QS 3 : 75
Menjaga Amanah
Amanah salah satu sifat wajib rasul yang patut diteladani, yang memiliki kesamaan makna dengan iman, aman dan amin yaitu berkaitan dengan kepercayaan. Jika kita diberi kepercayaan (amanah) harus melaksanakannya sesuai amanah tersebut jangan sampai mengkhianatinya, sebagaimana di ayat QS 3 : 75 ada yang amanah adapula yang tidak amanah.
Dalam QS 4 : 58 wajib melaksanakan amanah. Sebagai muslim yang merindukan surga di QS 23 : 8 - 11 akan menjaga amanah. karena menjaga amanah merupakan salah satu ciri mukmin sejati.
Hadits riwayat Ahmad juga menjelaskan, iman seseorang tidak sempurna apabila tidak amanah.
Rasulullah bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji." (HR Ahmad).
Karena Rasulullah SAW bersabda, "Tak mungkin berkumpul pada kalbu seseorang kekufuran dan keimanan, dusta dan kejujuran, amanah dan pengkhianatan." (HR Ahmad).
Dengan demikian orang amanah tak akan berkhianat. Sebaliknya, pengkhianat sulit diharapkan bersikap amanah.
Amanah itu banyak, menjadi Muslim itu amanah. Jadi semua apa yang di amanahi kepada kita merupakan amanah yaitu harta, anak, pasangan, jabatan, teman dan yang lainnya yang berhubungan dengan kita, semua pasti dimintai pertanggungjawaban. Sebagaimana sabda Rasul SAW., "Setiap orang dari kalian adalah pemimpin. Setiap orang dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban." (HR Muslim).
Amanah itu di QS 8 : 27 ada pada seluruh perintah dan larangan Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mengharamkan sikap mengkhianati amanah ini.
Kesimpulan
Islam tidak mengajarkan rasa memiliki secara mutlak, tetapi rasa diamanahi. Merasa bahwa semua yang dipunya adalah amanah untuknya. Diamanahi anak-anak yang cantik-ganteng shaleh-hah, diamanahi ilmu yang mumpuni, harta yang banyak, jabatan tinggi, popu laritas yang menjulang, keluarga besar, dan semua hal.
Karena merasa sedang diamanahi, sudah seharusnya dijaga, dirawat, dan diperlakukan sebagaimana kehendak yang memberi amanah, yaitu Allah SWT. Artinya amanah itu sifatnya sementara suatu saat akan diambil dan dimintai pertangungjawaban. Amanah itu berat, saking beratnya di QS 33 : 72 ketika amanah ditawarkan kepada langit, bumi, dan gunung, semua angkat tangan tidak mau dan merasa tidak mampu.
Kesadaran inilah yang membuat kita menjaga dan ingin menggunakan amanah ini selalu di jalan Allah. Sehingga kita sangat ber hati-hati dan taat pada hukum Allah, dan senang membantu sesama, sifat belas kasih, dermawan, sangat rendah hati, dan kesibukan nya asyik memperbaiki dirinya. Wallahu'alam bishawab❤️
Sungguh tidak ringan menjaga amanah di boarding ini. Kalau biasanya aku habis jam 17 bisa di rumah dan leyeh-leyeh hingga akhirnya tidur pulas, bahkan solat tahajud kadang bolong. Kini harus bangun tiap hari jam 03.00 maksimal dan membangunkan yang lain, beraktifitas segala hal dan baru di peraduan lagi jam 21.30 minimal dalam kesendirian. Serasa menyesal tiada henti dengan pilihan ini. Namun itulah pilihan yang telah dikabulkan Alloh menjadi suatu amanah.
Terkadang yang membuat makin tidak ringan adalah muka masam anak-anak saat menemui hal yang tidak dia inginkan. Padahal aku di rumah sudah tidak ada yang memarahi aku, tidak ada yang membantahi aku, tidak ada yang menyentak aku dan juga tidak aku dibentak, namun disaat jiwa ku tenang dalam kebahagiaan, aku harus menahan diri untuk menghadapi semua itu.
Hanya karena Alloh aku menahan ini semua, memaafkan perlakuan mereka dengan tidak lupa mengingatkan dengan lembut. Kok cocok dengan kajian siang ini dari syeh Said. Abu bakar saja yang tinggi derajatnya dihadapan nabi tapi tetap tawadu, mau meminta maaf dengan memanggil sodara yang lembut. Prang yang meminta maaf/memberikan maaf tidak mengurangi kemulaian tapi malah meninggikan derakjat. hadis nabi "tidaklah orang merendahkan diri karena Alloh maka Alloh akan memberinya kemuliaan"
Pernah dalam kelas seorang muridku aku ingatkan dengan lembut, namun dia berkata "isch" dengan raut yang masam dan nada yang marah. Aku hanya beristigfar saja sambil berkata "ibu maafkan kamu nak dan ibu doakan kamu" sambil aku pergi dari sampingnya. Tak berapa lama dia menghampiriku sambil meraih tanganku dan berkata "maafkan sikap saya ya ustdh". Masyaalloh dia berani meminta maaf di depan temannya, itu suatu hal yang sangan gentel, dan mulia. Aku peluk dia. Saat satu kelas mengalami keterlambatan suatu kegiatan dan aku hanya mendiamkan mereka, hanya Chantika yang mau meminta maaf atas semua kejadian malam itu....bahagianya punya anak kamu mbk Bung....lop u.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar