QS 7 : 87
Keahlian Nabi Syu'aib Dalam Berdakwah
Dakwah adalah tugas yang berat dan pekerjaan yang serius yang hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang mulia, pastinya menghadapi gangguan sebagaimana para nabi yang berupa penentangan, penolakan, keengganan dan kesombongan. Pada ayat QS 7 : 87 mengutarakan keahlian Nabi Syu'aib dalam berdakwah (menyampaikan ajaran-ajaran Allah) yang dikemukakan dengan kata-kata yang tegas, bijaksana dan mengesankan. Nabi Syu'aib berkata jika ada golongan yang membenarkan seruannya di ayat QS 7 : 85 agar menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan perbuatan zalim seperti mengurangi hak manusia dalam menimbang dan menakar, maka akan terhindar dari siksa Allah. Sebaliknya, sekiranya ada golongan yang belum menyambut seruannya dan masih tetap kufur dan zalim, maka bersabarlah menunggu keputusan Allah yang seadil-adilnya.
Dakwah bermakna ajakan untuk memahami, mempercayai (mengimani), dan mengamalkan ajaran Islam, juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Cara Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah adalah hal yang paling ideal untuk ditiru. Nabi Muhammad terkenal dengan sikap yang lemah lembut dalam berdakwah namun tegas bila itu sudah berkaitan dengan prinsip keagamaan. Diharapkan tidak akan menimbulkan permusuhan terhadap orang-orang yang didakwahkan. Kelembutan dalam berdakwah diperlukan dikarenakan di ayat QS 20 : 44 tabiat manusia tidak ada yang pernah senang dan menginginkan kekerasan. Dan di ayat QS 3 : 159 jika keras dan berhati kasar tentunya akan menjauhkan diri.
Namun yang perlu diperhatikan, meski dakwah hendaknya menggunakan tutur bahasa yang lembut dan halus, ada kalanya di kondisi/situasi tertentu mengharuskan dai mengambil sikap yang tegas. Sikap lemah lembut itu ada tempatnya dan sikap keras juga ada tempat yang tidak cocok baginya kecuali tempat-tempat tertentu. Dalam mengemban tugas dakwah itu berat dan penuh resiko, sebagai pendakwah harus menghiasi diri dengan sikap santun, sabar, bijaksana dan arif.
Yakinlah dalam ayat QS 2 : 269 bahwa Allah akan memberikan hikmah kepada yang dikehendaki-Nya dan hanya orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran.
Hikmah juga bisa berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu pada momentum yang tepat. Hikmah juga berarti menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Menyelesaikan masalah dengan menimbulkan masalah lain atau masalah yang lebih besar lagi merupakan bukti ketiadaan hikmah.
Wallahu'alam bishowab ❤️
Pandangan itu yang selalu ditujukan dengan tajam dan mulut cemberut. Sakit memang rasanya seperti di panah di ulu hati, namun anehnya itu hanya dirasakan oleh adek-adeknya. Sang guru tidak merasakan itu, aneh kan? Padahal layaknya seorang yang dewasa kanapa kok tidak merasakan itu.
"Sabar ya ibu, pasti suatu saat akan sadar" kata adek kedua.
Adek pertama bilang "ibu, harusnya tegas dan mengingatkan langsung"
Ibu " Sebenarnya bisa saja anakku, namun kalau ibu ingatkan langsung pasti dia akan malu, sakit hati dan tidak akan menerima masukan ibu. Ibu juga akan terlihat seperti meludah ke atas, karena kemarahan itu akan kembali pada yang marah, nanti ibu akan sampaikan pada sahabatnya yang mungkin bisa masuk jika memberikan arahan".
Maka yang bisa dilakukan ibu dengan memberikan masukan pada sang guru untuk memberikan arahan