Minggu, 12 Januari 2025

Ulang Tahun Hasna

 

Hasna 14 Tahun

10/10/25….10/01/11

Kau dilahirkan di tanggal yang hanya terdiri dari 2 angka yaitu 1 dan 0….suatu angka yang sangat umi suka…be the first….menjadi yang pertama. Dan 0 itu adalah

Dia minta dikasih kejutan lewat deliveri. Sudah aku belikan mukena yang pilihannya sendiri, dia memang baik, milih yang tidak mahal hanya 40k. Dan hasilnya setelah dipakai saat VC di ultahnya lewat HP asrama “makasih ya mik, barangnya seh pasaran” ya Alloh kamu anak yang nerimoan, pilih barang selalu yang murah supaya tidak membebani umi.

Pernah suatu ketika ada telepon bulanan dari abla Amine "mohon maaf njih ibu, sedikit saja kekurangan ananda Hasna, yaitu adanya bau badan". Toeng seperti nabrak besi kepalaku, kaget aku dan akhirnya aku berusaha mengajakmu mandi lebih sering karena memang aku setiap solat pasti mandi, setiap ketemu masjid pasti mandi, setiap ada air berlimpah pasti mandi. Umi ingin mencontohkan itu padamu. Jika kamu marah saat diingatkan mbak sari, walaupun pada akhirnya kamu mandi. Umi berusaha menyemprotmu dengan parfum dan menasehati mbak Sari supaya menasehati dengan cara yang baik.

Hal lain yang sudah umi contohkan yaitu umi selalu berganti CD tiap akan solat, itu yang belum kamu lakukan dan marah juga kalau diingatkan umi, padahal itu semua untuk keabsahan solatmu, diterima oleh Alloh dan juga terhindar dari api neraka karena salah satu yang menyebabkan masuk neraka adalah kencing.

Saat aku telpon “makasih ya mi sudah effort nelpon aku” sambil matanya berkaca-kaca, aku sebenarnya pingin nangis, namun aku tahan. Malah sekarang aku nulis ini nangis.

Makasih ya Hasna sudah berjuang untuk diri sendiri dan keluarga, untuk menjaga nama baik keluarga, dengan berusaha menghafalkan quran, bersosialisasi dengan tetangga rumah dan juga teman sekolah dengan baik sehingga kamu banyak mengenal teman sepondok dan bahkan kamu juga disayangi oleh banyak temanmu. Hal ini terbukti dengan ceritamu kalau kau diucapin selamat saat ultah ini sebanyak 59 teman dan juga diberi banyak hadiah. Itu yang membuatmu makin PD dalam berteman. 

Makasih Hasna selalu berjuang untuk hafalan hingga saat ini putaran 1 juz 9, padahal pinginnya langsung setor sampai juz 12 namun waktunya tidak cukup, harus berbagi dengan temannya. Ingat waktu itu saat kamu ragu karena merasa gak bisa pelajaran qiroat.

Makasih ya Hasna tidak gengsi meminta maaf, “maaf ya mi jika merepotkan”. Padahal meminta maaf itu hal yang sulit untuk banyak orang. Pernah beberapa kali  kau marah pada umi karena umi sedang jalan-jalan sama murid umi ke kali lanang. Umi berusaha menjelaskan karena sedang bertugas piket di saat kau nelpon. Kau marah, menangis, namun pada akhirnya kau meminta maaf "maafkan aku ya umi karena aku egois". Pas umi di RSAL Hasna marah juga karena umi tidak segera menelpon, "Umi sibuk ya, memang aku gak penting kok". Yaa Umi hanya bisa diam dan mendengarkan kekecewaan mu, karena memang umi lagi menjenguk U Rika yang sedang mau kemoterapi, namun alhamdulillah akhirnya kau juga mengerti kondisi umi. 

Makasih ya Hasna yang selalu berterimakasih “makasih ya umi sudah mau mendengarkan ceritaku” padahal umi malah yang selalu berharap mendapat cerita kamu nak yang seru dan selalu tentang hal yang positif, kalaupun kamu lagi kurang enak hati dengan temanmu atau ablamu, umi jadi bisa memberikan saran dan menggiring pikiranmu untuk menjadi positif lagi dan yang menyenangkan kamu selalu "iya mik, walaupun itu sulit".

Makasih ya nak kamu yang selalu mengagumi umi, melihat kelebihan umi, kesabaran umi...wah ini umi nangis lagi nak...saat nulis ini di belakang murid laki-laki umi, dan akhirnya murid umi yang bernama Adli mengomentari "ustdh ibu yang baik, selalu berterimakasih pada anaknya". 

Kamu sering bilang "aku bersyuku punya umi yang sabar, aku ingin jadi seperti umi tapi itu sulit". "Aku bahagia punya umi yang baik dan dermawan.". Kayaknya di dunia ini hanya beberapa deh yang mengungkapkan kebaikan umi, dan salah satunya adalah Hasna.

Makasih nak kau selalu mengkhawatirkan umi "umi baik-baik saja kan? Murid umi sudah baik ta sama umi?" seakan kau tak rela jika ada satupun yang melukai hati umi. 

Makasih ya Hasna yang selalu memaklumi umi yang jarang berkunjung ke pondokmu, mengingat tempatnya yang jauh dan berbeda arah dengan kepulangan ke Surabaya. Kau selalu bertanya setiap nelpon "Umi lagi di mas yo?". Umi sebenarnya merasa bersalah karena hal itu, namun kalau umi ke Sidoarjo itu jika kemalaman bisa nginap di Rungkut, lha kalau ke Kertosono mesti harus punya waktu khusus yang tidak bersamaan dengan piket dan qodarulloh kok waktu penjengukan jadwalnya bersamaan dengan jadwal piket umi, jadi pasti gak akan bisa menjenguk. Alhamdulillah semester ini pondokmu menetapkan setiap minggu boleh di jenguk, jadi umi bisa fleksibel menjengukmu.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar