempurna, membuat target kerja yang melebihi kemampuan anggotanya. Ketua kami sangat prediktif dengan melakukan try out untuk mengukur masing-masing anggotanya mampu membuat 1 burung membutuhkan waktu berapa lama, ternyata 6 menit. Dihitung dalam 30 menit maka 1 anggota membuat 6 burung, sehingga target yang tadinya 50 dapat ditingkatkan menjadi 54. Alhamdulilah dengan kerja kompak, saling mengerti, silint tidak banyak complain maka kelompok kami mencapai target. 

Bahkan ada kelompok yang sampai diganti ketuanya karena kurang bisa mengajari anggotanya. Ada juga anggota mereka yang mengajari namun ajarannya kurang benar, bahkan diganti mungkin karena target yang diberikan pada anggota terlalu banyak yaitu 101 dan akhirnya  mencapai 73. Ketua yang terlalu sempurna tuntutannya dapat mencapai 37 dari target 40 burung. Kerjasama kelompok, saling menghargai, saling mengerti potensi masing-masing itu kunci dalam team work.


                                                                                The Bestie

                                                                     The Best Team


Tidak ada komentar:

Posting Komentar