Ihsan
Sengaja aku pinjamkan leptop ke kembar karena aku kasihan dia liburan gabut. Toh yang dilihat juga hal-hal yang baik, film santri gontor, pertandingan bola, ceraman motivasi, sharing pengalaman yang membangkitkan semangat dan lain-lain. "Kau sudah hijarh dari game FF ya dek?". Saat dulu kalau gabut melihat komentator yang main FF karena HP ku gantian dengan aku dan juga gantian dengan kembarannya.
Kutahu kalau aku harus mengajar hari ini, namun latar belakang diatas yang membuatku optimis mencari solusi lainnya walaupun aku masih membayangkan beberapa hal solusi yang mungkin. Pertama aku menggunakan PC kelas dan HP untuk membuka kelas. Saat mengajar aku menggunakan PC kelas masing masing untuk share cren dan juga HP untuk suaraku. Bisa juga aku meminjam leptop biru. Namun tiba-tiba aku beranikan diri mencoba meminta tolong sahabatku. Saat aku bilang dia sedang asyik memakai leptopnya. Dia mengiyakan seh, tapi masih asyik ya sudah aku tinggal pergi. Aku juga sempat cerita permasalahanku pada temanku yang lain, dalam hatiku berharap dia menawari aku pinjam leptopnya, namun dia mengajar pada jam yang sama. Aku mencari pinjaman leptop biru di ruang lab komputer. Administratro memberiku pinjaman dengan wellcome dan menyiapkan hingga siap tayang. "Wah leptop ini sekarang hanya mampu merangkak ya pak, padahal dulu aku pakai masih mampu berjalan, atauuu karena sekarang aku biasa memakai leptop yang bisa berlari ya Pak sehingga merasa leptop biru ini seperti merangkak...heheh" begitulah aku berusaha mencairkan suasana karena administratorku pemdiam.
Saat menuju kelas aku mengajar, bertemu aku dengan walikelasnya dan beliau menawari aku "Mau pakai leptopku sudah siap di meja depan Bu, aku ada 2 leptop dan kebetulan ini sudah siap di depan". Beliau memasangkan segala kabel hingga aku siap mengajar. Masyaallooh beliau lebih welcome lagi dari aku dan administratorku. Jadi teringat beberapa hari yang lalu saat teman guruku mengalami kendala leptop yang menurut dia memang sudah sepuh. Dia bercerita kalau leptopnya saat di rumah bisa nyambung wifi dengan baik, namun saat di sini selalu saja ada masalah. Beberapa kali dia bercerita itu dan memang dia sering mengajar di ruang kelasku. Saat itu aku sedang memakai leptop dengan aktivitas koreksi elerning dan administrasi kelas lainnya, tiba-tiba temanku datang menghampiriku "Bu, aku boleh pinjam leptopnya buat ngajar sekarang?". Tanpa pikir panjang aku segera melogout WA ku dan mempersilahkan dia memakai leptopku.
Saya yakin bahwa solusi aku tidak membawa leptop diatas adalah bentuk ihsannya Alloh dalam menolongku, walaupun aku tidak mendapat balasan langsung dari temanku, namun walikelas itu menolongku dengan lebih baik. Selesai mengajar aku menuju masjid untuk solat dhuha. Aku menangis merenungi solusi Alloh yang sangat asri. Hanya orang-orang yang peka yang bisa berbuat ihsan. Sesuai dengan filosofi pelajaranku hari ini tentang tekanan benda padat. Besar tekanan akan semakin kecil jika permukaan tekannya lebih sempit. Misalnya kaki ayam dibandingkan dengan kaki bebek, high hill lebih terasa sakit saat menginjak kaki kita dibandingkan dengan flat shoes, paku lancip akan lebih mudah menancap dibandingkan paku tumpul jika ditancapkan di suatu benda. Artinya bahwa hati yang peka, tipis itu akan lebih peka artinya mudah memahami orang lain sehingga dengan cepat dan tanpa pikir panjang untuk segera memberikan uluran tangannya.
Penerapan hukum fisika P=F/A, P adalah besar tekanan( rasa hati), F adalah besar gaya (masalah kehidupan) yang diberikan dan A adalah luas permukaan(kepekaan hati). Walaupun masalah kehidupan itu besar, namun jika luas permukaan hati kita semakin luas maka tekanan anak menjadi ringan dan tan terasa sama halnya dengan cangkolngan tas yang diameternya sempit/ satu jari maka akan lebih sakit dibandingkan dengan cangklongan tas rangsel yang lebarnya 5 jari tangannya kita. Sama halnya dalam keluarga, jika beban hidup hanya dditanggung oleh seorang kepala keluarga akan berat, namun jika seluruh anggota keluarga bersatu dan saaling membantu maka tidak akan merasa tertekan, stres dan lain-lain.
Sebenarnya dalam kehidupan kita sangat baik jika kita bisa beradaptasi sesuai dengan lingkungan, seperti halnya kaki ayam dan kaki beberk, berbeda morfologinya karena untuk adaptasi dengan lingkungan. Hati kita mau diluaskan supaya bisa memahami orang lain dan juga bisa ditajamkan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain. Hal ini sangat cocok dengan nasehat abi Ihya'....Nyenegno uwong, nguwongno uwong, ojok ngelakne uwong. Seperti administratorku, teman wakelku yang sudah mengamalkan nasehat abi Ihya.....matrusuwun abi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar