Cinta Mur Baut
Mimpi dinasehati Abi Ihya, "cintamu kayak mur baut" setelah direnungkan ternyata mur baut itu awalnya saat digunakan tidak menempel setelah diperlukan maka ditempelkan dan diputar beberapa kali sehingga akan singset dan seret tandanya sudah terjadi ikatan yang rapat. Saat pertama menikah, memang aku belum mengenal suamiku. Suami juga belum kenal, hanya bondo optimisnya suamiku kalau aku orang baik dan aku juga khusnozon kalau suamiku orang baik karena beliau adalah temannya om Aslihan yang orang masjid dan alumni SMA negri di Blitar yang lumayan bagus waktu itu. yang paling membuat percaya adalah om Aslihan itu adalah saudara se Bani H. Asykur Sukaryo, keluarga besarnya emakku, intinya keluarga baik pasti anaknya baik.
Tiga bulan pertama belum mengenal sampai "entut" saja jadi perkara. Aku memang kalau kentut keluar begitu saja, walaupun juga bisa aku tahan. Pas aku duduk melakukan aktivitas bersama ibu mertua dan suami, tiba-tiba kentutku keluar tak tertahan dan agak kurang sadar si entut langsung keluar bersama bunyinya. Sontak suamiku melirik aku dan sampai kamar aku diceramahi "gak sopan kamu kentut di depan ibu". Aku menjawab berdasarkan kenyataan morfologi anusku "aku lo gak sengaja mas". "kentut kok bisa gak sengaja!" dengan nada tinggi, Wah aku langsung nangis, rasanya itu sangat menyakitkan aku....tidak percaya kalau morfologi anusku memang begitu. Bahkan pernah 2x aku malu di depan muridku di Batu karena tiba-tiba kentutku keluar bersama bunyinya. Baunya seh alhamdulillah tidak ada tapi bunyinya yang bikin malu.
Setelah beberapa bulan berikutnya aku baru tahu kalau morfologi anus suamiku memang berbeda. Suamiku kalau kentut harus di tekan "Ngeden" dan bunyinya sekampung dengan semua....heheh makanya dia gak percaya kalau aku bisa kentut tiba-tiba keluar. Beberapa hal kami belum sepakat itulah awal pernikahan mur bautnya masih baru menempel saja.
Berbagai persoalan hidup pastinya harus dialami oleh semua orang baik itu yang menikah ataupun belum. Namun kami bisa menjalani hingga 26 tahun dengan bimbingan dari Alloh, guru yang secara tidak langsung memberikan asupan nasehat untuk direnungkan, teman2 yang menguatkan dan memotivasi, bahkan lingkungan sekitar yang memberikan berbagai pengalaman hidup untuk direnungkan. Berbagai pilihan harus kami diskusikan kadang juga marah, sering tertawa bersama, saling menguatkan. Alhamdulillah mempunyai 5 anak yang mau mondok di sulaimaniyah. Tidak ringan juga untuk memotivasi mereka semuanya. Hingga kini anak pertama lulus dan juga terus saja kami harus mendiskusikan masa depannya. Itu semua adalah putaran mur baut dalam kehidupan cinta kami.
Hingga pada titik mur baut itu semakin kuat saat aku dipindah ke Batu. LDR serasa kalau suami pulang ke surabaya "Ikut Mas balik" dengan nada menghiba aku ingin ikut. Aku merasa butuh suami di sampingku, buat mencurahkan segala kebahagiaan dan terkadang kepenatan jiwa. Suamiku selalu menguatkan aku untuk sabar dan mengerti semua hal yang aku alami, walaupun hanya berdasarkan cerita kejadian yang tidak mengenakkan. "Sabar aja, pasti ada skenario Alloh yang lebih baik yang kita tidak tahu". Sabar dan curhat lewat Solat maka Alloh akan menolongku dengan 5 anak yang baik-baik, yang mau memperjuangkan nasibnya di jalan Al Qur'an, sementara anak-anak di luar sana tidak mau mondok.
Jika direnungkan, andaikan aku menikah sama Lutfi, emang seh kaya karena kerjaannya mapan namun jauh di luar pulau jawa, pastinya aku gak bisa mengurus orang tuaku yang saat itu sudah sakit struk hingga 15 hari aku menungguin di rumah sakit. Bapakku yang sudah umur 80 tahun sehingga harus ada bantuan untuk mengurus beliau.
Jika menikah dengan Yudi anak Fakultas tehnik, saat ini sudah meninggal dunia, wow aku jadi janda lak an.
Jika menikah dengan anak kedokteran Asauk Pramustyo Hadi yang perokok itu, wah gak tahu lagi gimana nasibku.
Jika menikah dengan Dodo si anak kembar yang ganteng itu, sekarang kerjanya juga tidak pasti.
Jika menikah dengan Nana Aziz, akan bertemu dengan ibu mertuanya yang sulit difahami.
Jika menikah dengan Mas Toat anak dari pak Muan, seorang tokoh agama dan juga temannya bapakku, pasti direstui namun gak tahu lagi gimana agamanya, waktu itu saja merokok dan juga mau bonceng aku adri kos ke kampus IKIP Malang. Sontak saja aku gak mau, mending naik angkot.
Jika menikah dengan pak Pos yang rumahnya Srengat, kaya seh iya bos kelapa dan gula kelapa, namun mungkin aku tidak akan bisa berkarier dan punya pengalaman seperti saat ini, karena beliau sangat posesif dan meminta istrinya di rumah.
Jika menikah dengan pak Sarjono, yang waktu saya kuliah beliau sudah lulus Sarjana hukum, pasti disetujui karena rumahnya dekat dengan rumahku, namun saati itu aku takut jadi istrinya karena menjadi orang desa, beliau agamanya juga biasa dan kuatir tidak boleh jilbaban. Namun perkembangan terakhir beliau sudah haji bersama istrinya, rumahnya buagus di pinggir jalan besar. Beliau juga anak solih yang merawat ibunya, namun entah kenapa beliau juga kena stuk.
Memang kita manusia tidak pernah tahu taqdir di masa depan kita, mungkin sekarang baik-baik saja namun suatu saat mendapatkan hal yang kurang menyenangkan atau sebaliknya. Ibarat dalam pewayangan manusia itu wayangnya dan dalang itu adalah Alloh. terserah Alloh kita dijadikan peran apa. Jangankan kita manusia biasa, nabi Musa juga diuji dan tidak tahu jika tongkatnya itu sebagai wasilah untuk menyelamatkan diri dan kaumnya. Nabi Ismail dan nabi Ibrahimpun juga tidak tahu kalau setelah disembelih akan ada ganti dombanya, hanya berbekal iklas dan yakin kalau Alloh akan menolong. Maka awali semua hal dengan Bismillah dan yakin pertolongan Alloh dengan sabar dan solat.
QS 4 : 19
Larangan Menikah Karena Harta
Barang siapa menikahi wanita karena memandang kedudukan, maka Allah tidak akan menambah padanya kecuali kehinaan. Dan barang siapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya melarat.” (HR. Thabrani)
Menjadikan tolok ukur harta dalam memilih pasangan adalah niat yang tidak terpuji dalam upaya membangun rumah tangga. Karena pada dasarnya, pria yang ingin menikah itu tidak cinta kepada perempuan, atau bila ada itupun tidak sebesar keinginannya untuk menguasai harta perempuan itu. Ayat QS 4 : 19 menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh pria itu merupakan kesalahan dan bagi orang yang beriman perbuatan ini tidak menunjukkan keimanan.....Allah melarang jangan menjadikan harta dan kekayaan sebagai tolok ukur dalam memilih isteri. Cinta adalah dasar utama dalam menikah.
Cinta berkaitan dengan sesuatu yang hakiki tetapi sesuatu itu nyaris tidak dapat terjangkau oleh nalar atau tak bisa dijelaskan oleh logika. Cinta dapat diibaratkan sebagai oksigen.
Manusia membutuhkan cinta dan merasakan manfaatnya untuk kenyamanan bahkan kelanjutan hidup, tetapi cinta bukanlah sesuatu yang dapat melihat apalagi merabanya. Apabila kita memberi sesuatu dengan cinta, Allah SWT pada ayat QS 19 : 96 akan menanamkan dalam hati rasa kasih sayang.
Menikah tujuannya ibadah sebagaimana anjuran nikah di ayat QS 25 : 32 bagi yang layak menikah dan jangan takut miskin karena Allah menjanjikan akan memberikan kecukupan berupa kekayaan kepada yang telah berkeluarga. Rejeki dalam ayat QS 2 : 3 adalah termasuk iman kepada yang ghaib. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga kita diwanti-wanti oleh Rosululloh SAW untuk selalu menata hati jangan sampai tujuan kita menikah hanya materi dan kemuliaan duniawi karena ujung-ujungnya akan membuat kita kecewa dan menderita.
Allah memerintahkan kita untuk membangun rumah tangga dengan niat mencari ridho Allah SWT agar kita menggapai bahagia dunia hingga akhirat.
Wallahu'alam bishowab ❤️