Jumat, 22 Agustus 2025

Midle Management

 Midle Management

Membuat suatu keputusan itu seperti menjadi imam dalam solat, semua diam untuk mendengarkan apa yang akan dibacakan oleh imam. Makmum dalam solat hanya akan berkomentar setelah salam, sementara membuat keputusan akan langsung ditentang jika keputusannya tidak mengenakkan. 

Saat ini baru merasakan bagaimana menjadi imam bagi pimpinan yang lainnya, keputusan ditunggu oleh lainnya. Seakan takut memutuskan jika keputusan hanya memihak satu sisi. Sementara top management meinta segera memutuskan dan waktu terus berjalan tinggal 2x 24 jam untuk memutuskan villa terbaik. Harus survey terlebih dahulu, jangan percaya foto dan video yang seakan besar dan bersih, namun tetap perlu disurvey. Setelah survey ternyata sempit, naik sampai lantai 3 tangganya ngeri juga, belum ada tempat berkumpul yang luas. Menghubungi ke sana ke mari, menunggu dead line untuk booking....masyaalloh ini pengalaman pertama booking untuk selera orang lain.

Top managemen seakan mengetes cara berpikir midel management "hayyo ambil keputusan yang menghemat dana namun juga nyaman buat hidup bersama".

Wow .....Membuat keputusan seperti ujian presentasi di depan dosen penguji 

Mendelegasikan tugas konsumsi namun dia tidak berhasil akhirnya saya hendel sendiri


 

Minggu, 10 Agustus 2025

Adab Terhadap Alloh

 Antara Hakikat dan Adab kepada Allah

Di dalam film komedi My Stupid Boss diceritakan tentang Diana, seorang karyawati yang memiliki bos yang bertingkah laku menjengkelkan. Bos yang tidak memiliki aturan yang jelas. 

Sebagai bos yang memiliki perusahaan, maka aturan yang berlaku adalah yang sesuai dengan keinginannya. Betapa kesalnya  Diana dan para karyawan lainnya melihat prilaku bosnya yang berubah-ubah seenaknya.

Konon cerita film My Stupid Boss  sebagian besar diambil dari kisah nyata dari para karyawan yang jengkel dengan bosnya. Kumpulan kisah tersebut kemudian menjadi novel yang diangkat menjadi film. 

Di dalam dunia kerja ada anekdot pasal peraturan tentang bos. Pasal pertama menyebutkan bos selalu benar. Pasal kedua menyebutkan, jika bos melakukan kesalahan, maka kondisi yang berlaku adalah kembali ke pasal pertama.

Jika anak buah melakukan hal yang tidak baik, maka ia akan disalahkan. Jika bos melakukan hal yang sama, akan tersedia alasan-alasan yang dipakai untuk membenarkannya. 

Di Media Sosial ada tulisan-tulisan tentang perbuatan anak buah yang bisa dituduh melakukan kesalahan. Namun, jika pelakunya adalah bos, argumen yang dipakai akan berbeda. Berikut contoh yang diambil dari berbagai sumber: 

Bila boss bekerja lambat, itu artinya beliau "teliti".

Bila staff bekerja lambat, itu artinya dia berkinerja buruk!


Bila boss bekerja cepat, itu artinya beliau “cerdas”.

Bila staff bekerja cepat, itu artinya dia terlalu terburu-buru!


Bila boss bersikukuh dengan pendapatnya, itu artinya beliau "konsisten".

Bila staff bersikukuh pada pendapatnya, itu artinya dia keras kepala, kepala batu!


Bila boss berubah-ubah pendapatnya, itu berarti beliau "luwes dan fleksibel".

Bila staff berubah-ubah pendapatnya, itu berarti dia plin-plan! Tidak punya pendirian!


Bila boss lambat dalam mengambil keputusan, itu artinya beliau "berhati-hati".

Bila staff lambat dalam mengambil keputusan, itu artinya dia “telmi”!


Bila boss cepat mengambil keputusan, itu artinya beliau "berani" mengambil risiko.

Bila staff cepat mengambil keputusan, itu artinya dia gegabah! Ceroboh!


Bila boss memotong prosedur, itu artinya beliau "proaktif-inovatif-kreatif".

Bila staff memotong prosedur, itu artinya dia melanggar aturan!


Bila boss curiga terhadap mitra bisnis, itu artinya beliau "waspada".

Bila staff curiga terhadap mitra bisnis, itu artinya dia negative-thinking! Paranoid!


Bila boss mengatakan” “Sulit,” itu artinya beliau "prediktif-antisipatif".

Bila staff mengatakan: “Sulit,” artinya dia pesimis!


Bila boss mengatakan: “Mudah,” itu artinya beliau "optimis".

Bila staff mengatakan: “Mudah,” itu artinya dia meremehkan masalah!


Bila boss sering tidak masuk, itu artinya beliau lelah karena kerja keras.

Bila staff sering tidak masuk, itu artinya dia seorang pemalas!


Perbedaan adab akan terlihat jelas pada seorang manajer yang jabatannya berada di antara anak buah dan bos. Saat anak buah terlambat, ia bersikap keras dengan alasan menjaga kedisiplinan. "Kenapa terlambat? Terlambat sekali lagi kamu saya hukum!"

Berbeda jika sang bos datang terlambat. Manajer tidak akan bertanya apapun. Seandainya bertanya, itu karena berbasa-basi. Itu pun harus dengan adab yang sopan. "Bapak terhalang macet ya? Memang kalau pagi sering macet, Bapak. Banyak anak sekolah."  

Di dalam film My Stupid Boss, Diana tidak melawan karena bagaimanapun perusahaan adalah milik bosnya. Sejengkel-jengkelnya Diana, ia tahu bahwa ia harus mengikuti perintah karena perusahaan sudah mau menerimanya sebagai karyawan. Ia tahu adab dan etika sebagai karyawan.

Pemilik perusahaan tentu memiliki hak untuk menjalankan sesuai dengan keinginannya. Bahkan jika pemilik perusahaan  memilih membubarkankan perusahaan, itu juga merupakan haknya. 

Semua karyawan harus mengikuti etika dan adab kepada pemilik perusahaan. Semua karyawan harus bersikap sopan dan santun saat berinteraksi dengan pemilik perusahaan. 

Jika terhadap pemilik perusahaan saja ada adab yang harus dijaga dengan baik, tentu kepada Tuhan pencipta langit dan bumi harus lebih beradab lagi. Perusahaan hanya memberikan gaji, sedangkan Allah SWT memberikan fasilitas udara, kesehatan, pengetahuan, kesempatan, dan lain-lain.

Perusahaan memberikan uang. Namun uang tidak akan bisa membeli kesehatan, kebahagiaan, kecerdasan, ketenangan yang merupakan karunia dari Allah SWT. Uang bisa untuk membeli kasur. Namun, tidur belum tentu bisa dilakukan tanpa seijin Allah SWT. 

Salah satu adab kepada Allah SWT yang dijelaskan Gus Baha di dalam salah satu ceramahnya adalah terkait perbuatan baik dan perbuatan buruk. Saat hamba Allah melakukan perbuatan baik, hamba Allah harus mengaitkan perbuatan baik tersebut dengan Allah SWT. 

Hamba harus meyakini bahwa perbuatan baik itu karena adanya taufik, hidayah, dan inayah dari Allah SWT. Tanpa pertolongan Allah SWT, hamba tidak akan mampu melakukan perbuatan baik.

Sebaliknya, Jika hamba melakukan perbuatan buruk, ia tidak boleh mengaitkan perbuatan buruknya dengan Allah SWT. Ia harus merasakan bahwa perbuatan buruknya adalah karena dirinya sendiri. Ia harus meminta ampun sambil mengakui kesalahannya sebagaimana ayat Al-Quran:

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'raf ayat 23)

Gus Baha menjelaskan bahwa secara akidah, semua yang terjadi, termasuk perbuatan buruk adalah atas seijin Allah SWT. Jika ada yang meyakini bahwa ada hal yang terjadi di luar ijin Allah SWT maka ia memiliki masalah dengan akidah. 

Meskipun dari sisi hakikat, perbuatan buruk terjadi karena ijin Allah SWT, hamba tidak boleh mengaitkan Allah SWT dengan perbuatan buruk tersebut. Hamba harus melaksanakan adab sebagai hamba. Dari sisi adab, hamba harus berlaku sopan kepada Allah SWT dan mengakui bahwa kesalahan tersebut berasal dari diri hamba sendiri.

Hamba yang mampu merasakan bahwa secara hakikat perbuatan baik adalah pemberian Allah SWT akan semakin mencintai Allah SWT. ia akan  semakin bersyukur atas perbuatan baik yang dilakukan. 

Hamba yang mampu dengan adab merasakan bahwa perbuatan buruknya berasal dari dirinya akan menyesal. Ia akan bertobat kepada Allah SWT. 

Masih bingung kapan menggunakan hakikat dan kapan menggunakan adab?  Masih heran terkait hakikat dan adab atas perbuatan baik dan buruk? Sudah lakukan saja. Diana saja taat dengan  bosnya. Jadi hamba kok macam-macam.      

 

Minggu, 03 Agustus 2025

Nikah Muda

 Nikah Muda

4 Agustus 2025

Naik bis Surabaya Malang kumanfaaatkan untuk berbincang dengan sseorang ibu bernama Aseh. Bu Aseh memiliki 2 anak laki-laki yaitu Andi dan Andun. Andun anak ke 2 cenderung pendian dan tekun, dia belajar dari kehidupan Andi yang cukup banyak masalah saat menikah muda. Kita ikuti cerita Andi..... Anak pertama beliau bernama Andi menikah setelah lulus SMK karena sudah dekat dengan pacarnya. Andi bekerja seadanya karena sudah memiliki tangung jawab. Sebenarnya mertua Andi tidak setuju karena keluarga Andi, alasan  tidak cukup kaya dan hanya anak seorang tukang kayu, sementara itu  keluarga wanita (Ani) seorang PNS sehingga merasa lebih kaya dan bermartabat. Sampai sudah memiliki 1 anak namanya Elang kini umur 5 tahun hidup bersama ibunya Andi. 

Ani dan Andi dipaksa bercerai oleh keluarga Ani dengan 1 anak. Ani merasa masih cinta Andi dan Elang, karena perceraian itu dia putus ada dan terjerumus dalam dunia narkoba hingga dipenjara. Saat ani di penjara, Andi menikah dengan Ina dan memiliki 2 anak. Menurut bu Aseh Ina juga tidak cukup bertangung jawab sebagai istri Andi, maka saat Ani keluar dari penjara dan meminta Andi untuk menikahi lagi, Andi mau saja menceraikan Ina dan kembali menikah dengan Ani. Ibu Aseh hanya bisa memberikan nasehat kalau itu sebuah tangung jawab yang harus diemban dengan benar ke depannya nanti. 

Ibu Aseh menceritakan kehidupan kerja suaminya sebagai carpenter di suatu perusahaan yang ditekuni selama sebelum menikah hingga sekarang menjadi pekerja tercercaya oleh bosnya. Sering di kirim ke luar kota untuk mengerjakan proyek pembuatan perabot dari kayu. Bu Aseh bilang "ya gimana lagi bu, bisanya hanya sebagai tukang kayu, ya sudah tekun saja buat menjalankan kewajaiban sebagai kepala keluarga". Bu Aseh menceritakan kakaknya yang punya banyak ketrampilan namun tidak mau bekerja dengan orang lain. Inginnya bekerja sendiri, tidak mau diperintah orang lain. Dikasih modal mertuanya sebuah mobil buat grab, tidak mau menjalankan, padahal sama istrinya hanya di terget 300k tiap hari. Di beri modal lagi untuk membuat usaha kerajinan tidak menghasilkan keuntungan juga, sementara istrinya sudah membantu keuangan keluarga dari menjadi guru PNS.   

Saya memberikan kesimpulan bahwa hidup itu harus tekun, menikah juga harus tekun merawat keluarga. Seperti muridnya Riza yang bernama Rere. Ayahnya Rere diminta  ortang tuanya untuk bercerai di depan seluruh keluaga besar ayah Rere. Namun luar biasa ayah Rere mempertahankan pernihakannya dan bersama istrinya akan membangun keharmonisan dalan rumah tangga, terbukti dengan mencarikan guru ngaji Rere. Ibu Rere bernama Nia berkata padaku "Saya  pingin anak saya ngerti agama bu, supaya lebih baik hidupnya daripada kami berdua, kulo matursuwun mas Riza mau mengajari anak saya.". Masyaalloh Mbah Nia dan suaminya semangat menjaga keutuhan rumah tangga dan berusaha memperbaiki generasi selanjutnya.

Silaturohmi ke tetangga juga mendapatkan cerita kalau bu Ghina dijodohkan ayahnya dengan Gianto yang saat itu sudah berumur 30 tahun dan Ghina umur 14 tahun. Saat itu belum menstruasi dan setelah 7 bulan kemudian barulah dia menstruasi. Saat itu saking masih bocil bu Ghina melarikan diri tengah malam dari Gianto. Dia merasa takut dan tidak suka bau badan Gianto. Maklum masih bocil belum tahu cinta. Saat melarikan diri, Ghina sudah diancam pecut sapi oleh ayahnya. 

Ibunya hanya memberikan nasehat "Seng sabar nak, manut ae sama bapakmu daripada kamu dipecut". 

Hal ini membuat Ghina trauma dan bersumpah "nanti saya akan bercerai saat bapak sudah meninggal dunia, gak peduli saya jadi istri yang kaya maupun miskin". 

Dalam kondisi seperti itu, sebagai wanita normal dia hamil dan melahirkan anak sebesar 3,5 kg. Karena masih tergolong bocil belum cukup umur anaknya mengalami kelainan, setiap hari berat badannya turun hingga sebesar 1 botol dan akhirnya meninggal dunia. Setelah itu dia bekerja di pabrik pembuatan minuman apel.

Dia bekerja lembur lembur dengan niat membantu kehidupan Gianto, supaya keluarganya cukup dan pantas seperti keluarga teman Gianto lainnya. Dibalik kekurang sukaan Ghina dia masih memikirkan martabat Gianto di depan temannya dengan membantu bekerja hingga lembur. Namun hal ini berefek megatif pada Ghina karena mungkin Ghianto juga belum merasa dicintai 100 persen oleh Ghina. Akhibatnya Ghina dituduh berselingkuh dengan Turimin mandornya. Turimin berusia 54 tahun pensiunan Tentara. 

Turimin marah karena dicurigai Ghianto selingkuh dengan istrinya. 

Turimin berkata "Mana suamimu, kalau masih mencurigai aku yang tidak melakukan apa-apa akan aku tembak". 

Kalimat itu disampaikan Ghina pada suaminya. 

Ghina bilang "Kalau kamu masih curiga sama aku yang bekerja keras, keluarkan saja aku dari pabrik itu, aku di rumah saja, makan dan tidur, karena aku bekerja itu juga tidak ringan, lebur juga semua untuk keluarga". 

Namun Ghianto tidak mau mengeluarkan dari pabrik dan bahkan menceraikan Ghina.  Ghina dan Ghianto membagi hasil kerja mereka berdua termasuk rumah dijual dan dibagi dua. Ghina mendapatkan bagian belakang dan uang yang Ghina titipkan uang itu ke adeknya.  Ghina hanya meminta Turimin membuatkan rumah, Namun Turimin belum mempunyai uang. Ghina wanita pejuan yang mau soro "Gak apa mas belum punya uang, aku siap menabung, jika biasanya habis 100 ribu, aku siap 50 ribu". Maka mereka membangun rumah yang sudah dibagi oleh Ghianto. Saat itu Turimin belum punya uang, maka memakai uang Ghina  dan suatu saat akan dikembalikan. Alhamdulillah Turimin bisa mebayar utangnya. 

Ghina berumah tangga dengan Turimin selama 17 tahun, namun selama 7 tahun Ghina merawat Turimin yang sakit. Sampai tetangganya berkomentar "kalau bukan Ghina pasti sudah gak mau merawat dengan sayang Turimin yang sakit". Saat Turimin meninggal dunia, maka Thurino yang sudah melihat sayangnya Ghina pada Turimin maka, dinikahilah Ghina oleh Thurino. Namun ada juga Thumijan yang sering bergojlok dengan Thurino karena Ghina sudah diduluin oleh Thutino. Sayang banget anak-anak Thurino tidak merestui pernikahan ayahnya dengan alasan  kuatir harta Thurino yang kaya itu ikut dimiliki oleh Ghina. Akhirnya dipisahkan dengan menggunakan dukun. 

Ghina akhirnya dinikahi oleh Thumijan. Namun tidak lama juga karena anak-anaknya Thumijan juga tidak menyetujui. Ghina dinikahi oleh pensiunan tentara yang bernama Bruno sampai Bruno meninggal dunia. Alhamdulillah Ghina kini hidup dengan pensiunan dari Bruno walaupun tidak seberapa jumlahnya.  Ghina memanfaatkan uang yang dititipkan di adeknya untuk hidup sehari-hari, bersedekah umroh dan membelikan oleh-oleh umroh yang buanyak sebanding dengan biaya umroh. Maklum orang desa senang berkunjung ke orang yang pulang haji dan pulang umroh untuk minta didoakan. Umroh dan Haji merupakah hal yang sangat diidamkan oleh orang desa karena biayanya yang mahal dan sulit dijangkau oleh orang desa.

Ghina juga menyembelih Qurban sapi yang besar, terbaik yang diniatkan untuk 7 orang yaitu  Gianto, anaknya yang meninggal saat bayi, Turimin suami terlamanya, dirinya sendiri, bapak, ibunya dan Bruno. 

Ghina selalu mendapatkan mahar yang besar saat menikah, 10 kali dari mahar ponakananya 50 ribu, Ghina dapat 1000 atau 500. Doanya saat solat Istikaroh (hehe istikhoroh) menunjukkan bahwa agama Ghina belum seberapa, namun keyakinannya tinggi pada Alloh. Saat berdoa dia yakin dengan bacaan Bismillah apik, Alhamdulillah apik. Hal ini menunjukkan Ghina melibatkan Alloh dalam mengambil keputusan dengan menyebut Alloh dan selalu Alhamdulillah, bersyukur dengan ucapan, keyakinan dan bahkan perbuatan dengan banyakknya sedekah. Saat maulid nabi, Ghina belanja alat2 dapur untuk acara sebrutan hadiah. Belanja jauh hari sebanyak 750.000.

Silaturohmi dengan tetangga yang lainnya. Namanya Parti yang menikah mendahului kakaknya. Kakaknya menikah usia 27 tahun karena sedang mondok tahfid. Parti menikah usia 18 tahun dengan Parto. Parto bertani dengan modal yang dikasih oleh Parti hasil jualan sayurnya di pasar. Parti berjualan sayur di pasar, kenalannya banyak  hal ini membuat Parto cemburu dan berbuat kasar pada Parti, akhirnya setelah ditahan sampai punya anak dan Parti meminta cerai pada Parto karena perilaku kasar itu. Hal inilah maka pernikahan diatur dengan negara harus diatas 18 tahun. Supaya secara emosi, ekonomi, agama, ilmu semuanya sudah matang.