Rabu, 22 Februari 2023

Perbaikan Diri

 Memperbaiki Diri Sendiri

Pekerjaan termahal dan tersulit adalah memperbaiki diri sendiri


Kalimat di atas jadi mengingatkan pada petuah dari desa saat aku masih lugu, belu tahu apa-apa. "uwong iku ora iso ndelok githok e dhewe" orang itu tidak bisa melihat kekurangannya sendiri, maka memperbaiki diri itu sulit dan mahal.    

Sangat menyesal aku meninggalkanmu. Ternyata menjadi manusia yang diprotes itu sangat tidak enak dan menyesakkan hati diri sendiri dan orang lain. Menghadapi orang yang tidak pernah bersyukur pada kebaikan yang kita lakukan itu sangat membuat sesak dada....itulah sifat manusia. Alloh maha Sabar, melihat hambanya tetap dalam kesesatan tetap diberikan nikmat dan diurusi hidupnya. Alloh maha sabar menghadapi umatNya yang jarang bersyukur, selalu minta yang menurut dia baik, selalu minta yang dia inginkan, bahkan minta terkabul dengan cepat. Makanya dalam Quran yang diminta Alloh adalah sabar dan kuatkan kesabaranmu, bersyukur maka nikmatNya akan ditambah. Alloh sangat suka hambaNya yang bersyukur, maka nikmatnya ditambah. Demikian juga kita, kalau ada teman kita yang bersyukur, saat diberi bilang Alhamdulillah dan menceritakan betapa manfaat hal yang kita berikan,  maka kita akan makin mencintainya. Kalau punya sesuatu pasti yang kita ingat dan kita beri terlebih dahulu adalah teman yang sering berterimakasih pada kita.  

Terpukul aku untuk kedua kalinya di sini. Pukulan pertama saat aku menuruti kemauan orang untuk melanggar peraturan. Aku pertemukan ibu dan anak yang sedang sakit  karena aku tidak tega. Lah ternyata itu salah, itu akan menjadi pola si anak untuk bertemu ibunya. "njenengan yang memulai maka njenengan yang harus menyelesaikan" begitu singkat pimpinanku berkata dan langsung telepon ditutup. Betapa hatiku dan kepalaku seperti dipukul keras, pusing berputar perasaanku. Namun alhamdulillah pimpinanku mengarahkan aku dan selanjutnya memberikan solusi. Itulah pimpinan itu seperti orang tua, seperti guru yang akan selalu memaafkan setiap perilaku salah murid dan anaknya. Selanjutnya memberikan bimbingan. 

Pukulan kali ini " siapa yang harusnya memberikan ijin, pean tahukan?"  "Njenengan itu representasi kepala sekolah, kalau komunikasi ke dalam dan keluar harus dibedakan, diolah yang baik, jangan langsung asal copas dan kirim. Di sini berbeda dengan di sana. Ternyata masalah ini bukan maslah sekolah, ini masalah njenengan". Uh seperti tersambar petir aku. Mungkin kalau tadi siang aku ditelpon dengan kemarahan yang meledak oleh seorang ibu, sekarang sudah aku anggap biasa karena memang karekaternya begitu, namun ketika ditelpon oleh pimpinan dengan kalimat diatas, aku harus banyak istigfar. Semalaman aku seperti terpukul, aku solat sunnah sebanyak-banyaknya, solat tasbih sebagai istigfar yang terbesar lebih sering aku lakukan di sini.

Aku curhat sama suami, dijawabnya singkat "kamu akan dapat ilmu". Pagi ini pimpinanku memotivasi kami, untuk memperbaiki niat dan melihat semua hal dengan kacamata positif sehingga lama-lama akan muncul keiklasan, Misalnya, jika dimarahi pimpinan, dengarkan saja dan berpikirlah bawa kita akan mendapat nasehat dan ilmu setelahnya. Bisa jadi pimpinanku ingin menyembuhkan lukaku sore kemarin, atau memotivasi aku sebagai seniornya dari sisi umur. 

Suamiku memotivasi, mungkin setahun dua tahun ini akan menemui hal seperti itu, banyak "diseneni" karena menemui hal baru yang belum aku jalani, ke depan akan menjadi lebih dewasa, lebih faham dan akan menjadi pengarah buat yang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar