Kamis, 12 Juni 2025

Jelajah

 QS 26 : 7

Allah Mengajak Belajar Dari Bumi

22 Juni 2025 bersama 10 ibu Penjaringan Sari Kavling Rungkut


Allah SWT dalam ayat QS 26 : 7 mengajak untuk belajar dari alam agar tahu bahwa hanya Allah saja yang berhak di sembah.  Ayat ini Allah menjelaskan watak dan tabiat kaum musyrikin yang hatinya telah tertutup menerima kebenaran, karena dikotori oleh sifat takabur dan sombong. 

Belajar atau memperhatikan alam (tadabur alam) merupakan konsep yang memiliki kedudukan penting, yang mencerminkan keyakinan bahwa alam semesta adalah karya Allah yang penuh keindahan, kecerdikan, dan kekuasaan-Nya. Dalam setiap unsur alam terdapat pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik sebagai manusia yang berakal.

Pada ayat QS 3 : 190 - 191 kita diajak untuk memperhatikan, merenungkan dan mengambil pelajaran dari segala hal yang Allah ciptakan. Agar kita dapat selalu mengingat Allah dalam keadaan dan kondisi apapun. Jika kita mentadaburi dan mentafakuri ayat QS 45 : 12 bahwa Allah menundukkan laut agar kapal dapat berlayar, maka kita akan bersyukur. 

Hadits Riwayat Abu Daud:

"Dahulu, Rasulullah SAW seringkali keluar dari rumahnya, duduk di bawah pohon, dan berdialog dengan para sahabat. Maka jika ada yang datang kepada beliau untuk mengadu, beliau akan mendengarkannya dengan sabar dan bijaksana."

Rosululloh SAW mentadaburi tidak harus pergi jauh, di sekitar tempat tinggal kita pun banyak tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat kita tafakuri.

Dalam memerhatikan, merenungkan, dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat di alam semesta, selain memberi pemahaman mendalam, kegiatan ini juga bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Dan dapat juga dikatakan sebagai ibadah.

Ibadah merupakan sebuah bentuk ketundukan dan kepatuhan terhadap Sang Pencipta.

Melalui kegiatan ibadah mentadaburi alam ini manfaatnya, kita bisa mengenali diri dengan lebih baik. Sehingga, kita bisa meningkatkan kepasrahan diri kepada Allah SWT. Untuk mendapat kualitas ibadah yang baik, maka diperlukan sebuah proses perenungan yang menyeluruh pada setiap ibadah yang dijalankan. Sebagai cara untuk mengakui kekuasaan Allah dan memperkuat keimanan, serta menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT dan rasa syukur.

Mentadaburi seorang manusia, dia bingung mau bersikap bagaimana. Yang pasti dirasakan adalah bingung memulai dan mengurai hal ini. Lingkungan membuat makin tidak nyaman dengan menyarankan untuk memberikan ketegasan. Hatinya hanya bisa menangis dan ingin lari dari kenyataan, namun tak berdaya karena memang pengarahan orang tua itu benar. Dia tahu kalau menahan nafsu itu tidak ringan dan butuh perjuangan, dia hanya belum mampu untuk sepenuhnya melakukan hal yang benar itu menyakitkan dan perlu mengorbankan nafsu.

Seharian kaki menjejaki tangga 65 tangga naik turun 5x. Berangkat ke tempat pelatihan bersama, namun ditengah jalan diminta pimpinan untuk kembali. Dijemput sopir dan mendampingi proses perayuan hati. Hatimu sebenarnya lunak, bisa menangis dan akhirnya berangkat menyusul rombongan hingga ke titik start. Karena proses meraih hatimu agak membutuhkan waktu dan juga persiapan yang diiringi rasa bingung, harus dijemput hingga akhirnya berangkat menjemput dan menyusul dengan kecepatan tinggi ke area kegiatan. Alhamdulillah dengan usaha maksimal dan  keryakinan, "Alloh pasti menolong" Berwasilah manut pimpinan, mengasihani mahkluk Alloh, memudahkan teman kerja, Alhamdulillah mendapat angkot yang tepat untuk menyusul ke area. 

Pak Joe salah satu pendamping tour, orang madura yang sudah punya anak 2, namun beliau cerita kalau mau dijodohkan dengan adek salah satu pengunjungnya....hehe memang bapak ini yang perhatian pada peserta. Pas beliau nelpon sudah berangkat 5 menit dari pos awal dan akhirnya saya diantar naik motor menyusul pick up pak Joe. Alhamdulillah tidak ada yang merasa "gara-gara nungguin usth jadi terlambat". 

Ya beberapa saran atau tepatnya desakan untuk saya memaksa saya untuk semua bisa kegiatan. Namun aku hanya berpikir, jika itu aku pasti aku merasa tertekan dengan situasi ini. Walaupun mugkin yang membuat semua ini terjadi ya diriku sendiri. Aku hanya bisa diam dan mendoakan semuanya untuk tidak terjebak pada ghibah dan pembicaraan sia-sia. Walaupun diam itu adalah iman terendah, namun aku hanya tidak ingin situasi ini tambah parah karena komentar dari luar yang makin "berbumbu". Gak apalah aku tidak punya teman karena aku terlalu pendiam dan tidak komentar itu dianggap tidak tegas. Bismillah aku hanya empati dan juga bertangung jawab terhadap psikologi semua orang di sekitarku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar