Selasa, 02 November 2021

Teman yg temenan

 Teman yg temenan

    Penyusunan bukuku "Semua Asri pada Waktuknya" untuk lomba literasi 2018 sebuah perjuangan yg mendadak. Ide awalnya sudah banyak tapi tidak sempat meneruskan dan merealisasikan. Atik  yang membuat finishing. Awalnya dia hanya berpikir bahwa cukup di tulis di laptop seperti dia pernah punya buku diary saat SMP yg masih wangi hingga kini usianya 31thn. Aya yg membakar semangatnya sebelum dia tahu bahwa ada lomba nulis buku. Aya mbuatkan cover bukunya. Aya memang ahli membuat desain dg komputer dan bahkan sketsa. Karena hobynya itu mengantarkannya pada bagian humas di suatu sekolah. Tiap kali bikin desain untuk teman-temannya, dia berfikir menyenangkan teman dan lebih penting dia berdakwah mengajak kebaikan lewat desain yg dia buat. Saat senggang sedikit waktu dia sempatkan bikin sketsa dan dikirim untuk Atik.
    Atik sejak kecil hobynya membaca, menuliskannya, merenung dengan kejadian yang dia temui dan menuliskannya. Atik ingin mengabadikan pengalaman dan kisah inspiratif orang lain. Atik berpikir bahwa tiap orang itu amazing dan penuh perjuangan yang pasti bisa menginspirasi dirinya dan orang lain bila Atik menceritakan dalam bentuk cerita lisan maupun tulisan. Itu motif utamanya.
    Sungguh tiada yg kebetulan di dunia ini, mereka bisa memadukan dua hoby dalam sebuah buku.
Mereka berdua sudah selesai dengan bukunya. Aya selalu mencarikan info tentang syarat buku yg dilombakan. Awalnya Atik tidak terlalu antusias, dia tidak merasa yakin kalau tulisannya layak dibaca orang lain. Atik memang orangnya kurang PD padahal menurut temannya layaklah hidupnya disebut menginspirasi. Atik melihat begitu antusiasnya Aya mendukungnya dia akhirnya mau memfinishing tulisannya. Seminggu Atik membuat finishing jadilah 63 halaman dan Aya yang menjadi editornya.  Aya memahami tulisan Atik dg baik, walaupun Atik masih merasa malu saat Aya dg PD mengeditnya, malu jika ceritanya dibaca Aya.

    3 hari sebelum daedline lomba Atik denga malu menyerahkan pada Aya dan Aya dg sigapnya mengedit disela kesibukannya sebagai humas dan tim guru kelas 9 yg lagi puncak kesibukan menyiapkan murid UNBK. Aya mencarikan kertas A5 langsung mengeprintnya. Atik terkaget-kaget begitu tahu hasil print dan editing yang dibuat Aya "Kau begitu memahami alur ceritanya dan mengeditnya dg PD" komentar Atik agak malu. Menjelang magrib mereka pergi ke xerox untuk mencetak dan membendel menjadi buku. " Aku puas hari ini disela kesibukanku bisa membuat buku kita finish malam ini". Sungguh perjuangan pontang-panting yg Aya lakukan untuk Atik.
    Saat magrib tiba Aya solat sementara Atik yang lagi berhalangan membelikan es jeruk bungkusan di penjual bakso kaki lima sambil memberikan nasi yang tiap hari mereka ambil dari kantin untuk org yg membutuhkan. Atik yg berpikir jeruk plastikan tanpa pengawet dibanding floridina dan juga sekalian membeli di sodara sendiri. Kalau mau gengsi Atik pasti beli minuman kemasan di cafe atau kulkas xerox seh bisa, namun Atik memilih memberdayakan masyarakat kelas bawah.  
    Selesai solat magrib Aya mencari Atik dan Atik mengulurkan seplastik es jeruk "Aku suka gaya kamu yg apa adanya, dengan minuman ini, pasti cepat bikin kaya nih, padahal ku mau ajak kau ke cafe" sambil tersenyum dia sedot es jeruknya. Semua urusan sudah diselesaikan bersama, maka saatnya pulang ke rumah masing-masing.
    Pulanglah mereka berpisah Aya pulang dan Atik taklim. Rupanya perjuangan belum selesai, Alloh menghendaki Atik ikut berperan secara teknis juga. Pagi itu Atik menunjukkan bukunya pada temannya daaaannn baru sadarlah kalau ternyata halaman ganjil tdk tercopi. Bermaksud tidak mau ijin ke managemen pagi ini taip karena terdesak ijin resmi Atik lakukan demi ketenangan hati karena mengikuti prosedur resmi. Malahan dapat doa juga dari kepala sekolah. Atik langsung ke xerox, dengan sedikit bargaining yang sopan akhirnya gratis untuk perbaikan bukunya. Langsung dibungkus dan dikirimlah ke kantor pos. Sisa satu buku yang tak terpikir sebelumnya untuk menyisakan, namun hal itu luarbiasa sebagai motivasi pembuatan buku berikutnya.
    Sebenarnya Atik masih tidak PD dengan buku pertamaku, namun menghargai saran Aya untuk cetak 4 ya Atik turuti saja. Atik datang di kelasku terlambat dan muridku bertanya "Lo kok ibu guru gak ngajar? Ibu dari mana?" Aku diam hanya kutunjukin buku yg bergambar diriku dan bagian belakang ditulis book of asri, "wow ibu bikin buku, kerrreeeeennnn?" Kata tia. Dita juga berkomentar "kita rame2 bikin buku karya 8g" . So amazing buku membuat muridku terinspirasi. Mereka rame2 membaca dan menemukan nama mereka di dalamnya, senang bukan main "eh fir, ada namamu"  teriak khansa. Siswa lainnya ikut penasaran "bu, ada buku yg lainnya ya?" Tanya rasya. Aku ambilkan kumpulan yg belum dibendel dan juga ku bukakan laptop tempat file aslinya.
    Mereka bangga gurunya bikin buku ada nama mereka pula. Rasya sampe berpesan " ibu harus bikin buku lagi yg ada namaku lo bu" katanya dg nada berharap. Teman2 Atik juga terlihat memandang dg keerreennn  bisa bikin buku. Bahkan judul buku yg menjadi jargonya Atik selalu diingat oleh muridnya yang bernama Tia untuk menyemangati Atik saat menghadapi masalah di kelasnya " sabar ya ibu guruku, semua akan asri pada waktunya" oohhh si sweet my student. Begitulah petualangan sodara kembar yg memadukan hobinya. Aya yg selalu memotivasi Atik untuk berkarya, menolong Atik setiap saat dan tiap hal yg dibutuhkan Atik. Sampe bertemu pada kebersamaan yg asri mereka berdua.      




Lapangan Gunung Anyar







Tidak ada komentar:

Posting Komentar