Senin, 24 Maret 2025

Lailatul Qodar

 Lailatul Qodar

Alhamdulillah didahului kebersamaan dengan Sari mulai ahad jam 00 hingga kamis jam 15.30 di Bogor. Alhamdulillah beberapa hari membuat aku mengerti cara berpikir Sari yang selalu runtut terencana seperti aku. Habis pekerjaan ini lanjut ini,kemudian ini dan seterusnya. Penuh dengan rencana, bahkan jika hanya mager di kasur dia bilang "aku gak hidup dari pagi", karena biasanya penuh rencana.

Masyaaloh Sari juga sudah pinter menyambut uminya dengan membersihkan rumah kontrakannya, menjemput ke stasiun walaupun tengah malam, mengajak motoran keliling tempat tinggalnya dan menunjukkan tempat biasanya beraktifitas. Sudah dasar aku yang suka menyapa orang, maka semua tetangganya juga sudah aku sapa. Tetangganya banyak cerita "Bu Sari aja yang suka menyapu semua halaman rumah kontrakan". 

Suasananya enak seperti aku pulang ke Blitar, banyak kebun dengan pohon2 tinggi dan rimbun. Tetangga banyak yang suka menyapa dan ngobrol ala orang desa. Aku datangi dikira penjual baju karena aku habis dari masjid An Nashr membawa mukena. Duduk di teras tanpa alas, adem kata mereka karena memang di Bogor pagi ini agak panas. Ngobrol tentang makanan khas, misalnya gatot, menjemur nasi yang akan di buat teng-teng (kalau jawa ting-ting dengan digoreng dan dikasih gula merah kemudian dibentuk). Jadah yang di jawa disebut tetel dimakan bersama tape ketan, lucunya Jadah itu adalah kalimat mesoh jika mangkel "jadah kamu" wow sontak semua ketawa. Salah satu ibu "Maaf ya kami bicaranya kasar ya seperti ini beda dengan ibu yang jadi guru, halus bicaranya"

Tiba-tiba muncul pengumuman wajib hadir di acara bukber YLPI, dan saat ijin tidak dibalas....wah pertandi tidak diijinkan kepsek. Maka dengan cepat merubah jadwal kepulangan semula tanggal 22 jam 15.30 menjadi tanggal 20 jam 16.55. Refund tiket awalnya 430k kembali dipotong 107k dan beli lagi harrga 350k. Alhamdulillah belum sempat berpamitan ke tetangga apalagi berfoto, wah sayang banget....itu artinya aku akan ke Bogor lagi entah kapan dan dalam rangka apa....biasanya takdirku 2x jika belum puas ke suatu tempat. 

Alhamdulillah solat asar dan dipesankan Sari gojek 60k sampai di Cirebon. Alhamdulillah Sari sudah sangat mengerti, mengantarkan aku hingga gedung bertuliskan bapak Ridwan Saputra ahli matematika. Hanya foto itu saja belum sempat foto lingkungan karena sudah di jok motor bapak gojek. Sari mengantarkan sampai gedung itu dan memfoto aku serta melepaskan kepergianku. Jadi ingat saat aku meninggalkannya di pondok hafalan qur'an 40 hari...Sari memandangku hingga hilang penampakan mobilku dengan menangis karena mondok pertama kalinya akupun juga menangis karena biasanya di rumah sering membantahi aku. Namun kini telah berbeda, pandangannya lebih dewasa dan mengerti perannya bagaimana harus bersikap pada sesamanya.  

Kebersamaan 4 hari ini walaupun tidak full mulai ahad tgl 16 jam 7.40 aku berangkat dari stasiun Malang dia selalu memantau aku. Hingga sampai di stasiun pasar Senin jam 23.30 dia masih di Jatinegara dan sempat liat kereta Mataremaja yang ku naiki berjalan ke pasar senin. Dia masih menunggu KRL menuju pasar Senin sehingga bertemu setelah jam 00.12. Dia peduli aku dengan mencucikan baju dan pakaian lainnya yang masih aku rendam sampai menjemur dan mengambil dari jemuran. 

Bersamamu memang dibutuhkan oleh aku karena kau sejak dulu selalu mengalah saat aku fokus 4 adekmu. Bersamamu dengan percakapan kecil, kisah temanku yang aku sampaikan dan bagaimana responmu terhadap cerita itu membuat aku makin mengerti Sari, dan sangat bersyukur atas perkembangannya. Mungkin aku belum mengerti karena selalu di pondok dan aku sibuk bekerja pergi pagi pulang magrib, di rumah juga banyak hal yang harus dilakukan. 4 hari ini aku serasa seperti ibu pensiunan yang hanya baringan di kasur, nelpon kolega dan menceritakan kembali ke Sari, mengaji, solat, ngerumpi dengan tetangga, beneran merasa pra pensiun. 

Waktu ini memang sempat berdiskusi sama suami, "puasa-puasa kok pergi, ibadah saja di rumah". Namun aku mempertimbangkan "kapan lagi aku bersama Sari, saat yang lain di pondok sehingga aku merasa seperti masih punya anak 1.  Saat itu badannya kurus kering seperti anak stanting, rambutnya keriting, kulitnya coklat tua, makannya di kemu hingga keliling kampung baru bisa habis. Rambutnya sulit tumbuh hingga seperti gundul dan dengan berbagai olesan lidah buaya, kacang ijo masih juga gundul seperti thuyul.  

Sebelum pulang aku sempat solat tasbih di kamarnya dan mendoakannya hingga menangis "Ya Alloh bimbinglah hatinya selalu untuk bisa terus bersama Mu, menjaga al Qur'annya hingga menghadapMu. Pilihkan teman-teman terbaiknya untuk selalu bersamaMu meraih ridhoMu. Berilah rezeki yang luas dan barokah. Berilah suami yang bisa mendampinginya hingga sorga. Berilah anak-anak yang bisa mengharumkan nama kami sekeluarga di hadapanMu. Keturunan yang selalu dalam kebaikan di dunia dan berkumpul di sorga.....aaminn. 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar