Bersyukur
"Sampeyang saiki gak tau ngasih aku nasi yo?, Sampeyan seng diwenehi pilih pilih yo?".
Uh ibu Atun sudah berprasangka buruk padaku, padahal aku awalnya mau ngasih lauk dan sayur serta sinom. Namun yang disebutnya adalah nasi, maka dengan agak ndongkol aku kasihkan nasinya yang dalam bungkus besar.
Dari hal ini aku jadi ingat bahwa Alloh itu sesuai prasangka hambaNya. Kalau disangka jelek, dan disakiti saat memberi seperti aku Alloh akan memberikan namun yang sesuai saja yang dia minta. Tidak akan lebih dari yang sebenarnya Alloh mau memberikan pada kita.
Bu Atun memang aku sudah agak males mendatangi rumahnya dan memberikan makanan. Hal ini karena bu Atun saat aku kasih pasti melihat barang apa saja yang aku bawa dan dia memaksa untuk meminta barang yang aku bawa dan sudah aku pasangkan sesuai dengan keseimbangan dan kepantasan jika seseorang menerima dariku, tidak terlalu sedikit sehingga pantas dan tidak terlalu banyak sehingga akan bisa dibagikan ke orang yang lebih banyak lagi, lebih banyak yang menikmati dan aku lebih senang jika lebih banyak lagi yang bersyukur dengan apa yang aku bagikan.
Sikap bu Atun tersebut ibaratnya kita hamba Alloh yang pilih pilih taqdir. Alloh mau memberikan itu adalah yang terbaik dan adil menurut Alloh, namun saat kita pilih-pilih belum tentu itu baik buat kita yang memilih atau bahkan Alloh akan memberikan yang lebih baik lagi. Alloh lebih tahu kebutuhan kita.
Kalau aku membagikan karena barangku terbatas dan dibagi supaya banyak yang mendapatkan makanan namun Alloh maha kaya memberi karuniaNya tidak akan kehabisan.
Kalau aku membagi berdasarkan takaran kepantasan untuk seseorang menerima, Alloh juga membagi karunianya berdasarkan kepantasan kita menerima. Maka sikap kita adalah memantaskan diri untuk bisa menerima apa yang kita inginkan. Misalnya ingin memiliki anak yang solih, kita sebagai orang tua harus solih terlebih dahulu. Ingin mendapatkan istri solihah, laki-laki harus menjadi solih dulu. Murid ingin mendapatkan nilai 100 maka juga harus memantaskan diri dengan belajar dan berdoa yang sungguh-sungguh dan banyak hal lagi yang harus kita pantaskan dalam hidup kita supaya Alloh memberikan apa yang kita inginkan.
Pak Ali menurut saya pantas diberi sesuatu karena dia membutuhkan. aku berpikir bisa sedikit membantu keuangan dengan mengurangi sedikit belanjanya supaya bisa dikasihkan anaknya yang usia sekolah dan juga ibunya di kampung yang menjaga anaknya. Kalau bu Atun anaknya sudah menikah dan juga sudah punya rumah sendiri. Pak Ali masih kontrak. Di situlah aku memilih Pak Ali untuk selalu aku kasih makanan.
Pak Ali orang yang pandai bersyukur, kalau dikasih pasti tersenyum lebar dan berterimakasih. Alloh pasti juga akan senang jika kita setiap saat menghadapi pemberian apapun dari Alloh dengan senyum, dan bersyukur.
Pak Ali punya prinsip yang telah diajarkan oleh orang tuanya "kalau diberi ya sebisanya memberikan balik. Memberi itu tidak usah menunggu kaya". Walaupun tetanggnya sering mencelanya "kamu untuk makan dirimu sendiri saja belum cukup kok ngasih-ngasih orang lain." Mungkin tetangganya melihat aku lebih kaya sehingga berpikir tidak usah diberi tidak apa-apa. Akupun kalau dikasih pak Ali pastinya juga tidak akan aku makan sendiri, aku bagi dengan muridku, tetangga. Hal itu aku lakukan justru karena aku sangat menghargai pemberian pak Ali sehingga dengan aku bagi manfaatnya akan lebih banyak lagi. Seberapa juga seh kemampuanku untuk makan, yaahh pasti punya keterbatasan. Namun ketika pak Ali memberiku balik, memakai pakaian yang aku berikan itu artinya pak Ali juga menghargai apa yang aku berikan.
Alloh akan menambah nikmat bagi hambaNya yang bersyukur. Aku saja yang tidak se kaya Alloh senang kalau yang kuberikan manfaat, maka sangat wajarlah Alloh yang maha kaya akan memberikan kita lebih banyak jika kita bersyukur.
Alloh juga akan senang jika kita memberi kepada orang lain, bahkan sedekah kita yang akan menjadi pelingdung kita di yaumil akhir. Bahkan jika orang mati bisa hidup lagi maka yang akan dilakukan bukan solat, bukan ibadah lainnya namun akan bersedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar