Kamis, 29 Juli 2021

Petuah Pahlawanku

 Nasehat Bapakku

👐QS 12 : 33

Dunia itu penjara bagi orang beriman

 

Sebagaimana do'a nabi Yusuf di QS 12 : 33👉Wahai Tuhanku!  Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka.....

 

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392)

 

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan, “Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.

 

Pernahkah kita merasa bahwa sudah nyaman dg keadaan kita? Jika ya mari kita menelaah ayat QS 12 : 33 dan hadist ini

Klo hadist dan ayat ini berbicara dunia adalah penjara bagi mukmin, mungkin kita merasa nyaman hidup di penjara? 🤭

Pemahaman sy jika kita aman berarti kita  kategori ga beriman😔dan sy menyakini itu dg merujuk ke ayat QS 29 : 2 tdk akan dibiarkan berkata beriman sebelum Allah uji🤭 dan selalu di ganggu dari segala arah sesuai MOU Allah dan setan QS 7 : 17 jika kita tetap teguh godaannya di tingkat QS 17 : 64 berpasukan dan berkuda 🏃🏿🏃🏿🏃🏿️semakin mendekat kepada Allah di QS 6 : 112 di sediakan musuh....artinya orang mukmin selalu di uji agar berusaha semaksimal mungkin utk terhindar dari setiap godaan dan  bersabar dari maksiat dengan menahan diri. Karena

dunia ini adalah penjara bagi kita di dunia. Di akhirat kita akan peroleh balasannya.

Dunia itu penjara bagi orang beriman. Apa maksudnya?

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ »

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim no. 2392)

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan, “Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintah untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang.

Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit atau pun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi.”

Al-Munawi rahimahullah dalam Mirqah Al-Mafatih menjelaskan, “Dikatakan dalam penjara karena orang mukmin terhalang untuk melakukan syahwat yang diharamkan. Sedangkan keadaan orang kafir adalah sebaliknya sehingga seakan-akan ia berada di surga.”

Jadi bersabarlah dari maksiat dengan menahan diri. Karena dunia ini adalah penjara bagi kita di dunia. Di akhirat kita akan peroleh balasannya.


Sumber 
https://rumaysho.com/11513-dunia-itu-penjara-bagi-orang-mukmin.html

Masyaallooh aku ingat sekali bapak selalu menasehatiku dengan hal di atas. Saat itu aku menentang dalam hati “wah berarti tidak boleh bergembira dong di dunia ini, wah gak enak ya jadi kaum muslimin, wah hidup ini tidak bebas dong” banyak lagi pertemtangan dalam batinku. Ternyata memang bapakku benar dan gurunya mbah Toyib insyaaloh benar. Bapak mengamalkan juga pemikiran itu sehingga bapak seakan tidak memiliki keinginan apa-apa terhadap dunia ini. Bapakku selalu mengingatkan kami dengan ibadah terutama sholat.

Bapak sosok sederhana yang tidak ingin belajar naik motor, beliau trimo dibonceng saja. Padahal teman-temannya banyak yang awalnya tidak bisa naik motor dan akhirnya saat sudah jamannya punya motor bebek belajar dan bisa. Pak Dul Latif, pak Turut, semua dulu bisanya naik sepeda kebo, namun saat semua sudah banyak yang memiliki motor bebek, beliau bisa dan bapak tetap tidak mau belajar “aku ngene wae wes trimo” selalu kalimat itu yang beliau ucapkan.

Bapak nrimo dalam hal pakaianpun tidak pernah berminat untuk membeli, kecuali itu diberi oleh kakaknya pak puh Sartam dan pak puh Sarji serta adeknya pak Lik Marsid. Bapak nrimo bajunya beberapa saja. Saat kami sudah mampu untuk membelikan baju bapak bilang “nyapo klambi akeh-akeh, repot umbah-umbahe”. Demikian juga dengan sandal, kalau lebaran kami ingin membelikan sandal jawabnya “gae opo iku lo sek onok”. Bapak hemat kalau pakai baju dan sandal karena hanya dipakai saat pergi, sementara beliau jarang pergi jauh. Perginya bapak ngaji, beli tembakau di langganannya atau ke rumah pak Puh ndan pak Lik.

Saat kami sudah punya uang untuk memberi sedikit uang saku buat bapak “gae opo duit? Poko wes pok sediani rokok wes cuku gae bapak” Terkadang bapak minta uang emak hanya saat jumatan buat mengisi kotak amal di masjid. Uang yang kami berikan kadang bua nyangoni teman-temannya kerja bersama sulu misalnya , Pak Sarji. Akhirnya uang itu diberikan pada cucu-cucunya dan setelah 2 tahun meninggal adekku menemukan uang yang sering kami beri di bawah dipan, di antara sela-sela bajunya bapak. Benar-benar bapak tidak menginginkan dunia.   


                                                            Beliau yang sudah ogah makan

Matursuwun bapakku pahlawanku 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar