Cinta Hasna pada Abla Alvin
14 Januari 2024
Hasna menangis karena Abla alvin dan semua Abla kelompok di ganti. Kini Abla Alvin menjadi agak cuek dan lebih memperhatikan murid kelompoknya. Hasna mendapat Abla Eliza yang agak jutek dan sering memandang dengan lirikan. Tidak memberikan kisi-kisi saat belajar, tidak menjelaskan saat murid membutuhkan. "Itu semua karena kata-kata 2 anak kakak adek yang berasal dari Perak Surabaya. 2 anak itu bilang "aku tidak butuh Abla"
Aku hanya bisa mendengarkan curhatnya. Saat aku nasehati dia malah balik bertanya "emang Mbak sari dan mas-mas pernah seperti aku". Mbak Sari pernah, Mas Riza pernah nangis sama abi Syahrul karena bacaannya selalu disalahkan sehingga lama tidak pindah halaman, kata-katanya selalu menyalahkan murid. Kalau seperti itu mas Riza selalu panggil umi "Umi pokokny harus datang sekarang". Ya, umi langsung datang dan menghibur "Sudahlah Le, nanti pasti kamu akan punya hafalan yang lebih baik dari pada kelompok lainnya".
Mas Hima sumpek sama abi Irfan, karena kata-katanya yang pedas "Otak kamu taroh mana? gitu aja gak bisa". Mas Mail aja yang tidak mau cerita tapi ternyata pernah disalahkan sama abi Yusuf. Saat abi Yusuf menyimak hafalan sampai tertidur "Cekluk gulunya" namun tiba-tiba bilang "kamu kalau baca yang bener" Padahal mas Mail maunya cepat karena yang antri banyak. Namun suatu saat abinya minta maaf dan bilang "kamu tadi bacanya sudah benar". Lega lah mas Mail.
Namun Hasna pada saat akhir menelpon minta maaf padaku karena emosional, sehingga dia merasa seperti mara-marah pada umi. Itulah Hasna yang selalu evaluasi diri terhadap perilakunya. Hasna juga berterimakasih padaku "Makasih ya Ummi sudah mau mendengarkan curhatku".
Pada 21 Januari 2017.
Hansa cerita kalau Ablanya sudah kembali pada kelompoknya. Tiba-tiba Abla Alfin sudah duduk di kelompoknya. Sama dengan kejadian pergantian abla, tiba-tiba Abla eliza sudah duduk dalam kelompoknya sampai beberapa hari mengelola kelompoknya Hasna. Semua anak menangis dan curhat ke orangtuanya saat menelpon. Suasana pondok hari minggu jadi penuh tangisan. Kini sudah kembali ceria dengan Ablanya masing-masing yang mereka cintai.
Itulah psikologi siswi lulusan SD yang sangat mempunyai ikatan rasa hingga merasa tergantung dengan gurunya. Demikian juga dengan siswi SMP Al Hikmah Boarding yang sangat lengket dengan ustadahnya. Sampai suatu ketika guru tersebut diminta untuk mengajar di SMA mereka bilang "Ustadah milik kami, hanya boleh mengajar kami". Begitu cepat lengket dengan diberi hati yang tulus. Sebaliknya psikologi siswi SMA sudah berbeda, merasa dewasa, mandiri tidak mau didekte, bahkan kasih sayang dengan sentuhan itu sudah tidak bisa diterima oleh mereka. Bahkan untuk siswa malah cenderung sikapnya ngetes guru. Aku butuh waktu untuk adaptasi dengan kondisi ini. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah berdamai dengan takdir. Sabar. Memaafkan.
Surat
Pas Banget dengan kajian pagi ini ....yang disampaikan oleh Aa Gym :
Maafkan dan lapangkan hati. Kalau masih ada tapi maka itu belum memaafkan. Ibadah Sunnah itu akan menimbulkan cinta pada Alloh. Harus bisa memaafkan dan jangan diungkit saat memberi sesuatu namun yang kita beri malah menghianati kita. Seperti contoh kisah Abu Bakar berikut ini : Rosululloh mengajak istrinya perang secara bergantian. Aisyah pulang perang dituntun ontanya sama sahabat dan hal itu dijadikan fitnah kalau Aisyah berzina. Maka Abu Bakar marah dan tidak memberi sedekah pada orang yang memfitnah. Maka turunlah ayat melarang tersebut. Maafkan dan lapang dada.
La mastumunnisa = yang batal menyentuh lawan jenis ketika ada syahwat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar