Horeee aku punya uang
“Horeee,
aku punya uang sendiri….” Itu mungkin ungkapan anak kembarku dan teman
temannya. Setiap habis solat subuh ada seorang yang dermawan di desaku, namanya
Haji Kholik. Beliau memberikan uang 5000 pada anak-anak yang jamaah di masjid
At Taqwa. Pasti mereka gembira saat masuk rumah. Saat beliau tidak ada,
anak-anak agak kecewa, dan aku bagian menghibur “ya berarti kamu dapat pahala
saja dari Alloh”. Namun namanya anak kecil, pahala itu apa juga belum memahami,
dan lebih focus pada kebendaan. Mungkin juga hal ini dialami oleh orang dewasa
lo. Terbukti, kalau ada diskon menjelang hari Lebaran pasti masjid lebih sepi.
Anakku
dan tamannya ternyata banyak akalnya, mereka mengobati kekecewaan dengan berjalan-jalan
dan akhirnya menemukan ide untuk mencari barang di tempat sampah
“pemulung”. Hari pertama mendapatkan 10
ribu di bagi 5 dan dibelikan makanan bakso balungan dan dimakan bersama. Hal itu
sudah membuat meraka bahagia. Kebahagiaan
itu karena merasa enak punya uang
sendiri. Hari kedua, mendapatkan uang 100ribu karena bisa menjual besi dari
orang yang bongkar rumah setelah dia
ijin seperti yang aku ajarkan untuk selalu minta ijin pada pemiliknya. Tambah
senang dan bahkan ketagihan. Hari ke tiga mendapat satu karung besar plastic
dan botol dijuan menjadapthak uang 15 ribu. Baru dia merasa kecewa dan capek.
Saat
itulah aku menasehati “ Nak jangan bangga dan puas mendapatkan uang, ilmu,
sekolah itu lebih penting. Kalau yang bekerja fisikmu, kamu tidak selalu
mendapat rezeki yang banyak. Apalagi kalau fisikmu sudah tidak kuat lagi, pasti
akan berhenti bekerja, padahal kamu butuh makan tiap hari. Karena itu mencari
ilmu lebih penting dari pada bekerja dengan tanpa ilmu”. Sejak dia sudah merasa
capek jadi pemulung maka aku mengajaknya motoran, kadang naik sepeda pancal
keliling sambil bercerita, memberikan jawaban pertanyaannya.
Alhamdulillah WFH sehingga kesempatan habis aku sering mengajak anak kembarku dan hasna
secara bergantian berjalan melihat fenomena dan membangun mimpi. Melihat rumah yang bagus, tapi juga melihat rumah
kos-kosan. Melihat pengusaha tapi juga melihat pemulung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar