Senin, 22 November 2021

Pengamen

 

Seorang raja ingin dirinya dilukis. Di galeri istana yang berisi foto-foto raja-raja yang memerintah, belum ada lukisan dirinya.

Dipanggillah para pelukis terbaik di kerajaan tersebut. Di hadapan para pelukis, raja mengumumkan akan memberikan hadiah yang banyak kepada pelukis yang terpilih.

Raja ingin dirinya dilukis seperti halnya raja-raja sebelum yang terlihat gagah dan berwibawa. Mendengar hal itu, satu per satu pelukis mengundurkan diri dengan berbagai alasan.

Mereka memang penulis hebat, tetapi untuk menuruti keinginan raja tersebut, sangat sulit. Mereka takut lukisannya mengeewakan raja, dan akhirnya mendapat hukuman. Para pelukis berpikir tidak mungkin melukis raja yang satu kakinya pincang dan satu matanya buta terlihat gagah. Itu adalah hil yang mustahal.

Tinggallah seorang pelukis yang tersisa. Dia menyanggupi tantangan tersebut. Dia tahu risiko yang menyertai kesanggupannya. Namun, dia juga sadar bahwa itu kesempatan baik dan langka yang tidak boleh disia-siakan.

Setelah beberapa hari, pelukis itu berhasil menyelesaikan tugasnya. Pelukis yang lain meragukan hasilnya. Mereka menduga sesuatu yang buruk akan terjadi pada rekannya itu.

Pada hari yang ditentukan, pelukis membawa lukisannya ke istana. Lukisan itu diletakkan di meja berbentuk lingkaran. Berdiri, ditutupi kain putih bersih.

Raja mendekati lukisan tersebut. Suasana hening. Semua menahan napas. Yang terdengar hanya ketukan tongkat raja yang kian mendekat ke tempat lukisan itu.

Sampai di depan lukisan, raja diam sebentar. Semua yang hadir menundukkan kepala. Tak mampu membayangkan kalau raja sampai tersinggung dan murka.

Raja menarik kain putih pelan-pelan. Waktu seakan berhenti berputar. Tarikan itu terasa lama bagi siapa pun di ruangan itu.

Lukisan tersingkap sempurna. Semua kian tertunduk. Hanya raja yang berdiri mematung memandangi lukisan itu.

Sesungging senyum menghias wajah raja. Dia menatap dirinya dalam lukisan itu sedang naik kuda perang. Terlihat samping, sehingga kakinya yang cacat tidak terlihat. Di atas kuda itu, raja duduk gagah menggenggam busur panah. Sebuah anak panah diarahkan ke musuh, sehingga matanya yang buta seakan sedang membidik.

Raja berdehem. Darah hadirin kian berdesir. Mereka semakin tidak berani mengangkat kepala.

“Luar biasa! Aku suka lukisan ini,” kata raja.

Huft... Semua bernapas lega. Serentak mengangkat kepala, tersenyum, dan bertepuk tangan.

---

Tak banyak orang yang berani mengambil risiko. Hanya orang yang percaya dan mempunyai kompetensi yang sanggup melakukannya.

Banyak yang sebenarnya punya potensi. Sayang, nyalinya kecil. Daripada berhadapan dengan risiko, dia memilih mundur teratur.

Pun hanya dengan guru. Hanya sedikit guru yang berani mengambil risiko. Ketika ada peluang, tidak melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk membuat loncatan. Merekalah yang terlalu nyaman di zona nyaman. Baru mau bergerak ketika sudah ada yang mencoba.

Tentu saja guru yang seperti ini tidak pernah jadi pionir. Hanya pengekor. Selalu tertinggal. Hanya guru yang berani mengambil risiko yang bisa memimpin kemajuan. Pilih mana?

Cerita diatttas adaaalah realita kehidupan sekitar kita. Sejak Covid melanda dunia banyak jiwa menjadi kerdil. Selama WFH saja banyak pengamen yang singgah ke rumahku. Sampai-sampai aku jadi hafal dengan wajah wajah pengamen di rumahku.

Awal WFH aku berkenalan dengan mereka. Ada yang rumahnya daerah Panjang Jiwo, Kenjeran. Meraka sudah memiliki anak 2 atau 3. Ada juga segerombol pemuda yang sempat aku tanya, “Mas kerja di mana? Aku berpositif tinhking bahwa mereka mengamen hanya untuk hiburan, selingan, namun jawaban mereka sungguh membuatku males memberi walau hanya 200 rupiah “Gak kerja bu, ngamen dari pada menjadi pencuri”. Benar benar bikin males. Seandanya  aku tidak ingat pada kisah kyai yang mengaji di masjid Rungkut Harapan maka aku enggan memberi mereka. Cerita ustd itu sebagai berikut: Seorang kaya raya didatangi oleh seorang pengemis yang butuh makan, dia menyanggupi nanti siang dan siangnya dengan penuh harapan pengemis itu datang lagi, Si kaya menyanggupi, “nanti sore”. Si pengemis datang  lagi waktu sore,  tapi si kaya malah ,mengusir sehingga si pengemis semakin sedih dan dia datang ke tetangga si kaya yaitu seorang kafir. Si kafir bertanya, “Apa seh yang kamu minta hai pengemis, akan aku kabulkan semua yang kamu  minta”.  Si pengemis itu sangat senang dan bahkan akhirnya si kafir masuk islam karena melihat rasa syukurnya si pengemis. Sementara si kaya bermimpi bahwa rumah  dari emas yang akan jadi miliknya ternyata menjadi milik si kafir. Maka si kaya datang ke rumah si kafir dan akan menggantikan apa saja barang yang telah diberikan pada pengemis supaya rumah emas di sorga itu kembali jadi miliknya si kaya, namun itu tidak bisa karena dia telah melukai hati pengemis. Maka aku semales-malesnya dengan pengamen aku selalu memberi uang 2000. Kata anakku “Itu kebanyakan Mi, di tetangga kita aja hanya dikasi 500 dan bahkan diusir”.  Aku menasehati  mereka “ Kita doakan saja semoga mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, yang halal, aamiin”.  Aku ingat kajian tafsir bersama dengan ustd prof Roem “ orang yang meminta-minta untuk memperkaya dirinya maka makanannya adalah api neraka”. Mungkin pengamen itu tidak juga menjadi kaya, namun mereka sebenarnya juga masih bisa bekerja yang halal dan tidak harus menjadi peminta-minta, toh juga ada orang yang mau menjadi pengangkat sampah, pemulung. Saya pikir pekerjaan mereka sangat membuat dirinya sebenarnya jijik, namun mereka melakukan demi mendapatkan makanan yang hala tanpa meminta-minta. Pengamene tidak berani mengambil resiko atas pekerjaan, misalnya rasa capek bekerja, tempat kerja yang kurang bersih, panas. Mungkin mereka berkata “yah gimana lagi itu yang aku bisa”.

 Salut deh pada pemulung dan pengurus sampah, pengangkut sampah perumahan yang rela mengurus lingkungan. Semoga kerja  mereka menjadi amal ibadahnya, aamiin.

Cerita di atas menggambarkan bahwa mind set pengamen itu kurang berani mengambil resiko, tidak mau hidup kotor. Mereka menggadaikan harga dirinya dengan diusir, diberi uang kecil, dipandang sebalah mata. Astagfirulloh aku membayangkan wajahnya tidak tega, apalagi membayangkan wajah 3 anaknya yang menunggu di sore hari hasil kerja bapaknya, makanya aku selalu memberi mereka. Padahal mereka memiliki tubuh yang kuat, lebih muda daripada pak Bambang bagian kebersihan di RT ku. Melihat fonomena itu sangatlah miris.

Sebagai ortu dan guru harus menanamkan mindset yang benar tentang suatu aktivitas menjemput rezeki yang halal. Maka aku menjadi sangat kepo alias strong Why ku semakin tinggi untuk mempunyai wawasan sebagai wirausaha dengan berbagai bidang dan peluang yang membuat anak dan muridku serta diriku semakin yakin bahwa Alloh akan memberi rezeki setiap umat yang mau berusaha. Ada seorng pengusaha kerajinan unik dia berkata “Di pasar itu banyak penjual beras, semuanya laku. Cicak yang merayap saja makanannya nyamuk yang terbang”.  Masyaalloh begitulah mindset pengusaha yang harus kita miliki.  Maka dari itu banyak webinar yang aku ikut untuk menambah wawasan dan motivasi serta keimanan .  

Suatu ketika aku mengikuti webinar orang-orang pengusaha, mereka begitu optimis memotivasi kami karena mereka pernah mengalami jatuh bangun sebelum kesuksesannya. Demikian juga dengan suamiku dan teman-temanku yang kini menjadi pengusaha, mereka berani menghadapi tantangan dan ketidaknyamanan. “Janganlah melihat kesuksesannya saat ini namun lihatlah dulu perjuangannya bagaimana” itu adalah dhawuhnya abi Ihya dan juga beberapa pengusaha yang diwawancarai oleh Yusuf Mansur di acara nikmatnya sedekat tiap jam 5 aku ikuti.

 

 

 

Minggu, 21 November 2021

Horeee aku punya uang

 

Horeee aku punya uang

 

“Horeee, aku punya uang sendiri….” Itu mungkin ungkapan anak kembarku dan teman temannya. Setiap habis solat subuh ada seorang yang dermawan di desaku, namanya Haji Kholik. Beliau memberikan uang 5000 pada anak-anak yang jamaah di masjid At Taqwa. Pasti mereka gembira saat masuk rumah. Saat beliau tidak ada, anak-anak agak kecewa, dan aku bagian menghibur “ya berarti kamu dapat pahala saja dari Alloh”. Namun namanya anak kecil, pahala itu apa juga belum memahami, dan lebih focus pada kebendaan. Mungkin juga hal ini dialami oleh orang dewasa lo. Terbukti, kalau ada diskon menjelang hari Lebaran pasti masjid lebih sepi.

Anakku dan tamannya ternyata banyak akalnya, mereka mengobati kekecewaan dengan berjalan-jalan dan akhirnya menemukan ide untuk mencari barang di tempat sampah “pemulung”.  Hari pertama mendapatkan 10 ribu di bagi 5 dan dibelikan makanan bakso balungan dan dimakan bersama. Hal itu sudah membuat meraka bahagia.  Kebahagiaan itu  karena merasa enak punya uang sendiri. Hari kedua, mendapatkan uang 100ribu karena bisa menjual besi dari orang yang bongkar rumah setelah  dia ijin seperti yang aku ajarkan untuk selalu minta ijin pada pemiliknya. Tambah senang dan bahkan ketagihan. Hari ke tiga mendapat satu karung besar plastic dan botol dijuan menjadapthak uang 15 ribu. Baru dia merasa kecewa dan capek.

Saat itulah aku menasehati “ Nak jangan bangga dan puas mendapatkan uang, ilmu, sekolah itu lebih penting. Kalau yang bekerja fisikmu, kamu tidak selalu mendapat rezeki yang banyak. Apalagi kalau fisikmu sudah tidak kuat lagi, pasti akan berhenti bekerja, padahal kamu butuh makan tiap hari. Karena itu mencari ilmu lebih penting dari pada bekerja dengan tanpa ilmu”. Sejak dia sudah merasa capek jadi pemulung maka aku mengajaknya motoran, kadang naik sepeda pancal keliling sambil bercerita, memberikan jawaban pertanyaannya.

 Alhamdulillah WFH sehingga kesempatan habis  aku sering mengajak anak kembarku dan hasna secara bergantian berjalan melihat fenomena dan membangun mimpi. Melihat  rumah yang bagus, tapi juga melihat rumah kos-kosan. Melihat pengusaha tapi juga melihat pemulung.

Senin, 15 November 2021

Sabar Berbuah Lebih Asri

 Sabar berbuah Asri

"Mbak, duduk sini dekat aku" ajak Virta melambaikan tangannya padaku. Aku nurut aja ajakan sahabatku itu untuk mendekatinya yang tempatnya agak berputar diantara temanku lainnya. "Ini aku kasih, langsung masukkan tas" Aku memasukkan tas kecilku baju itu. "Aku harus ganti berapa Mbak?" karena itu baju ya menurut perkiraanku minimal 90 ribu. "Gak usah, buat kamu aja" Aku setengah gak percaya. Aku hanya mbatin saja "Oh  sahabatku ini mungkin jelmaan dari sahabat lamaku yang telah Kau ambil ya Alloh". Dia memang penerus perjuangan sahabatku menjadi ibu dari anak-anak almarhumah sahabatku. Mbak Kom punya sifat yang gak tegaan, siapa saja yang jualan mesti dia beli, entah itu butuh atau tidak, entah barang itu dipakai sendiri atau dikasihkan orang lain....masyaalloh jadi ingat sama almarhum ustd Jefri juga yang punya sifat demikian. 

Pengajian malam itu berakhir dan sambil makan aku cerita hal yang aku pikirkan pada Virta. 

"Mbak, aku sebenarnya pingin dapat kenangan dari Mbak Kom, karena Ratna cerita kalau semua jilbabnya adalah peninggalan dari beliau" 

"Oh kamu belum dapat ya?"

 "Ya belum, aku malu Mbak, mau bilang pada siapa, eehh lha kok kau beri aka malah baju baru, artinya aku malah dapat yang lebih baik dari yang aku pikirkan, alhamdulillah aku sering mendapatkan hal yang lebih baik dari yang aku inginkan ketika aku sabar"

Alhamdulillah....Masyaalloh..... laquwwata illa billah.

Saat aku pingin ngantar muridku lomba ke Jakarta dan ternyata aku tidak terpilih......Aku sabar dalam doaku merayuMu. Aku memintaEngkau untuk memberangkatkan dan akulah peserta lomba karya Ilmiah guru dan Alhamdulillah aku pula juara 1 nya......masyaallooh...lebih asri dari apa yang aku bayangkan.

Saat aku melihat temanku diberangkatkan ke Singapore, Malaysia sebagai pendamping siswa aku juga ingin ke luar negri dengan gratis, aku  berdoa "Ya Alloh berangkatkan aku ke luar negri dalam kondisi lebih baik. Teman-temanku ridho dan ikhlas kalau aku yang mendapatkan itu, aku pantas mendapatkannya...aamiin". Aku terus berdoa, merayuMu tiap saat dalam doaku.  Alhamdulillah detik terakhir dari sebuah keputusan, muridku maju satu orang untuk mendaftarkan. "Ustdah tolong Chacha didaftarkan, namun ustdah jangan bilang anaknya dulu ya, ini kejutan biar dia lebih baik lagi". Disaat yang sama muridnya temanku mengundurkan diri jadi telaklah aku yang diputuskan untuk mendapatkan tugas berangkat ke Turky. Mempunyai wali murid yang perhatian sampai uang saku dan pulsa terpenuhi melimpah sampai tersisi 900 ribu...pulsa terbesar seumur hidupku...uang saku yang tersisa 5juta.....masyaallohh......Engkau Maha Mengabulkan doa. 

Saat aku meminta umroh dan aku belum terpilih, padahal harapan besar sudah di anganku, persiapan kata-kata jika mendapat ucapan selamat sudah aku siapkan.....memang mungkin Alloh masih melihat ada kekurang siapan dalam hatiku, aku masih banyak dosa. Aku sabar. Alhamdulillah...tahun berikutnya aku umroh dengan suasana dan segala hal yang lebih menyenangkan. Hotelnya bagus, pembimbingnya luarbiasa, travelnya tidak bermasalah, tidak ada keluhan deh...semuanya enak.....Alloh memberiku yang lebih asri.

Saat aku menangis galau ketiadaan tempat bahagiaku yaitu mobil. 3 tahun aku merayu Engkau,...."Ya Alloh aku sangat membutuhkan mobil, supaya bisa mengantarkan dan menjenguk anak-anak kami dipondok dengan mudah...supaya aku tidak merepotkan oranglain....supaya suamiku lebih berwibawa sebagai pimpinan kluarga....Aamiin". Alhamdulillah akhirnya Kau beri aku mobl dengan perantara pohon jatinya nenek moyangku sehingga aku bisa membelinya cas dengan kondisi mobil yang lebih nyaman.

"Sudahlah bu guru, ikhlaskan saja kondisi ini, sedekah terbaik adalah untuk kluargamu" itu adalah nasehat Mbak Kom padaku saat menghadapi guncangan ekonomi kluargaku. Aku dengan perjuangan yang keras memerangi hawa nafsuku untuk protes, berdialog dengan nuraniku untuk damai....."Ya Alloh beri aku rezekiMu biarkan aku hanya berharap padaMu yang memiliki rezeki yang luas....Aamiin". Akhirnya aku bisa mengalahkan nafsuku....Hanya berharap pada Mu.....Alhamdulillah aku gak pernah tahu bagaimana itu terjadi, yang jelas sampai saat ini aku tidak punya hutang dan rekening tidak pernah kering...masyaallohh......aku tak tahu keasrian bentuk apa lagi yang akan aku terima......be positif....be khusnuzon.

Benar logika ceramah dari ustd Nasrulloh dalam menjabarkan Al Quran....kunci menuju keasrian adalah  bersabar atas bungkus permen yang kita dapatkan yaitu kekecewaan karena masih menemukan bungkusnya padahal yang kita harapkan pastinya permennya yang manis. Untuk mendapatkan permennya tahap berikutnya adalah masuk ke dalam goa keajaiban yaitu dengan berdoa dan bersyukur apa yang ada sekarang maka Alloh akan menambah nikmatnya. Jadi teringat tulisan di WA....Hajar yang lari-lari dari shofa ke marwa tidak tahu bahwa kesabarannya akan menmunculkan air justru di kakinya Ismail. Ibunya nabi Musa tidak tahu kalau akhirnya bayi yang dihanyutkan disungai Nil akhirnya dia susui di kerajaannya firoun......masyaallohhh terharu dan bersyukur mengingat semua kebaikan Alloh.   




Sabtu, 06 November 2021

Qurban untuk Emak

 *KISAH NYATA, QURBAN UNTUK EMAK* 

 

Kisah ini diceritakan seorang pedagang hewan qurban pada Idul Adha tahun lalu, tentang sebuah kejadian yang membuat hatinya amat tersentuh, berikut kisahnya:

.

Seorang wanita datang memperhatikan dagangan saya.

.

Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.

.

Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya.

.

"Silakan bu..!"

.

Lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya : "Kalau yang itu berapa Pak?"

.

"Yang itu 2.700 .000 ribu bu." jawab saya.

.

"Harga pasnya berapa?" tanya kembali si Ibu..

.

"2.600.000 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah" jawab saya.

.

"Tapi, uang saya hanya 2.500.000 ribu, boleh pak." pintanya. 

.

Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

.

Saya pun mengantar hewan qurban tersebut sampai ke rumahnya, begitu tiba di rumah nya.

.

Astaghfirullah, ALLAHU Akbar terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut.

.

Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik.

.

Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar danbantal lusuh.

.

Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.

.

"Mak, bangun mak, nih lihat saya bawa apa?" kata ibu itu pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.

.

"Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak." kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

.

Si nenek sangat terkaget, tapi nampak jelas raut bahagia di wajahnya, ia segera berjalan keluar dengan langkah yang gontai karena usianya yang senja..

.

Sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap : "Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban."

 

"Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurbanatas nama emak saya." Kata ibu muda itu.

.

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa : "Ya ALLAH, ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa."

.

"Pak, ini ongkos kendaraannya." Panggil ibu itu.

 

"Sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar." kata saya sambil menyembunyikan mata saya yang sudah berkaca-kaca.

.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari ALLAH sudah mempertemukan dengan hamba-NYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya meski dengan segala keterbatasan ekonominya.

.

SubhanALLAH..!!

.

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan.

.

kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup, bukan untuk dirinya, tapi demi Ibunda tercintanya. 

.

Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berqurban.

.

Padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan,tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban.

.

Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan..

Semoga ada manfaatnya, Aamiin.

 

 

*Wassalamualaikum Wr Wb*


kisah itu seperti kualami, dulu saat aku belum bekerja dan tidak punya uang cukup aku berqurban dengan 5ribu rupiah dan sambil menangis dalam hati kadang juga melelehkan airmata “Ya Alloh beri aku kemampuan tahun depan untuk berqurban lebih banyak” aku hanya ingat kisah dari pak Modin tokoh agama di desaku, “kalau sampeyan belum punya uang buat beli sapi, belilah kambing, kalau belum kuat belilah ayam dan kalau belum kuat lagi berqurbanlah walau itu hanya dengan telur ayam” . hal itu memotivasi orang di desaku untuk selalu syukuran hari raya qurban dengan membuat “ambeng” yang dibawa kenduri ke mushola sebelum menyembelih satu ekor kambing dari penduduk terkaya di desaku. Ambeng itu lauknya berbeda-beda seperti isi ceramah Pak Modin di desa kami itu, ada yang telur ayam ada yang ayam kampung. 

Satu kambing qurban untuk dibagi ke seluruh warga sekitar mushola, jadi dapatnya 2 ons daging, lemakknya banyak, kulit, jerohan dan balungan, begitulah desaku yang sangat minim orang berqurban karena banyak orang yang pekerjaannya petani yang panennya 3 bulan sekali dan habis untuk di makan serta biaya operasional pertanian. Bahkan banyak yang hanya buruh tani, membantu pak tani pemilik sawah menanam, membajak dan juga menuai padi. Ada warga yang kehidupannya lebih melas lagi ada yang sebagai tukang “asak” artinya memunguti padi yang tercecer saat petani panen, melas banget kehidupan di lingkungan kami saat itu. Keluargaku termasuk orang yang lumayan, sebagai petani dan memiliki sawah. itupun belum bisa berqurban karena masih membiayai sekolah kami berdua.

Tahun selanjutnya aku sudah memiliki penghasilan sendiri dengan mengajar yang gajiku saat itu 150 ribu, Alhamdulillah aku bisa berqurban dengan lebih banyak lagi, kalau dihitung aku bisa beli seekor ayam dengan masih terus berdoa “ Ya Alloh berilah aku kemampuan untuk berqurban lebih layak…aamin”. Selanjutnya berkah dari Alloh aku bisa bekerja di tempat yang lumayan dan aku bisa berqurban kambing untuk diriku, namun aku masih terus berdoa “Ya Alloh berilah aku kemampuan untuk membayarkan qurban orang tuaku…aamiin”. Alhamdulillah aku mengaji terus dan mendapatkan ilmu bahwa kita bisa berqurban atas nama orang tua kita dengan tidak mengurangi pahala kita, bahkan kita mendapatkan barokahnya sebagai anak yang berbakti pada orang tua, maka sejak itulah secara bergantian sesuai kemampuan keuanganku, aku niatkan qurban tahun ini untuk emakku dan tahun depan untuk bapakku dengan tetap teriring doa yang lebih baik “Ya Alloh, terimakasih kau telah beri aku rezeki untuk berbakti dengan mengatasnamakan qurban tahun ini untuk emakku, beri kemampuan tahun depan untuk bapakku…aamiin” demikian terus berlangsung beberapa tahun bergiliran untuk beliau berdua. 

Alhamdulillah tahun berikutnya Alloh mengabulkan dengan berqurban untuk bapakku, tetap juga masih berdoa lebih baik “Ya Alloh beri aku kemampuan untuk berqurban tahun depan bapak dan emakku bersamaan,…aamiin”. Alhamdulillah Alloh mengabulkan saat beliau berdua telah tiada. aku hanya berpikir bahwa beliau berdua adalah manusia paling berjasa dalam hidupku, bahkan hidupnya anak-anakku karena bekal ilmu yang beliau berikan padaku hingga aku bisa menghidupi keluargaku dan bahkan mencarikan ilmu anak-anakku yang kelak menjadi bekal hidupnya. Begitu berjasanya orang tua, setiap orang tua buat anakknya, walaupun orang tua itu di hadapan manusia kurang bertanggung jawab, paling tidak saat dalam kandungan kita sudah dijaga oleh ibu kita. Aku menangis di tembok hijir ismail, "Ya Alloh untuk setiap orang tua masukkan ke sorgaMu". Aku merasa hadir di Mekkahpun atas kasih sayang yang diberikan oleh orang tuaku. Bekal raga yang sehat karena perawatan fisik orang tuaku dan juga bekal ilmu sehingga aku bisa menjadi guru. 

Amazing, aku bermimpi bertemu dengan emakku, dengan senyumannay beliau dan kelihatan masih muda seperti saat aku masih SMA, dan dalam mimpiku aku berada di kamar mandi rumah masa kecilku yang bak mandinya 2 meter x 1 meter dengan kondisi air bening yang penuh. menurut cerita emakku dulu, itu memfirasatkan rezeki yang berlimpah dan emakku lagi berbahagia di alam sana. adekku juga bermimpi kalau emak dan bapakku pergi ke Surabaya menjenguk aku, padahal bapakku sampai meninggal hanya sekali ke Surabaya, saat seminggu setelah aku menikah. memang bapakku jarang pergi jauh apalagi keluar kota, maka dalam mimpi adekku itu sangat heran bila bapak ke Surabaya. yaahhhh itulah mimpi, yang aku masih percaya untuk membangkitkan pikiran positifku, bahwa mimpi tersebut akan mengarahkan pikiranku untuk berdoa dan berpikir positif Alloh akan mewujudkan, emak bapakku bahagia di sana, berkelimpahan berkah dan juga kami di sini dua anak dan keluarganya berkelimpahan juga….aamiin



Selasa, 02 November 2021

Teman yg temenan

 Teman yg temenan

    Penyusunan bukuku "Semua Asri pada Waktuknya" untuk lomba literasi 2018 sebuah perjuangan yg mendadak. Ide awalnya sudah banyak tapi tidak sempat meneruskan dan merealisasikan. Atik  yang membuat finishing. Awalnya dia hanya berpikir bahwa cukup di tulis di laptop seperti dia pernah punya buku diary saat SMP yg masih wangi hingga kini usianya 31thn. Aya yg membakar semangatnya sebelum dia tahu bahwa ada lomba nulis buku. Aya mbuatkan cover bukunya. Aya memang ahli membuat desain dg komputer dan bahkan sketsa. Karena hobynya itu mengantarkannya pada bagian humas di suatu sekolah. Tiap kali bikin desain untuk teman-temannya, dia berfikir menyenangkan teman dan lebih penting dia berdakwah mengajak kebaikan lewat desain yg dia buat. Saat senggang sedikit waktu dia sempatkan bikin sketsa dan dikirim untuk Atik.
    Atik sejak kecil hobynya membaca, menuliskannya, merenung dengan kejadian yang dia temui dan menuliskannya. Atik ingin mengabadikan pengalaman dan kisah inspiratif orang lain. Atik berpikir bahwa tiap orang itu amazing dan penuh perjuangan yang pasti bisa menginspirasi dirinya dan orang lain bila Atik menceritakan dalam bentuk cerita lisan maupun tulisan. Itu motif utamanya.
    Sungguh tiada yg kebetulan di dunia ini, mereka bisa memadukan dua hoby dalam sebuah buku.
Mereka berdua sudah selesai dengan bukunya. Aya selalu mencarikan info tentang syarat buku yg dilombakan. Awalnya Atik tidak terlalu antusias, dia tidak merasa yakin kalau tulisannya layak dibaca orang lain. Atik memang orangnya kurang PD padahal menurut temannya layaklah hidupnya disebut menginspirasi. Atik melihat begitu antusiasnya Aya mendukungnya dia akhirnya mau memfinishing tulisannya. Seminggu Atik membuat finishing jadilah 63 halaman dan Aya yang menjadi editornya.  Aya memahami tulisan Atik dg baik, walaupun Atik masih merasa malu saat Aya dg PD mengeditnya, malu jika ceritanya dibaca Aya.

    3 hari sebelum daedline lomba Atik denga malu menyerahkan pada Aya dan Aya dg sigapnya mengedit disela kesibukannya sebagai humas dan tim guru kelas 9 yg lagi puncak kesibukan menyiapkan murid UNBK. Aya mencarikan kertas A5 langsung mengeprintnya. Atik terkaget-kaget begitu tahu hasil print dan editing yang dibuat Aya "Kau begitu memahami alur ceritanya dan mengeditnya dg PD" komentar Atik agak malu. Menjelang magrib mereka pergi ke xerox untuk mencetak dan membendel menjadi buku. " Aku puas hari ini disela kesibukanku bisa membuat buku kita finish malam ini". Sungguh perjuangan pontang-panting yg Aya lakukan untuk Atik.
    Saat magrib tiba Aya solat sementara Atik yang lagi berhalangan membelikan es jeruk bungkusan di penjual bakso kaki lima sambil memberikan nasi yang tiap hari mereka ambil dari kantin untuk org yg membutuhkan. Atik yg berpikir jeruk plastikan tanpa pengawet dibanding floridina dan juga sekalian membeli di sodara sendiri. Kalau mau gengsi Atik pasti beli minuman kemasan di cafe atau kulkas xerox seh bisa, namun Atik memilih memberdayakan masyarakat kelas bawah.  
    Selesai solat magrib Aya mencari Atik dan Atik mengulurkan seplastik es jeruk "Aku suka gaya kamu yg apa adanya, dengan minuman ini, pasti cepat bikin kaya nih, padahal ku mau ajak kau ke cafe" sambil tersenyum dia sedot es jeruknya. Semua urusan sudah diselesaikan bersama, maka saatnya pulang ke rumah masing-masing.
    Pulanglah mereka berpisah Aya pulang dan Atik taklim. Rupanya perjuangan belum selesai, Alloh menghendaki Atik ikut berperan secara teknis juga. Pagi itu Atik menunjukkan bukunya pada temannya daaaannn baru sadarlah kalau ternyata halaman ganjil tdk tercopi. Bermaksud tidak mau ijin ke managemen pagi ini taip karena terdesak ijin resmi Atik lakukan demi ketenangan hati karena mengikuti prosedur resmi. Malahan dapat doa juga dari kepala sekolah. Atik langsung ke xerox, dengan sedikit bargaining yang sopan akhirnya gratis untuk perbaikan bukunya. Langsung dibungkus dan dikirimlah ke kantor pos. Sisa satu buku yang tak terpikir sebelumnya untuk menyisakan, namun hal itu luarbiasa sebagai motivasi pembuatan buku berikutnya.
    Sebenarnya Atik masih tidak PD dengan buku pertamaku, namun menghargai saran Aya untuk cetak 4 ya Atik turuti saja. Atik datang di kelasku terlambat dan muridku bertanya "Lo kok ibu guru gak ngajar? Ibu dari mana?" Aku diam hanya kutunjukin buku yg bergambar diriku dan bagian belakang ditulis book of asri, "wow ibu bikin buku, kerrreeeeennnn?" Kata tia. Dita juga berkomentar "kita rame2 bikin buku karya 8g" . So amazing buku membuat muridku terinspirasi. Mereka rame2 membaca dan menemukan nama mereka di dalamnya, senang bukan main "eh fir, ada namamu"  teriak khansa. Siswa lainnya ikut penasaran "bu, ada buku yg lainnya ya?" Tanya rasya. Aku ambilkan kumpulan yg belum dibendel dan juga ku bukakan laptop tempat file aslinya.
    Mereka bangga gurunya bikin buku ada nama mereka pula. Rasya sampe berpesan " ibu harus bikin buku lagi yg ada namaku lo bu" katanya dg nada berharap. Teman2 Atik juga terlihat memandang dg keerreennn  bisa bikin buku. Bahkan judul buku yg menjadi jargonya Atik selalu diingat oleh muridnya yang bernama Tia untuk menyemangati Atik saat menghadapi masalah di kelasnya " sabar ya ibu guruku, semua akan asri pada waktunya" oohhh si sweet my student. Begitulah petualangan sodara kembar yg memadukan hobinya. Aya yg selalu memotivasi Atik untuk berkarya, menolong Atik setiap saat dan tiap hal yg dibutuhkan Atik. Sampe bertemu pada kebersamaan yg asri mereka berdua.      




Lapangan Gunung Anyar