Selasa, 16 April 2024

Keberuntungan

 QS 11 : 49

Kemenangan & Keberuntungan


Setiap orang dituntut untuk dapat menjalani hari-harinya dengan sabar terutama saat menghadapi masalah, ujian dan cobaan, apalagi dalam berdakwah/menyampaikan al Qur'an dituntut sabar dan tabah sebagaimana pada ayat QS 11 : 49 Nabi Nuh yang bersabar menghadapi gangguan kaumnya, yang lama berdakwahnya di ayat QS 29 : 14 yaitu selama 950 tahun....MaasyaAllah selama 950 tahun Nabi Nuh bersabar maka kesudahan yang baik bagi Nabi Nuh sebagai orang yang bertakwa. Kebaikan dan kesabaran akan membuahkan Kemenangan dan keberuntungan, yaitu kebaikan didapat manakala kita mengerjakan ketaatan dan kesabaran akan diperoleh dengan meninggalkan hal-hal yang dilarang.

Ibroh dari ayat ini adalah keberhasilan dalam melewati ujian hanya akan dicapai oleh orang yang suci, bertakwa, sabar dan konsisten. Keberuntungan pada ayat QS 3 : 200 dan QS 103 : 2 - 3 Allah berikan kepada orang yang sabar. Sabar mudah di lisan tapi sangat sulit dilakukan oleh karena itu di ayat QS 8 : 46 Allah bersama orang yang sabar, dan Allah di ayat QS 3 : 146 menyukai orang yang sabar.❤️

Semoga Allah senantiasa membimbing Kita untuk terus menapaki jalan kebenaran .....aamiin🤲❤️

Mari kita saling berpelukan dalam keimanan, dan saling bergandengan tangan dalam ketaqwaan. Agar selalu di jalan kebenaran, berlari bersama menuju Allah. Kebenaran dalam QS 2 : 148 haruslah diperlombakan dan didahulukan yaitu berlomba dalam kebaikan, berlomba dalam menggapai surga. Sehingga kita dalam QS 39 : 73 masuk surga berombongan.....aamiin🤲❤️

Sore ada pembicaraan rahasia dan special antara wakasis dan siswi. Membuat siswi special itu bagus. Terlihat perubahan yang sedikit tinggi hati karena merasa dispecialkan sehingga kurang menghiraukan ajakan kebaikan yang kusampaikan. Aku jadi introspeksi diri, ada apakah gerangan?

Ternyata ada pertemuan rahasia berikutnya di pagi hari dengan kepsek. Tanpa sepengetahuan semua guru putri. Siangnya diinfokan akan keluar bersama tanpa guru putri juga. Aku ingat 1,5 tahun yang lalu peritiwa serupa. Kepsekku mendamaikan kami. Entah saat ini apa yang akan terjadi, aku hanya pasrah. Di manapun aku berada aku siap. Kalau ada guru yang mendiamkan perilaku murid yang salah akan menjadi idola mereka. Maklum siapapun akan memihak pada orang yang melonggarkan peraturan. 

Sebenarnya aku sudah berusaha untuk sebaik mungkin menata komunikasi. Namun persepsi akan berubah negatif ketika sudah ada rasa tidak suka. Jadi ingat nasehat "tidak perlu menceritakan kebaikan kita pada orang yang membenci kita. Mereka lebih dipercaya karena mereka bisa jaga sikap baik di depan orang. Beda jika mereka tidak jaga sikap sehingga orang akan melihat kurang baik. Disaat kondisi orang seakan baik namun menceritakan kejelekan "body shimeng" ke orang lain, maka hanya pasrah yang bisa aku lakukan. ternyata saat ini lebih menyakitkan.

"Bau orang tua" salah satu kejujuran mereka. Wuih sakit. Padahal mereka tahu kalau guru itu sering mandi saat solat 5 waktu selalu mandi. "Ustdh pakai baju ini lagi" ditujukan pada guru lain yang dianggap sudah akrab, ooo ternyata sampai segitunya  mereka mengamati seorang guru. Baiklah mesin cuci sudah siap pakai dan sekali pakai baju akan dicuci. 

Kalau dulu memang kepada siapapun murid bermuka masam dan menunjjukan sikap tidak sukanya secara terang-terangan. Berbeda saat ini mereka baik pada semua orang dan menyembunyikan rasa dan sikap di depan orang sehingga semua orang menilai baik. Tidak akan percaya jika ada hal yang tidak baik pada salah satu guru. 

Hal yang tidak disukai adalah mengajak belajar bahasa inggris, mengajak olah raga, mengajak solat sunnah. "Kami maunya dibiarkan, tidak usah disuruh, kami akan sadar sendiri". Baiklah aku tidak akan menyuruh lagi, dan terlihat, ternyata mereka juga tidak melakukan hal baik itu. Mereka akan gengsi melakukan karena dianggap mengikuti aku. Padahal hal baik itu untuk diri mereka sendiri. Ya sudahlah diam itu lebih baik dan mendoakan dalam diam untuk kebaikan dan kesadaran. 

Mendengarkan lagi "Bukti" oleh virgoun yang dulu adalah lagu pujianku buat mereka, saat ini malah jadi trauma karena mereka ternyata berbalik dari apa yang ada lama pikiranku. Dulu aku menuliskan mereka sebagai embun setelah kekeringan, namun entah kenapa sekarang menjadi duri dalam daging. Hanya sabar dan yakin bahwa suatu saat mereka akan sadar atas perilaku kurang terpujinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar