Minggu, 21 November 2021

Horeee aku punya uang

 

Horeee aku punya uang

 

“Horeee, aku punya uang sendiri….” Itu mungkin ungkapan anak kembarku dan teman temannya. Setiap habis solat subuh ada seorang yang dermawan di desaku, namanya Haji Kholik. Beliau memberikan uang 5000 pada anak-anak yang jamaah di masjid At Taqwa. Pasti mereka gembira saat masuk rumah. Saat beliau tidak ada, anak-anak agak kecewa, dan aku bagian menghibur “ya berarti kamu dapat pahala saja dari Alloh”. Namun namanya anak kecil, pahala itu apa juga belum memahami, dan lebih focus pada kebendaan. Mungkin juga hal ini dialami oleh orang dewasa lo. Terbukti, kalau ada diskon menjelang hari Lebaran pasti masjid lebih sepi.

Anakku dan tamannya ternyata banyak akalnya, mereka mengobati kekecewaan dengan berjalan-jalan dan akhirnya menemukan ide untuk mencari barang di tempat sampah “pemulung”.  Hari pertama mendapatkan 10 ribu di bagi 5 dan dibelikan makanan bakso balungan dan dimakan bersama. Hal itu sudah membuat meraka bahagia.  Kebahagiaan itu  karena merasa enak punya uang sendiri. Hari kedua, mendapatkan uang 100ribu karena bisa menjual besi dari orang yang bongkar rumah setelah  dia ijin seperti yang aku ajarkan untuk selalu minta ijin pada pemiliknya. Tambah senang dan bahkan ketagihan. Hari ke tiga mendapat satu karung besar plastic dan botol dijuan menjadapthak uang 15 ribu. Baru dia merasa kecewa dan capek.

Saat itulah aku menasehati “ Nak jangan bangga dan puas mendapatkan uang, ilmu, sekolah itu lebih penting. Kalau yang bekerja fisikmu, kamu tidak selalu mendapat rezeki yang banyak. Apalagi kalau fisikmu sudah tidak kuat lagi, pasti akan berhenti bekerja, padahal kamu butuh makan tiap hari. Karena itu mencari ilmu lebih penting dari pada bekerja dengan tanpa ilmu”. Sejak dia sudah merasa capek jadi pemulung maka aku mengajaknya motoran, kadang naik sepeda pancal keliling sambil bercerita, memberikan jawaban pertanyaannya.

 Alhamdulillah WFH sehingga kesempatan habis  aku sering mengajak anak kembarku dan hasna secara bergantian berjalan melihat fenomena dan membangun mimpi. Melihat  rumah yang bagus, tapi juga melihat rumah kos-kosan. Melihat pengusaha tapi juga melihat pemulung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar