Jumat, 13 Desember 2024

ARTI HIDUP

 ARTI HIDUP


Pada suatu masa, hiduplah seorang pria yang terus memikirkan arti hidup.  

Segala jawaban yang ia temukan tidak memuaskan hatinya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada orang lain. Namun, jawaban dari orang lain pun tidak membuatnya puas. Dalam hatinya, ia yakin bahwa pasti ada jawaban yang tepat. Maka, ia pun berkelana untuk bertanya kepada siapa saja yang ia temui. Ia mengunjungi desa, kota kecil, hingga berbagai negara. Sementara itu, waktu terus berlalu.  

Ketika ia hampir kehilangan harapan, orang-orang di sebuah desa berkata kepadanya,  

“Apakah kau melihat gunung di seberang sana? Di sana tinggal seorang bijak tua. Cobalah temui dia, mungkin dia memiliki jawaban yang kau cari.”  

Setelah perjalanan yang penuh rintangan, pria itu akhirnya tiba di rumah sang bijak. Ia masuk dan bertanya, “Apakah arti hidup?”  

Sang bijak menjawab, “Aku akan memberitahumu, tetapi terlebih dahulu kau harus menjalani sebuah ujian.”  

Pria itu setuju. Sang bijak lalu memberikan sebuah sendok teh yang penuh berisi minyak zaitun.  

“Sekarang, berjalanlah mengelilingi taman dan kembalilah ke sini. Tapi ingat, jangan biarkan minyak dalam sendokmu berkurang. Jika ada setetes saja yang tumpah, kau akan gagal.”  

Pria itu, dengan mata terus tertuju pada sendok, berjalan mengelilingi taman dan kembali.  

Sang bijak memeriksa sendoknya dan berkata, “Baik, minyaknya tidak berkurang. Tapi bagaimana taman tadi?”  

Pria itu terkejut.  

“Aku tidak melihat apa pun selain sendok,” jawabnya.  

Sang bijak berkata, “Sekarang, pergilah sekali lagi. Bawa sendok itu, tapi kali ini, perhatikan taman di sekelilingmu.”  

Pria itu kembali ke taman. Kali ini, ia terpesona oleh keindahan taman tersebut—pemandangan yang memukau. Setelah kembali, sang bijak bertanya lagi, “Bagaimana taman tadi?”  

Pria itu menjelaskan keindahan taman yang membuatnya terpesona.  

Sang bijak tersenyum dan berkata, “Tapi lihat, sendokmu sekarang kosong, minyaknya habis.”  

Lalu ia menambahkan:  

“Hidup mendapatkan maknanya dari cara pandangmu. Jika kau hanya fokus pada satu hal, hidup akan berlalu begitu saja tanpa kau sadari. Tetapi jika kau memperhatikan keindahan di sekelilingmu, hidup menjadi bermakna. Arti hidup tersembunyi dalam cara pandangmu.”  

Pada suatu masa, hiduplah seorang pria yang terus memikirkan arti hidup.  

Segala jawaban yang ia temukan tidak memuaskan hatinya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada orang lain. Namun, jawaban dari orang lain pun tidak membuatnya puas. Dalam hatinya, ia yakin bahwa pasti ada jawaban yang tepat. Maka, ia pun berkelana untuk bertanya kepada siapa saja yang ia temui. Ia mengunjungi desa, kota kecil, hingga berbagai negara. Sementara itu, waktu terus berlalu.  

Ketika ia hampir kehilangan harapan, orang-orang di sebuah desa berkata kepadanya,  

“Apakah kau melihat gunung di seberang sana? Di sana tinggal seorang bijak tua. Cobalah temui dia, mungkin dia memiliki jawaban yang kau cari.”  

Setelah perjalanan yang penuh rintangan, pria itu akhirnya tiba di rumah sang bijak. Ia masuk dan bertanya, “Apakah arti hidup?”  

Sang bijak menjawab, “Aku akan memberitahumu, tetapi terlebih dahulu kau harus menjalani sebuah ujian.”  

Pria itu setuju. Sang bijak lalu memberikan sebuah sendok teh yang penuh berisi minyak zaitun.  

“Sekarang, berjalanlah mengelilingi taman dan kembalilah ke sini. Tapi ingat, jangan biarkan minyak dalam sendokmu berkurang. Jika ada setetes saja yang tumpah, kau akan gagal.”  

Pria itu, dengan mata terus tertuju pada sendok, berjalan mengelilingi taman dan kembali.  

Sang bijak memeriksa sendoknya dan berkata, “Baik, minyaknya tidak berkurang. Tapi bagaimana taman tadi?”  

Pria itu terkejut.  

“Aku tidak melihat apa pun selain sendok,” jawabnya.  

Sang bijak berkata, “Sekarang, pergilah sekali lagi. Bawa sendok itu, tapi kali ini, perhatikan taman di sekelilingmu.”  

Pria itu kembali ke taman. Kali ini, ia terpesona oleh keindahan taman tersebut—pemandangan yang memukau. Setelah kembali, sang bijak bertanya lagi, “Bagaimana taman tadi?”  

Pria itu menjelaskan keindahan taman yang membuatnya terpesona.  

Sang bijak tersenyum dan berkata, “Tapi lihat, sendokmu sekarang kosong, minyaknya habis.”  

Lalu ia menambahkan:  

“Hidup mendapatkan maknanya dari cara pandangmu. Jika kau hanya fokus pada satu hal, hidup akan berlalu begitu saja tanpa kau sadari. Tetapi jika kau memperhatikan keindahan di sekelilingmu, hidup menjadi bermakna. Arti hidup tersembunyi dalam cara pandangmu.”  

Aku ingin bermakna dalam beraktivitas, segala aktivitas misalnya di sekolah. Saat tidak ada aktivitas merasa kengangguren maka aku bersedia menggantikan temanku yang tidak masuk. Toh hanya duduk dan mengecek tugas yang telah diberikan temanku dan juga memastikan kalau sudah mengerjakan, kemudian memberitahukan pada guru yang tidak masuk tersebut. Waktu dan tenagaku aku infaqkan untuk memberikan kemanfaatan pada orang lain.

Bersedia mengantarkan lomba jika memang dibutuhkan walaupun itu tidak sesuai dengan bidang yang saya minati. membagikan makanan yang berlebihan selagi masih bisa dimanfaatkan manusia. Alhamdulillah banyak yang merasa terbantu dengan makanan yang lebih tersebut, baik di Surabaya maupun di Batu. 

Bahkan kepindahan ke Batu juga sebuah hal yang ingin hidupku bermakna. Di Surabaya memang nyaman namun karena di Batu membutuhkan maka dengan optimis aku akan di bantu Alloh, maka aku berangkat dengan ridho suami. Alhamdulillah aku syukuri saja hal baiknya dan aku syukuri hal yang kurang membuat nyaman dan berharap hal yang kurang nyaman itu merupakan pelajaran dan juga dapat menghapus dosaku. 

Aku berusaha fokus pada hal baik diantaranya adalah aku makin mengerti kebersamaan dalam keluarga itu sungguh bermakna. Makin bisa menerima taqdir berumah tanggaku adalah hal terbaik yang Alloh berikan yang mungkin orang lain akan merasa amazing dengan anak-anakku yang mau mondok semua. Makin merasakan kedekatan dengan suami dan merasakan keberadaan suami itu sangat bermakna dalam keluarga. Apapun kondisi nya setiap anggota keluarga harus disyukuri. Fokuslah pada kebaikan Alloh. Pas banget membaca buku yang tertulis bahwa : Apa yang ada dalam  Hidup ini untuk dinikmati, bukan mencari kenikmatan dalam hidup ini  sehingga kita bisa bersyukur. 

Pernah saya merenungi saat memberi makanan ke tetangga, jika tetangga itu bersyukur dengan menceritakan kemanfaatan makanan yang kita berikan, maka aku semakin semangat memberikan makanan pada dia dan sebaliknya ada yang ssaat aku beri dia enggan mengulurkan tangannya, entah tidak butuh atau malu aku tidak tahu. Sejak itulah maka aku tidak memberinya makanan lagi. Demikian juga Alloh, jika kita menerima dan bersyukur maka akan terus diberi bahkan diberi lebih banyak dan lebih baik, karena Alloh itu maha baik.


Selasa, 03 Desember 2024

Respon

Berbagai Respon saat menerima  

"Rosulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin hingga membuatnya kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain." (HR. Thabrani).

Memberi pada orang akan melihat berbagai respon :

1. Menolak dengan cara halus "saya sudah masak, monggo dikasihkan orang lain daripada mubadir, matursuwun lo njih" 

2. Sangat bersyukur dan merasa hal ini dapat mengurangi biaya belanja (Tio)

3. Sangat bersyukur dan menceritakan kalau dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. "Saya goreng lagi, saya bikin nasi goreng, saya keringkan dan saya masak ketika tidak punya beras" (Rumah Bambu, elveka)

4. Sangat bersyukur dan merasa itu sangat enak sehingga walaupun sedikit dimakan dengan orang yang dicintainya (Rahmat)

5. Agak enggan untuk mengulurkan tangan menerima, walaupun pada akhirnya berterimakasih (ibu 8 anak)

6. Enggan menerima jika dihadapan orang lain, kalau hanya berdua menerima dengan ekspresi biasa. (Sangat)

7. Tidak berterimakasih, menganggap itu biasa (Itag dan Icus)

8. Sangat bersyukur dan mendoakan panjang lebar "kulo dongaaken dados amal njenengan yang bertumpuk-tumpuk, mangke diunduh teng akhirot, sehat dan panjang umur"  (Mbok Nah)

9. Sangat bersyukur dan merasa telah memberikan penghidupan tiap hari, sampai dikenalkan pada seluruh saudaranya sekampung. (Lia)

10. Menjadi merasa lebih dekat dan dianggap saudara special sampai saudaranya dan orang tuanya menitipkan salam. (Isma)

11. Menolak halus karena tahu bahwa ada yang lebih membutuhkan (Huda)

12. Menyiapkan wadah untuk menerima (Elveka)

13. Selalu menyapa si pemberi "Bu, ojok lali karo aku lo ya" (Tuni)

14. "Sampeyan repot-repot masak kok di bagi-bagi" (Sabrang Bendo) dengan melihatkan wajah cerianya. 

Begitulah respon manusai terhadap sesamanya, mungkin juga terhadap Alloh. Maka alloh berfirman jika hamba bersyukur maka akan menambahkan nikmatNya. Sama halnya dengan macam-macam respon  di atas, akan terus memberi jika ditanggapi dengan sangat bersyukur dan menceritakan kemanfaatannya.


Kembar


                                                             Ultah ke 16

Alhamdulillah barokalloh untuk anak kembarku Muhammad Ibrahim Akbar dan Muhammad Ismail Akbar kalian menuju remaja yang Solih. Kini genap usiamu 16 tahun. Masih sangat panjang perjalanan hidup mengarungi dunia ini.

Niatkan setiap langkahmu adalah ibadah kepada Alloh, jalani dengan ikhlas dan sabar iringi dengan syukur dan cinta, in syaa Alloh apa yang jadi cita²mu dimudahkan oleh Alloh.

Abi dan Ummi akan merestui dan mendoakan keberhasilan mu dan kesuksesan mu di dunia dan akherat.

Selamat bertambah usia anak²ku. Barokallah fiikum

Memang 15 tahun yang lalu kehadiranmu umi abi rencanakan dengan menggunakan kalender chino. Karena Mas Riza sudah umur 4 tahun, sesuai dengan jaraknya mbk Sari dan mas Riza yang keduanya hamil tanpa rencana "begitu saja". Jika direncanakan Alloh memberikan kamu berdua mengendap di rahim umi. 7 Bulan baru umi USG dan tahu kalau kamu kembar. Saking kagetnya umi bilang sama temannya umi yang mereferensikan ke donteri itu " Us Nita, doktermu Gila, aku ya gak mungkin punya keturunan kembar lah". Biasanya memang aku tidak pernah USG pada 2 kakaknya kecuali saat 7 bulan untuk memastikan sudah siap masuk panggul atau belum. Bulan-bulan sebelum 7 bulan aku hanya heran kok gerakannya banyak padahal mas Riza laki saja tidak sebanyak ini. Lapar terasa setiap saat hingga selalu sedia pisang dan telo yang biasanya aku tidak suka jadi suka, agak aneh. Aku bilang sama abi "Mas, anakmu iki buto opo piye yo? kok luwe gak ada marine". 

Lebaran datang, kami silaturohmi bersama Zula adekki yang saat itu juga hamil anak ke 2 Via yang lahir bulan Oktober. Saudara yang kami kunjungi bilang "Hayo disik sopo iki seng melahirkan?". Spontan aku jawab "Jelas adek mbah, adek sampun 9 bulan kulo tasek 7 bulan".  Saat hamil perut besar banget sampai ke WC harus duduk karena tidak bisa jongkok, saat duduk seperti sedang memangku bola basket, hingga memakai kaos kakipun tak bisa. Namun naik badanku hanya 10kg dan saat terakhir USG beratnya sekitar 2,8 dan 2,9kg. Setelah tahu kembar, memang saat dalam perut selalu aku ajak bicara  "Nak, yang rukun ya, berbagi makanan dan tempat yang adil". Kakiku sampai bengkak setiap pulang kerja, biasanya pada kehamilan kakakny tidak perna seperti itu. Jika sudah bengkak terasa berat dan gatal yang hingga kini belum sembuh gatalnya. Obatnya hanya di gantung di dinding kamar dan perut terlentang. 

4 Desember jam 20.30 aku baru pulang dari Rumah Sakit Khodijah memeriksakan kandungan yang masih kurang 2 minggu lagi. Tiba-tiba terdengar telingaku "Thes" dan terasa hangat air keluar dari jalan lahir. Aku kaget padahal aku tidak merasa pipis, dan baunya bukan pipis, malah tidak berbau namun langsung seluruh bajuku basah dan saat pakai pembalut sudah tidak nampung. Segera aku menelpon dokter Dini "dokter ini apa ya? kok tidak terbendung?" Donter dini menjawab "Itu ketuban ustdh, segera ke rumah sakit, saya siap-siap". 

Langsung saya dibonceng suamiku naik motor biar cepat sampai. Sesampai di rumah sakit, baju seragam biru yang aku pakai sejak dari sekolah langsung basah oleh ketuban dan langsung naik ke meja pasien. Sesaat kemudian berganti baju operasi, disuntik tulang belakangku, dites kakiku 

"Terasa tidak ustdh?" bu Dokter Dini bertanya

 "Tidak bu" Jawabku

Sesaat terdengar bunyi alat-alat operasi dan para dokter bergurau sambil bekerja. Sementara nafasku hanya terasa sampai dada. Jam 22.00 lahir Ibrahim 

"Maaf ya ustdh saya tekan dikit" begitu bu dokter Dini bilang. 

Langsung terdengar suara tangisan dan bidan menunjukkan ke aku "ini bu bayi pertamanya". Lalu di bawa pergi oleh bidan. 

Semenit kemudian "maaf ustdh satu lagi ya" begitu dokter Dini memberitahu aku. 

"Ini bu bayi keduanya" kata bodan itu. 

Setelah itu aku merasa sangat dingin hingga chathuken gigiku dan langsung aku tak sadar. Sadar setelah jam 4 pagi bidan membangunkan aku "ayo bu bangun mandi" setelah itu pergi dan aku akrena takut di ruang pemulihan yang besar hanya ada aku...hihi takut akhirnya aku tertidur lagi. Jam 6 bidan datang lagi dan mulai terasa jahitanku sakiitt. Gerak miring dikit saja sakit, akhirnya aku hanya diam menahan sakit.

Emak datang jam 8 pagi dan membantu aku mandi, mencantolkan baju saja aku tak mampu. 2 hari aku di kamar bersalin ditemani emak dan suami yang juga mondar-mandir mengurusi 2 kakak. Mencoba melihat di kamar bersalin sambil mringis-mringis menahan sakit. Alhamdulillah 3 hari boleh pulang dan masyaalloh yang menyambut sangat banyak ingin melihat anak kembar yang ganteng. Ibrahim seperti orang belanda dan Ismail mirip orang arab. Sampai aku sendiri tidak bisa niteni, di dahinya dikasih solasi kertas ditandai I untuk ibrahim dan II untuk Ismail. 

Alhamdulillah kalau nangis tidak bersamaan, Ibrahim kalau nangis diminumi susu langsung diam, Ismail minta digendong. Gantian minum Asi dan Ibrahim lebih banyak jatah minumnya sehingga 6 bulan dia sudah merasa kurang dan tidak puas dengan Asi lebih banyak minum botol. Ismail minum lebih sedikit hingga usia 8 bulan, Asi sudah sangat sedikit. 

Kelucuan saat mereka BAB aku sudah membersihkan Ibrahim yang di ruang tamu, "Lo kamu ek ek lagi le?" eh ternyata ganti Ismail yang BAB. Saat Ismail minta ditetah ke kanan Ibrahim minta di tetah dengan arah yang berbeda...wah harus mengalah ini satunya.



VC bersama Mbak Sari dan Kembar