Jatuh Tertimpa Tangga
Nove adalah anak pancingan. Ortu angkatnya sudah meninggal saat covid terjadi. Orang Tua angkat Nove adalah adek dari ibu kandungnya. Saat sebelum meinggal dunia Nove dikasih uang 45 juta sebagai warisan dari orang tua angkatnya. Uang itu dipinjam ibu kandung Nove dan kakak Nove untuk menikah.
Nove membutuhkan uang untuk melahirkan yang sudah hamil 8 bulan dan suami Nove juga jobles. Saat Nove meminta uang dikembalikan untuk lahiran ternyata ibu Nove marah dengan cara menyembunyikan piring sehingga Nove tidak bisa makan, beberapa kali hal tersebut dilakukan sehingga dalam kondisi hamil kelaparan dan sedih memikirkan ibu kandungnya yang memusuhinya bahkan sampai pernah mengusirnya.
Karakter ibu kandungnya keras karena ibunya tidak pernah bergaul dengan orang luar rumah, sebagai ibu rumah tangga yang seringnya di rumah, ditambah lagi dengan latar beelakang pendidikan di keluarganya yang kebanyakan SMP dan sedikit SMA.
Melihat kondisi seperti itu adek angkat Nove iba dan mengajak Nove pulang ke rumah ortu angkatnya. Nove di rumah ortu angkat ikut membayar listrik dan air juga, artinya Nove juga bertangung jawab. Suatu ketika terjadi perselisihan antara adek angkat Nove dan Nove sdampai Nove diusir dari rumah ortu angkatnya. Hal ini dikarenakan Nove tidur di kamar ortu angkatnya, di mana semua perhiasan ibu angkat Nove ada di kamar itu sehingga adek angkat Nove tidak bisa ambil dan menjual barang berharga yang notabennya buat bersenang-senang dengan pacarnya. Nove bermaksud mengerem perbuatan adeknya, namun hal tersebut membuat adeknya marah dan mengusirnya.
Karakter adek angkat Nove ini mirip dengan ibu angkatnya yang juga keras. Hal ini karena ibu angkatnya seorang mandor sehingga seringnya hanya menyalahkan karyawan dan hal tersebut dibawa hingga dalam kehidupan di rumah.
Adek angkatnya berkarakter keras dan tepatnya judes, walaupun kedua ortunya sudah meninggal waktu covid dan dia anak tunggal setelah "pancingan" anak dengan mengasuh Nove, namun tetap keras dan tidak merasa takut hidup sendiri. Dia mempunya pacar seorang tentara yang suka ngoroti harta orang tua angkat Nove yang kaya. Pacarnya menggadaikan kamera digital seharga 10 juta digadaikan 1 juta dan hingga hangus yang tak terambil.
Kasihan Nove yang sudah tidak punya siapa-siapa yang berpihak padanya, sampai Nove menghiba untuk tetap bisa tinggal di rumah ortu angkatnya tersebut.
Malapetaka tidak berhenti sampai di urusan keluarga, namun suaminya ternyata mempunyai hutang yang banyak karena suaminya judi online. Sepeda motor 3 sudah digadaikan suaminya dan tidak bisa menebus. Sertifikat tanah digadaikan yang pada akhirnya akan dijabel bank. Namun ada saudaranya yang baik dan meminjamkan 25 juta. Saudara yang baik mempunyai uang yang tidak dipakai, Saudara tersebut hanya eman saja kalau dibeli dengan harga yang sangat tidak sebanding dengan keadaan tanah.
Bapak mertua mengetahui kelakuan suami yang terjerat hutang karena judol beliau menasehati Nove "lupakan anak saya sepertinya dia gak bisa berubah". Bapak mertua Nove sudah tidak bisa mengatasi juga kelakuan anak laki-lakinya. Ibu mertua sebaliknya berkata "salah sendiri, kamu nikah juga bukan saya yang ngurus". Ya Alloh kasihan Nove, kemana lagi dia harus mengadu. Dia hanya bisa menangis sambil mendekap kandungannya.
Kondisi ini membuat Nove ikut terpengaruh psikologinya, mungkin orang bilang ini wajar saja. Nove memblokir semua nomor telpon keluarga suami, hal ini karena dia takut emosi saat ada telepon ataupun wa dari keluarga suaminya, dia masih berusaha meredam emosinya dengan menjauh dari keluarga suaminya. Nove sebenarnya dia penurut dan suka membantu teman. Dia pendiam dan tidak memulai pembicaraan, tidak bisa bercanda juga hanya ikut bercanda jika ada teman yang memulai candaan. Nove mengakui sendiri bahwa dia itu follower.
Nove kini mengasuh anaknya sendirian, dibantu oleh adek kandung ibunya untuk mengasuh anaknya yang masih berumur 3 tahun saat ditinggal kerja.